9. Haruto Marah

622 86 9
                                    

Haruto mengeraskan rahang dengan kedua tangan terkepal di kedua sisi tubuhnya sembari melangkah lebar dengan cepat. Matanya menyorot dingin dan tajam, tak peduli dengan murid-murid yang segera menyingkir menepi dengan takut.

Siapapun yang melihatnya sekarang akan tau bahwa cowok itu sedang marah, hal yang sangat -mungkin hampir- tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Mau bagaimana, yang selama ini mereka lihat hanya sisi terangnya saja. Haruto yang bahagia, Haruto yang tertawa, Haruto yang manis, Haruto yang moody-an, Haruto yang ngambek lucu, Haruto yang kesal, dan sebagainya. Tak ada yang pernah melihatnya benar-benar marah dengan aura semenyeramkan ini. Bahkan untuk Jeongwoo dan Junghwan yang sudah mengenal lama pun dibuat terdiam segan hanya dengan sorot mata Haruto saja.

Waw.

Ini berawal saat mereka kembali ke kelas setelah dari kantin menemukan teman mereka yang seminggu ini tidak masuk sekolah karena ada urusan keluarga di luar negri sedang duduk sendirian dengan cermin di tangannya. Pun wajahnya yang babak belur.

"Alska!" Haruto memekik segera berjalan cepat membuat yang di panggil gelapan dan langsung menyembunyikan wajahnya di balik lipatan lengan.

"Muka lo kenapa?" tanya Jeongwoo khawatir mengguncang pelan bahu cowok bernama Alska itu.

Alska, menggeleng ribut. "Nggak pa-pa!"

Haruto tak percaya, lekas duduk di kursi depan meja Alska lalu dengan paksa menarik kedua lengan Alska.

"Sumpah gue nggak pa-pa, jangan tarik-tarik, njing!" katanya jadi mengumpat.

"Ru, jangan di paksa," ucap Jeongwoo pengertian. "Jangan kasar."

Haruto menghentikan pergerakan tangannya, ia menghela nafas. "Maaf," ucapnya pelan.

"Ka, lo berantem lagi? Sama anak kelas 12 yang kemarin?" tanya Jeongwoo.

Alska terdiam.

Haruto berdecak dan berkacak pinggang. "Ngapain sih ributin cewek lagi? Dia nggak baik buat lo, dia nggak serius, Ka," ucap Haruto bersungguh-sungguh.

"Ck, nggak. Gue udah ikhlasin Hera." balas Alska serak.

Jeongwoo dan Haruto kompak menaikan alis. "Terus?" tanya keduanya berbarengan.

"Nggak pa-pa."

Haruto gemas, dan dengan sekali sentakan ia berhasil menjauhkan tangan Alska dari wajahnya, tetapi cowok itu justru menunduk dalam bersikeras tak ingin menatap ketiga temannya.

"Ka, tatap mata gue!" ucap Haruto paksa. Namun Alska tak menuruti. "Tatap mata gue atau gue ngambek!" Haruto meninggikan suara.

Alska hanya menggeleng kecil.

"Alska, ih!" Haruto yang kesal membanting tangan Alska kasar dan melipat kedua tangannya sendiri di depan dada. Cemberut.

Alska mengulum bibir sejenak, menghela nafas pelan dan mendongak menatap ketiganya. Segera, Haruto mencondongkan wajah menyentuh pelan lebam di sudut mata Alska menggunakan jari telunjuk membuat cowok itu mendesis sakit menatap tajam Haruto yang meringis.

Jeongwoo menggeleng kecil. "Heran, baru masuk aja udah ada kejadian ajaib."

Alska menatap Jeongwoo, tetapi segera teralih saat Haruto bertanya macam-macam, ini dan itu, lalu membujuk Alska agar memberi tau alasan mengapa Alska bisa babak belur begini. Karena penasaran Jeongwoo juga membantu Haruto membujuk Alska, tak peduli jika cowok itu mungkin akan mengumpati mereka.

Berbeda dengan Haruto dan Jeongwoo, Junghwan justru hanya diam mengamati sejak tadi. Tak bicara sejak melihat Alska bercemin dengan wajah babak belurnya. Junghwan menyadari satu hal dan yakin dengan hal itu. Jeongwoo juga pasti tau, tetapi hanya belum menyadarinya saja.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang