4. Yoonbin Iseng

678 97 12
                                    

Haruto mencebikan bibir semakin memeluk erat mejanya, menyenderkan kepala pada lengan kirinya. "Mereka ke mana sih?!" omelnya sebal karena sejak tadi kedua temannya itu tidak kunjung memasuki kelas, padahal sudah jam istirahat.

Terakhir di chat bilangnya On The Way, tetapi sampai istirahat mereka tak kunjung datang.

Haruto merenggut, menghentak-hentakkan kakinya pelan menimbulkan keberisikan kecil.


"Eh, Ruto kenapa?"


Haruto berhenti, mendongak kecil menatap Jungwon, salah satu teman kelasnya, yang kini berdiri di depan papan tulis bersama Inhong dan Yeongue.

"Laper ...." ucapnya agak merengek, "Jeongwoo sama Junghwan belum dateng-dateng. Gue mau ke kantin!"

"Oh iya, mereka tadi absen di pelajaran Bu Jennie. Apa mereka nggak masuk ya?" kata Yeongue.

"Masa, sih? Kalau Jeongwoo gue sih percaya aja, tapi kan ada Junghwan. Dia mana berani!" balas Jungwon.

Inhong menatap mereka, menggedikan bahu saat menatap Haruto. "Kenapa nggak duluan aja?"

"Masa gue sendiri?"

Inhong mengeryit, "Emang kenapa kalau sendiri? Gue aja sering ke mana-mana sendiri, we called is mandiri."

Haruto menegakan tubuhnya, "Nggak enak, Inhong. Rasanya aneh!"

Inhong mencibir, "Itu sih lo-nya aja yang nggak terbiasa."

Haruto mengembungkan pipi kanannya. Inhong ngeselin ya, mana ngerti dia rasanya ke kantin jalan ramai-ramai. Wong hampir 24/7 ke mana-mana sendiri.

Haruto sedikit julid.

"Emang lo ngerti rasanya gimana? Kan, tiap hari love myself terus." Yeongue menyeletuk.

Inhong mendelik. "Iyadeh yang taken!" sindirnya sembari menekan kata taken. "Ck, bucin!"

Yeongue menaikan dagu sombong, "Iyalah. Emang situ, jones."

Hal selanjutnya Yeongue dan Inhong perang kontak mata seolah berkomunikasi dengan bahasa kalbu.

"Apa, sih, anjir?" Haruto memalingkan muka menatap pintu menghiraukan ketiga manusia itu dengan Jungwon yang melerai.

Cowok itu memutar tubuh sepenuhnya dengan tubuh menegak. "KENAPA BARU DATENG?!?!" amuknya membuat kedua siswa yang baru saja menginjakan kaki ke dalam kelas melompat kecil terkejut. Ralat, hampir semua murid di kelas jadi terkejut.

Jeongwoo mengumpat kecil dengan Junghwan berjalan menghampiri, menaruh tas di meja kanan-kiri Haruto, setelahnya Jeongwoo duduk di meja Junghwan menghadap Haruto.

"Napa dah baru dateng? Tadi sampe di celetukin bolos sama Bu Jennie." kata Inhong pada keduanya.

"Lah, mapel pertama Bu Jennie!?" Jeongwoo sedikit memekik. Terkejut.

"Capek gue ngomong sama lo, Woo," keluh Inhong lantas membalik tubuhnya. "Kapan tobatnya, sih?" lanjutnya kini menulis-nulis gabut di papan tulis menggunakan spidol.

Jeongwoo mendelik dan ingin menyeletuk, tetapi kakinya sudah ditendang Haruto membuatnya menoleh.

"Katanya On The Way, tapi kok tiga jam baru nyampe?" tanya Haruto sinis menyindir.

"Dih, kita mah udah nyampe dari tadi. Kakak lu---" ucapan Jeongwoo terhenti saat Junghwan menusuk pinggang Jeongwoo dengan jari telunjuknya memberi kode untuk diam.

"Abang gue?" beo Haruto membuat Jeongwoo terdiam. "Abang gue kenapa, Woo?"

"A ...." Jeongwoo tidak bisa menjawab.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang