~
Happy Reading
"Permisi… apa ada orang", teriakku didepan rumah Jong In.
Tampaknya tidak ada jawaban, mungkin tidak ada orang disana. Aku kemudian melangkah meninggalkan rumahnya dan tiba-tiba Jong In membuka pintu pagar rumahnya.
"Aa! Kamchagiya!!"
Aku benar-benar kaget melihat dia tiba-tiba keluar dari rumah itu, dia juga sama kaget melihat aku yang berdiri didepan rumahnya.
Jantungku benar-benar mau copot ketika dia datang seperti hantu yang gentayangan. Matanya melotot menatapku dan aku juga melotot menatapnya.
"Apa yang kamu lakukan disini?",
"Kaget anying!"
Mencoba mengelus dadaku."Ha?"
Matanya semakin melotot kaget."Ha? Nggak?" Aku terdiam dan masih bingung "aku ingin menemuimu", jawabku.
Dia tersenyum manis "benarkah?", Katanya.
Aku mulai bersikap konyol "apa kamu mendengar perkataan tadi?"
Dia kembali tersenyum dan mengangguk, tampak gigi putihnya tersusun rapi. Aku juga nggak menyadari bahwa dia ternyata mendengar suaraku.
Oh iya, pantas saja tadi aku memanggil orang dirumahnya tidak ada satupun yang mendengar. Ternyata cuma ada dia didalam rumah itu.
"Aku ingin memasak makan malam, tapi bahannya nggak ada",
Membuka percakapan sambil tersenyum tipis kepadaku."Terus, kamu mau ke toserba?"
"Hmm" menggangguk
"Ayo" kataku sambil memegang tangannya.
Awalnya dia kaget, tetapi kemudian dia tersenyum.
Kami berjalan menuju toserba terdekat. Aku merasa cuaca sudah benar-benar dingin. Bagaimana tidak, tahun ini akan berakhir dan akan datang tahun yang baru.* * *
"Apa?! Lo kalah lagi dari dia?!", Suara keras.
"Bukan kalah kak, tapi dia sok-sokan banget", mohon Eun Tak.
Eun Tak terlihat seperti orang bodoh dan lemah didepan laki-laki itu.
"Bodoh, terserah. Mau sok-sokan kek, mau enggak kek. Tapi Lo kalah anjing!"
"Kak, tolong kasih aku kesempatan lagi"
"Nggak ada kesempatan, biar gw yang menghadapinya".
Laki-laki berbadan besar itu berdiri dan menendang Eun Tak sampai dia terbaring beberapa meter.
"Sampah", kata nya sambil tersenyum miring dan mengerikan.
***
"Wah tampaknya makanan ini akan terasa enak",
Ucap nenek Jong In setelah membuka tutup tukpegi."Ya" aku tersenyum manis "terima kasih nek", kataku didepan meja makan.
"Tidak… kenapa berterima kasih, makan sepuasnya ya", ucap nenek Jong In dengan sangat ramah.
Nenek meletakkan semangkuk nasi didepanku dan menata makanan lainnya diatas meja.
"Ya~" jawabku dengan sangat senang.
Dan jujur ya teman, aku bersikap sangat sok manis didepan nenek Jong In. Entah kenapa? Aku nggak tau, sikap sok manis itu muncul aja. Dan setelah diingat-ingat, kadang aku jijik dengan sikap sok manis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always Ends
Romance"Untukmu yang menyukai salju" "Kamu yang menyukai angin dingin dan putihnya salju" "Kelemahan mu bukanlah hal yang membuat mu menyerah menjalani hidup" "Terjebak dalam sebuah ilusi, mencari bayangan mu yang sempat kutemui. Melihat tatapan mu yang...