Kejutan Kecil untuk Ayah

702 85 11
                                    

Warn: part ini panjang, banget! 3353 kata, enjoy~

Sekarang sudah lebih dari tujuh hari kedua-nya berbaikan, tidak banyak yang berubah. Masih adu mulut namun tidak sesering dulu. Perbedaan paling mencolok kedua-nya sering terlihat bersama.

Seperti sekarang, Haruto sedang berada di kantin menikmati makan siangnya, di hadapan Haruto ada Yoonbin yang juga satu meja dengan Haruto. Tak hanya berdua, teman-teman yang biasa bermain bersama mereka juga duduk berhadap-hadapan ataupun samping-sampingan.

"Bang, nih. Gue gak mau." ucap Haruto sembari menaruh onigiri di samping mangkuk Yoonbin.

"Terus kenapa lo beli?" tanya Yoonbin dengan tangan memegang sendok berisi bakso dan kuah.

"Karena keliatannya enak, tapi sekarang gue udah kenyang. Buat lo aja." ucap Haruto, lalu menenggak air mineral.

Yoonbin mengangguk kecil dan kembali memakan bakso-nya. "Thanks."

Haruto mengangguk, lalu menoleh menatap Jeongwoo.

"Napa lo?" tanya Haruto karena sejak tadi Jeongwoo terus menatap Haruto lalu Yoonbin secara berulang-ulang disela-sela makannya.

Jeongwoo mengerjap kemudian balas menatap Haruto, "Kalian... gak mau ribut lagi?"

Haruto menatap Jeongwoo dengan satu alis terangkat tinggi, Yoonbin menatap Jeongwoo dengan kedua alis terangkat sejenak lalu kembali memakan bakso-nya, tidak peduli.

Segera Jeongwoo menjadi pusat perhatian orang-orang yang satu meja dengan-nya, Junghwan bahkan sampai terbatuk.

"Lo belum terbiasa ya? Sama, gue juga." kata Jihoon mengerti.

Jeongwoo menatap Jihoon, "Lo ngerti kan, kak. Kaya... apa ya, gue bingung jelasin-nya. Aneh aja gitu...."

"Dari awal sering adu mulut, terus ribut. Abis itu bertengkar lamaaaa... kebesokan hari-nya, tau-tau akur. Malah lebih keliatan nempel walau sedikit adu mulut. I feel you, Woo." ucap Alska, mengangguk kecil di akhir.

"Bilang aja gak suka ngeliat kita akur." ucap Yoonbin tak acuh setelah menghabiskan bakso-nya.

"Nggak gitu, kak. Gue mah seneng-seneng aja ngeliat kalian akur, tapi lebih seneng liat ribut-ribut kaya dulu sih."

"Lambemu, Woo." Junghwan menepuk pelan bahu Jeongwoo.

Jeongwoo tertawa kecil, "Nggak, gak. Gue bercanda." ucap-nya meluruskan.

"Ya, gak pa-pa sih. Ribut yuk, Ru!" Yoonbin menyahut santai, dia menarik kerah seragam Haruto.

Haruto menepis tangan Yoonbin, "Baju gue lecek, heh!" balas Haruto galak.

"Yahh, Haruto-nya gak mood, Woo." Yoonbin beralih menatap Jeongwoo. "Sama lu aja gimana?"

Jeongwoo segera menggeleng melihat Yoonbin tersenyum miring ke arahnya.

"Kasih paham, Bin." ucap Jihoon yang langsung ditegur oleh Hyunsuk.

"Lo kalau ngomong yang bener!" tegur Hyunsuk tak suka pada Jihoon.

"Kalau buat sparing mah gak pa-pa, Jeongwoo gak bakal babak belur di tangan Yoonbin." ucap Junkyu.

Yoonbin menyeringai "Tuh, gimana, Woo? Biar lo paham aja."

"Apaan sih, bang." Haruto menendang pelan kaki Yoonbin membuat cowok itu beralih menatap ke arahnya.

Yoonbin menaikan satu alis, bertanya tanpa suara.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang