16. Drunk

1.2K 176 14
                                    

Han River, Seoul.

Seulgi tersenyum dengan semangat menghampiri gadis yang terduduk di salah satu bangku panjang di sana. Seulgi sangat senang bertemu lagi dengan gadis itu setelah sekian lama, kesibukan keduanya membuat mereka rindu satu sama lain, atau lebih tepatnya Seulgi yang sangat merindukan Jisoo.

" Hai, Ji " Sapa Seulgi dengan senyum mengembang hingga mata sipit itu hanya terlihat segaris. Ia duduk di samping gadis cantik pemilik bibir hati itu.

" Hai, Seul " Balas Jisoo dengan senyum manis. Sejenak Seulgi terpana tapi sedetik kemudian wanita itu merengut kesal membuat Jisoo mengernyit tak mengerti.

" Panggil aku kakak Ji! " Jisoo menatap aneh.

" Kau tidak pantas di panggil kakak Seul. " Seulgi mendengus kesal. " Lalu apa? " Tanya Seulgi, kemudian ia berbinar senang membuat Jisoo bergidik ngeri.

" Sepertinya aku terlihat masih muda, jadi kau mengira aku temanmu padahal aku seumuran dengan kakakmu. Aku benar kan? " Ucapnya antusias. Jisoo menggeleng tak habis pikir.

" Bukan karena itu. "

" Lalu? "

" Kau lebih pantas di panggil beruang lamban daripada kakak " Seulgi tercengang, Jisoo yang melihatnya tergelak keras.

Seulgi menggertak kan gigi gemas, jika tidak memikirkan cinta, dia pasti sudah membuang Jisoo sialan itu ke sungai Han. Seulgi kemudian tersenyum dan ikut tertawa bersama Jisoo, jauh di lubuk hatinya, ia senang melihat Jisoo yang bahagia. Seulgi tau, mata itu— mata yang di perlihatkan Jisoo tersirat luka. Disaat seperti ini, Seulgi ingin selalu berada di sisi gadis itu, sebagai tempat bersandar, teman cerita, dan penghibur Jisoo agar gadis itu tetap tertawa melupakan sejenak luka yang di rasakan nya.

Sebelumnya Jisoo memang menghubungi Seulgi untuk menemaninya, selain ia membutuhkan teman untuk bercerita, Jisoo juga merindukan beruang kesayangannya itu.

" Ji, aku bosan di sini. Ayo ikut aku " Seulgi menarik Jisoo untuk bangkit dan mengikutinya. Mereka berjalan-jalan menikmati angin malam sembari mengobrol ringan. Jisoo sejenak melupakan hatinya yang sakit. Inilah alasan dirinya menghubungi Seulgi setiap kali ia merasa sedih, wanita itu bisa membuatnya melupakan rasa sakitnya, sedikit meringankan bebannya. Ia sangat senang bisa dekat dengan Seulgi.

Sayangnya Jisoo tidak tau tentang perasaan Seulgi, wanita yang ia anggap sebagai sahabat serta kakak itu sudah lama memendam perasaan untuknya. Seulgi hanya bisa mencintai Jisoo dalam diam.

Mungkin jika semesta berpihak mereka akan bersama, dan untuk sekarang biarlah semesta yang memainkan peran. Begitu pikir Seulgi.

Dan jika memang ia hanya ditakdirkan sebatas sahabat, ia akan tetap menerimanya. Paling tidak dia masih bisa dekat dengan Jisoo, melihatnya bahagia walau bukan dengan dirinya sudah lebih dari cukup, ia pun turut berbahagia.

Percaya atau tidak, Seulgi sendiripun juga tidak percaya saat bertemu dengan kakak Jisoo, Irene, dia juga merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan dengan Jisoo. Seulgi hanya bisa menertawakan dirinya yang bisa dengan mudah menyukai kakak beradik itu.

Dan jika boleh jujur, mungkin Seulgi mulai tertarik dengan Irene mengingat dirinya yang sudah pesimis dengan usahanya mendekati Jisoo. Sepertinya ia harus meminta restu kepada gadis favoritnya. Seulgi terkekeh dengan pikirannya sendiri, bagaimana bisa ia berpikir sejauh itu.

Sayangnya Seulgi tidak mengetahui fakta tentang perasaan kedua kakak beradik tak sedarah itu, apakah ia akan percaya jika hati keduanya terikat satu sama lain? Seperti yang ia katakan, biarkan semesta yang menjalankan perannya.

Jisoo mengernyit heran melihat Seulgi yang tertawa sendiri, ia menyenggol pelan lengan Seulgi yang malah tersenyum malu. Jisoo menggeleng pelan, ia menarik kata-katanya tentang dirinya yang senang bersama wanita itu, ia lupa bahwa Seulgi selain sedikit lamban wanita itu terkadang membuatnya malu dengan tingkah konyolnya.

HATE AND LOVE || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang