Siang itu, Yoonbin sedang berdiri di pinggir lapangan dekat tribun mengawasi anak-anak basket yang sedang latihan.
For your information, Yoonbin adalah Kapten Basket yang saat ini tengah menggantikan posisi pelatih mereka.
Ketika ia fokus mengawasi, tiba-tiba saja kepalanya ditoyor dari belakang membuat cowok itu terhuyung sejenak ke depan.
"Anj---" Yoonbin nyaris mengumpat. Begitu mendapatkan kembali keseimbangannya, ia menoleh dan dengan gerakan cepat menahan pergelangan tangan Haruto yang hendak lari, kabur.
Watanabe Haruto, adik satu-satunya Yoonbin sekaligus si bungsu di keluarga, juga orang yang baru beberapa detik lalu menoyor kepala Yoonbin dengan sedikit kurang ajar, kini nyengir lebar.
"He, he."
Yoonbin menatap datar, berikutnya ia menyentil kencang dahi Haruto lalu menoyornya membuat Haruto termundur beberapa langkah sembari merintih kecil. Barulah Yoonbin melepas genggamannya.
Haruto menyentuh dahinya dengan tangan kanan, mencebikan bibir dengan mata berkaca-kaca. "SAKIIIT!!"
Yoonbin menaikan alis. "Siapa yang mulai," katanya tanpa ekspresi.
Haruto mendelik, "Lo-lah! Masa gue?" balasnya tak mau kalah.
Yoonbin memutar bola mata, "Gue sibuk. Hush!" usirnya. Lantas membalikan tubuh kembali menghadap lapangan.
Haruto mendengus. "Siapa juga yang mau ganggu lo?" balasnya ketus.
Yoonbin tak mengubris.
Haruto kembali mendengus dicueki si abang, kini mengalihkan pandangnya pada lapangan menatap anak-anak basket.
Hening sejenak.
Haruto masih mengelus dahinya sembari menatap salah satu anak basket, Mashiho, yang sedang men-dribble bola orange itu sebelum akhirnya melompat dan mencetak point.
"Kak Mashi keren, ya? Padahal kalau disandingin sama gue tinggian gue. Tapi kalau urusan basket, Kak Mashi keren banget!" gumam Haruto tanpa sadar menatap Mashiho dengan kagum.
Yoonbin melirik sejenak. "Gitu doang, gue juga bisa," ucapnya tanpa mengalihkan pandangan.
"Idih." Haruto menatap Yoonbin. "Ada gue ngomong sama lu?"
Yoonbin tak menjawab, lebih tepatnya tak begitu peduli dengan ucapan Haruto membuat ia tersenyum miring merasa menang. Dialihkan pandangan menatap lapangan tepat saat Mashiho mencetak three point.
"Woahh, keren!" Haruto kembali terpesona kini dengan mulut terbuka kecil.
Yoonbin berdecak pelan, menatap Haruto sinis yang juga dibalas sekilas sebelum akhirnya kembali menatap lapangan.
"Kalau diliat-liat Kak Mashi sama Kak Jaehyuk chemistry-nya dapet juga," ucap Haruto tanpa sadar, lagi.
Yoonbin menoleh ke samping sepenuhnya. "Apaan, sih? Balik lo, balik! Ganggu!"
"Duh, kasar banget!" keluh Haruto saat Yoonbin membalik paksa dan mendorong-dorong pundaknya.
Yoonbin tak mendengarkan, terus saja mendorong Haruto sampai akhirnya cowok itu menghempas tangan Yoonbin.
"Ganggu, Dek. Gue lagi serius," ucap Yoonbin langsung menatap kedua bola mata Haruto begitu cowok itu menatapnya kesal.
Dahi Haruto mengeryit. Dek!? Sejak kapan Yoonbin memanggilnya dengan kata Dek? Apa, sih? Aneh!
"Dek!?" beo Haruto dengan nada sedikit tinggi tidak setuju.
Yoonbin merapatkan bibir sejenak, lalu mendengkus. "Balik sana, jangan ganggu gue."
"Siapa yang ganggu lo Yoonbin?!!" Haruto kesal.
"Lo napas aja udah ganggu," ucap Yoonbin pelan, tetapi masih bisa lawan bicaranya dengar.
Haruto mengepal kedua tangan, mengeram kecil dengan gemas. Pengin nabok sebenarnya, tetapi nanti dibalas dengan lebih kejam.
Yoonbin menoleh. Ia mengerjap lalu menyentil dahi Haruto pelan membuat cowok itu terkejut kecil. "I am older than you."
"I don't care at all," balas Haruto dengan setiap kata ditekankan.
Yoonbin menyentil dahi Haruto sedikit lebih kencang dengan tatapan dingin yang jelas, memperhatikan Haruto tanpa kata membuat Haruto yang hendak membuka mulut mengomel jadi merapatkan bibir sedikit ciut.
"Apa, sih, sentil mulu!" omel Haruto lalu membuang muka tak berani menatap Yoonbin terlalu lama. Takut.
"Balik kelas," ucap Yoonbin dengan nada mengusir.
"Gue masih mau di sini." Haruto keras kepala.
"Ngapain? Lo bukan anak basket, nggak ada urusan," ucap Yoonbin keukeh mengusir Haruto.
Haruto menatap Yoonbin kesal, kemusuhan. Terdiam beberapa saat, lalu mendengus. "Iya, gue pergi!"
"Hush!" Yoonbin menggerakkan tangan mengusir yang dibalas umpatan tanpa suara dari sang adik.
Selanjutnya, Yoonbin tak ambil peduli. Ia hanya menatap lapangan dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
Di sisi lain, Haruto menghentikan langkahnya, setengah berbalik menatap punggung Yoonbin. Diam sejenak menimang keputusan, sebelum akhirnya berbalik sepenuhnya berjalan cepat menghampiri Yoonbin untuk menoyor kepala itu dari belakang kemudian lari.
Yoonbin mengumpat kasar, membalikan tubuh mendelik sepenuhnya ke Haruto.
Haruto tertawa ringan di tengah larinya dengan hati terasa puas. "IYA, SAMA-SAMA!!!" teriaknya nyaring.
Yoonbin terdiam menatap itu, tetapi tak lama ia mengukir senyum miring. Lihat saja, akan Yoonbin balas dengan lebih kurang ajar.
Walau Yoonbin yang berbuat, harus Haruto yang mengakhiri.
Itu prinsip Yoonbin. Dasar abang kurang ajar!
❀
KAMU SEDANG MEMBACA
ABANG
FanfictionWell, seperti prinsip abang pada umumnya; Nggak ada yang boleh nyakitin adek gue selain gue; Yoonbin juga memegangnya. Ya, karena itu, Haruto membenci Yoonbin sampe ke ubun-ubun. Pub : 14 April 2021 End : 17 Juli 2021 - - - ✰ Alternative Universe...