8. Tebak-Tebakan Nyusahin (III)

513 82 6
                                    

Haruto menghela naas berat dan lelah, ia menyenderkan kepala pada lengan kirinya menatap layar ponsel capek. Terhitung sudah satu jam mereka berdiskusi, tetapi belum menemukan hasil padahal hari sudah semakin gelap.

Mereka harus memecahkan teka-teki Yoonbin sebelum malam tiba.

"Mungkin nggak sih kalau 18 Mei 2014 dan 14 Januari 2007?" suara Junghwan terdengar.

"Hmm," Jeongwoo berdehem panjang, berpikir.

"Nggak deh, Wan. Gue pikir 185141147 sama R141147 ada hubungannya karena Kak Yoonbin pake kata penghubung 'atau' di situ." Jeongwoo berpendapat.

Keduanya sedang sama-sama menatap foto yang Haruto kirim dengan telpon yang masih terhubung.

Junghwan terdiam, tetapi setuju dengan ucapan Jeongwoo, ia mengacak rambutnya frustasi. "Pusing, Woo."

Haruto melengkungkan bibir, cemberut. "Gue tidur di ruang tamu ajalah. Makasih, ya, udah mau bantu. Gue tutup---"

"Apa anjir, pesimis banget!" Jeongwoo menyela. "Sampe telponnya lo matiin baku-tumbuk kita."

"Pasti ketemu kok, sedikit lagi mungkin. Jangan putus asa gitu," ucap Junghwan menyemangati.

Haruto semakin cemberut, tetapi tak lama ia merengek mengadu tentang bagaimana ia juga lelah hari ini. Tentang hari ini yang membuat moodnya benar-benar berantakan, atau tentang betapa jengkelnya ia kepada Yoonbin. Kedua sahabatnya hanya mendengarkan sampai Haruto benar-benar puas, dan baru membuka mulut ketika cowok itu tenang kembali.

"Gue otw ke rumah lo, ya? Bawa makanan kok," ucap Junghwan, samar suara berisik terdengar dari sebrang. "Gue langsung jalan, nih. Lo nyemil aja dulu, biasanya makanan manis bisa buat mood lo naik, kan."

"Nggak usah, udah mau malem. Lo juga nggak dibolehin keluar jam segini, kan?"

"Santai, bonyok pasti ngizinin." balas Junghwan, beberapa detik kemudian terdengar suara pintu di tutup.

"Mau dibawain apa, Ru?"

"Nggak usah repot-repot ...." Haruto mencicit sembari menatap ponselnya.

Junghwan terkekeh. "Oke, gue bawain donat, ya! Mau ayam juga nggak?"

"Junghwan ...."

Junghwan tersenyum di sebrang sana. "Donat dan Ayam, tunggu di rumah, ya."

Haruto mengerjap lalu tersenyum manis kemudian mengangguk. "Makasih Junghwanie ...."

"No prob," balas Junghwan. "Lo gimana, Woo? Bisa dateng ke rumah Haruto nggak?"

Jeongwoo tak langsung menjawab. "Kayanya nggak bisa, deh? Gue ada les."

"Ohh, ya udah semangat lesnya. Telponnya gue tutup ya, byee!" ucap Junghwan lalu menutup telpon hingga tersisalah Haruto dan Jeongwoo.

"Iya, makasih," balas Jeongwoo sedikit terlambat karena Junghwan sudah menutup telponnya lebih dulu.

"Ya udah Woo, lo les aja yang bener. Telponnya gue tutup, ya," kata Haruto sembari menegakan ponselnya.

"Oke, nanti kita ngomong lagi."

"Um!" setelah salam perpisahan telpon Haruto tutup.

Ia meletakan kembali ponselnya di meja lalu mengambil kertas HVS berwarna itu, ia memperhatikan sejenak sebelum memejamkan mata dan menguap kecil.

Tak berapa lama, cowok itu tidur terlelap di meja bar.

*

Haruto menggeliat kecil berusaha menyembunyikan wajahnya di lengan dan mencoba kembali tertidur.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang