21. Miss you a lot

1.1K 146 20
                                    

Mendung pagi hari ini menambah sendu suasana di pemakaman. Semesta seolah turut berduka atas kepergian kekasih dari wanita cantik yang tengah bersimpuh di atas gundukan tanah. Tangan itu tak ingin melepas nisan yang tertancap sempurna dengan nama 'Kim Joo-hyun' yang terukir jelas di sana.

Beberapa pelayat yang berada di sana ikut merasakan kesedihan yang mendalam saat melihat wanita kuat itu menjadi lemah, menangis dan meraung tiada henti. Mereka tentu tau bagaimana rasanya di tinggalkan oleh sosok yang teramat berharga dalam hidup.

Cukup lama, para pelayat berpakaian serba hitam senada satu persatu mulai beranjak meninggalkan pemakaman setelah memanjatkan doa. Ada beberapa yang masih betah berdiri di sana, mereka adalah Seulgi, Wendy, Jennie, Lisa dan Chaeyoung. Mereka berdiri menatap nanar punggung wanita yang bergetar dengan begitu hebat. Mereka membiarkan wanita itu berduka dan melepaskan semuanya.

Wanita yang terlihat kuat kini begitu rapuh tak berdaya. Jisoo, wanita itu terus meneteskan air mata tak sanggup menerima semua kenyataan yang ada.

***

3 hari telah berlalu sejak kepergian Irene, 3 hari itu pula Jisoo selalu datang mengunjungi sang kakak yang telah menyatu dengan tanah. Air mata tak pernah berhenti mengalir di balik kacamata hitam miliknya. Jisoo sesenggukan, menangis tersedu-sedu.

Kepergian Irene seolah menjadi mimpi buruk bagi Jisoo, ia ingin segera bangun dari tidurnya. Namun semua itu hanya angan belaka, semuanya tidaklah nyata. Irene sudah tiada, dan Jisoo masih belum bisa menerima takdirnya.

'Kak Joohyun, aku takut kak. Aku merindukanmu' Kalimat itu terus saja terlontar dalam batinnya.

Ia ingin memeluk tubuh mungil itu, tapi yang bisa ia lakukan hanya mengadu dan menangis pilu didepan nisan Irene. Jisoo belum bisa menerima semuanya, ia belum bisa merelakan kepergian Irene. Ia tidak bisa menerima takdir hidupnya. Sekarang Jisoo benar-benar hancur, lemah dan tidak berdaya tanpa sosok Irene.

Jisoo mencoba menghentikan tangis saat seseorang menyentuh lembut pundak mungilnya. Jisoo mendongak menatap Seulgi yang tersenyum teduh. Sosok wanita yang selalu menemaninya selama 3 hari ini, dia yang berusaha menggantikan Irene sebagai kakak baginya.

Cukup sulit memang bagi Seulgi merawat Jisoo mengingat wanita yang ia cintai itu benar-benar terpuruk tanpa adanya sang kakak, tapi Seulgi tetap berusaha sebisa mungkin menguatkan Jisoo.

" Kita harus kembali ke rumah sakit Ji. " Jisoo tersenyum lemah.

Setelah kecelakaan itu, Jisoo memang harus dirawat di rumah sakit mengingat benturan di kepala juga luka ditubuhnya sangatlah memprihatinkan.

Jisoo dengan keras kepalanya sempat menolak, tapi Seulgi terus membujuk Jisoo melakukan perawatan untuk lukanya, selain itu Seulgi juga cukup dibuat khawatir dengan keadaan Jisoo yang sempat memburuk karena depresi yang di alaminya.

Wanita cantik berbibir hati itu kini perlahan bangkit. Ia menatap ketiga makam yang berjajar rapi di depannya, ia menatap satu persatu nisan dengan nama yang berbeda.

'Ayah, aku akan pulang. Tolong jaga ibu dan kakak di sana. Berbahagialah..' Bisik nya dalam hati menatap nisan dengan nama 'Kim Seung-hyun'.

'Ibu, aku pamit pulang. Tolong temani kakak, jangan biarkan dia menangis. Berbahagialah..' Ujarnya kembali dalam hati menatap nisan dengan nama 'Sandara Park'.

'Kakak, aku pulang. Tunggu aku, sebentar lagi aku akan bersama kalian. Aku akan menemui kalian, aku mencintaimu. Berbahagialah..' Kali ini ia kembali meneteskan air matanya. Jisoo tersenyum penuh luka menatap nisan Irene.

HATE AND LOVE || JireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang