3. Ngambek

806 106 1
                                    

"Yoonbin?"

"Yes, Bunda!"

Yoonbin yang sedang serius bermain game jadi mendongak, meletakan ponselnya begitu saja lalu menghadapkan tubuhnya pada sang bunda.

Bunda menatap Yoonbin lantas bertanya, "Gimana adik kamu? Masih marah?"

Yoonbin terdiam. "Aku belum ngecek lagi sih, Bun. Tapi dari tadi anaknya nggak keluar-keluar kamar."

Bunda menghela napas. "Dia bertengkar apalagi sama temennya? Bujuk adik kamu, gih. Sekalian ajak makan malam, ya."

Yoonbin meringis mendengar itu, karena tadi saat mereka baru memasuki rumah bunda bertanya, mengapa Haruto terlihat kesal dan cemberut.

Lalu, Yoonbin menjawab asal: "Biasa, Bun. Bertengkar sama temennya."

Dan bunda percaya.






Yoonbin mengangguk, lekas beranjak pergi ke kamar Haruto. Dalam perjalanan ia mengukir seringai menyebalkan.

*

Setelah beberapa saat, sampailah si sulung di depan pintu kamar Haruto. Ketika akan mengetuk, Yoonbin salah fokus pada papan kecil bertuliskan: 'HEH YOONBIN LO NGGAK BOLEH MASUK!!!'

Lalu papan di bawahnya: 'DON'T YOU DARE!!!'

Yoonbin mengeryit. Sejak kapan kata-kata di pintu itu berubah jadi lebih tajam? Memang harus di beri pelajaran. Yoonbin mengulurkan tangan membuka pintu.

Tidak di kunci.

Ia pun tersenyum miring, mendorong gagang pintu dan masuk ke dalam. di kamar dapat Yoonbin lihat Haruto sedang tidur.

Oalah, bikin orang khawatir saja.

Yoonbin berjalan mendekat dan berdiri di samping kasur Haruto, menatap wajah adiknya yang tertidur damai, terlihat polos dan kalem.

Yoonbin jadi tidak tega, niatnya mengerjai menguap begitu saja.

"Ru, bangun." Yoonbin berucap lembut, menatap adiknya yang masih terlelap tak ada pergerakan.

"Ruto, bangun," ucap Yoonbin masih lembut, kali ini menatap datar. Masih tak ada pergerakan.

Yoonbin menarik nafas, sedikit menunduk menyibak selimut Haruto membuat cowok itu mengeluh pelan mengubah posisi.

Yoonbin berusaha sabar, karena itu ia menunggu selama sepuluh detik.

Setelahnya dengan tidak peduli naik ke atas kasur Haruto, lalu melompat-lompat riang membuat tubuh Haruto bergerak tak karuan.

Haruto melenguh dan terbangun dengan terkejut, ia mengambil bantal di samping untuk dilemparkannya pada Yoonbin. Namun, si sulung berhasil menangkis, lantas melompat mendekat pada tubuh Haruto dengan heboh.

Haruto berdecak saat membuka matanya, lantas beringsut duduk. "APA SIH APAA?!?!" amuknya.

Yoonbin berhenti melompat. "Nggak ada sih, iseng aja," jawabnya ringan.

Haruto mengepal kedua tangan, "Anjing!" umpatnya kasar sembari menatap tajam Yoonbin emosi.

Yoonbin menatap dingin, lalu melempar kasar bantal di tangannya ke wajah Haruto.

Haruto terhuyung keras ke belakang, ia menyingkirkan bantal menatap marah. Namun, melihat tatapan Yoonbin yang terlampau dingin membuat Haruto terdiam.

"You say what?"

Haruto merapatkan bibir mendengar nada dingin dan datar Yoonbin, ia mengkerut ciut.

"I never taught you to cursing, so don't do that. I really fucking hate when my little brother curse me."

Haruto sedikit membuka mulut, tetapi kembali merapatkannya, menunduk kecil tak bisa membalas.

Jika Yoonbin sudah menggunakan bahasa Inggris hanya ada dua kemungkinan. Yoonbin sedang Serius, atau Yoonbin sedang marah.

Dan Haruto membenci keduanya.

Cowok itu masih menatap Haruto dingin seakan mengintimidasi, tetapi tak lama ia menghela napas panjang. "Turun, udah di tunggu Bunda." Yoonbin melembut.

Haruto mendongak, menatap Yoonbin lalu mencebikan bibir bawahnya. "Ngapain?" tanyanya ketus.

"What do  you think?" Yoonbin menaikan satu alisnya menjawab ketus juga. "Get out!"

Haruto memberi tatapan kemusuhan, lalu dengan sedikit rusuh bangkit berdiri dan berjalan keluar kamarnya dengan kaki dihentak-hentakan ke lantai seperti anak kecil.

Yoonbin mengendurkan ekspresi wajahnya, tidak sedingin dan sedatar tadi, lalu melompat turun dan membereskan selimut Haruto.








"BUNDAAA LIAAT BANG YOONBIN BULLY AKUUU!!!"







Yoonbin menoleh dan menghela napas, berjalan keluar kamar dengan tenang. Namun, karena tak tahan ia mengomel kecil.

"Dasar bocah!"

*


Berbeda dari biasanya, hari ini Yoonbin berangkat lebih pagi. Selesai sarapan roti dengan slai ia langsung berangkat setelah pamit pada kedua orang tuanya. Begitu sampai sekolah, Yoonbin tidak langsung berjalan ke koridor kelas dua belas melainkan ke kelas sepuluh. Berjalan ke salah satu kelas, lalu berhenti tepat di samping pintu menunggu, menyandarkan punggungnya ke dinding, melipat kedua tangan, menatap datar anak kelas sepuluh yang segan ingin masuk ke kelasnya sendiri.

Setelah berdiri cukup lama, dua orang yang ditunggu datang juga. Yoonbin menegakkan tubuh, lalu merentangkan tangan menghalangi mereka.

"Gue mau ngomong. Ikut gue," ucap Yoonbin tanpa basa-basi menatap tepat mata mereka secara bergantian lalu berbalik melangkah lebih dulu tanpa menunggu jawaban.

Kedua siswa itu menenguk ludah, saling pandang sejenak sebelum akhirnya mengekori Yoonbin menurut.

✿.

Sabtu, 01 Mei 2021
Have a nice day!

+ bonus foto

+ bonus foto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang