12. Awkward

547 88 0
                                    

Warn: chapter ini panjang.

-

"Aduuuuh! Alska sakiit!!!"

Haruto berteriak keras saat Alska menekan kakinya yang keseleo. Sang pelaku, Alska, hanya terkekeh ringan tanpa dosa.

"Maaf, maaf, ya udah nih gue benerin lagi kompresannya."

Haruto menatap kemusuhan, meringis pelan saat Alska kembali menempelkan kompresan es batu pada kakinya. Dingin.

Padahal niat Alska tadi hendak memijat kaki Haruto, tetapi tidak sengaja menekan bagian yang sakit, begitu deh jadinya.

"Gimana? Masih sakit?" tanya Alska peduli.

Haruto mengangguk lalu menggeleng pelan. "Lumayan," nadanya terlalu biasa.

Alska hanya mengangguk, lekas menarik kursi lalu duduk di sana. "Lo belum cerita kenapa bisa keseleo kaya gini. Ah, nggak. Gue tau alasannya."

Haruto mengeryit. "Nggak jelas!" cibirnya sembari membenarkan posisi duduknya.

"Yang lain pada ke mana?"

"Junghwan masih di panggil guru sementara Jeongwoo pergi ke kantin beliin lo bubur."

Haruto mengangguk saja dan suasana menjadi hening.

Pintu UKS di buka membuat kedua orang itu menoleh kompak, suara seseorang yang familiar terdengar disusul dengan suara langkah kaki.

"Siang, Haruto!" Junkyu menyibak tirai Haruto yang sedikit terbuka dengan senyuman di wajahnya. "Eh, ada Alska juga. Siang, Alska!"

Kedua orang itu mengangguk sambil tersenyum, "Siang, Kak Junkyu!" balas keduanya.

Junkyu mendekat dan berdiri di samping Alska, dia menyodorkan sebuah botol minum kemasan pada Haruto. "Gimana kaki lo?" satu tanya untuk Haruto sementara sang empu menerima botol pemberiannya dan mengucapkan terima kasih.

"Udah baikkan, tadi Alska bantu pijet juga." Haruto membuka kemasan di tutup botol lantas menenggaknya.

Junkyu menoleh pada Alska, "Wah jago pijet juga lu!" ia menepuk pelan bahu Alska.

Alska meringis, "Bisa dikit-dikit gue, Kak. Kalau jago mah, udah jadi tukang pijet!"

Junkyu tertawa kecil mendengar candaan Alska.

"Rutooo, main yuuk~" suara Jeongwoo yang sengaja diayunkan memasuki indra pendengaran mereka tengah memasuki UKS sembari menenteng plastik berisi bubur. Melangkah ringan menghampiri Haruto.

"Lah, kok Kak Junkyu bisa sampe sini?" Jeongwoo menghentikan langkah sejenak menatap Junkyu. "Oh ya, ini bubur lo."

Haruto menerima plastik bubur yang Jeongwoo berikan, dia menggeser kakinya agar Jeongwoo bisa duduk di pinggiran ranjang.

"Ohh .. tadi gue liat Haruto jatoh pas main bola, gue kira kan dia jatoh biasa, tapi ngeliat Haruto dipapah Alska gue jadi khawatir," jelas Junkyu lalu menghela nafas. "Kok bisa sih lo main bola nggak fokus? Kalau gitu mah mending nggak usah ikut daripada nyelakain diri sendiri!"

"Tuh, Kak Junkyu aja sepemikiran sama gue. Coba lu nurut kata-kata gue, Ru. Lo pasti nggak bakal keseleo begini!" Jeongwoo mengomel.

Haruto mencebikkan bibir bawahnya. Memang sih Haruto keseleo karena kesalahannya sendiri yang tidak fokus saat bermain bola beberapa menit lalu. Namun, Haruto ingin mengalihkan pikirannya dengan bermain bola. Pun tak tahu kalau ia akan keseleo begini.

"Hadeeeh, gara-gara Yoonbin, ya?" pertanyaan Junkyu membuat Haruto menatapnya. "Lo jadi nggak fokus gara-gara Yoonbin, kan?" tanya itu memperjelas kalimatnya.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang