–Play mulmed.
Sudah sekitar satu minggu Sherill semakin dekat dengan Aldo dari waktu ke waktu, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama dan bercanda gurau bersama, namun tidak ada sebuah hubungan yang pasti untuk mereka–atau belum?
Dan sudah sekitar satu minggu pula ia tidak bertegur sapa dengan 3A, keempatnya sama-sama acuh, bahkan 3A pun terlihat enggan bertemu lagi dengan Sherill, tapi jika ada waktu luang mereka tidak ada bosannya membujuk Sherill agar mau menjauh dari Aldo. Namun, mereka selalu mendapatkan jawaban yang sama.
"Rill, gimana? Lo masih belum baikan juga sama mereka?" tanya Ocha.
Kali ini keduanya berada di kamar Ocha, alibi mereka adalah belajar bersama, namun kini mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing dan menanyakan beberapa hot news yang ada di timeline, lalu membicarakannya hingga clear.
Sherill yang duduk di karpet berbulu milik Ocha hanya mengedikkan bahunya acuh. "Kan udah gue bilang, mereka udah terlalu banyak ngekang gue, gue capek."
"Ya tapi, 'kan bisa aja mereka nyuruh lo gitu karena emang Aldo kurang baik buat lo," Ocha yang semula menidurkan dirinya di kasur, kini merubah posisinya menjadi duduk. "Mereka gak pernah, 'kan nyuruh lo ngejauh dari cowok sampe segitunya? Lagian mereka juga tau mana yang mereka bener-bener percaya dan enggak, hm.. i guess." ujarnya.
Sherill mendecak, lantas menatap Ocha tajam. "Bisa gak, gak usah ngomongin itu lagi, gue pusing anjing, lo bayangin aja, gue udah suka sama orang yang selama ini ada buat gue, tapi sahabat lo nentang dan bilang kalo orang yang lo suka itu bukan orang baik-baik, gimana perasaan lo? Lo bakal marah gak?" katanya sarkastik.
Ocha menatap Sherill tak suka. "Kok lo jadi marah-marah ke gue sih? gue cuma coba ngasih jalan keluar, kenapa harus sampe ngatain gue anjing? Gila lo? Keras kepala banget heran, kalo lo emang gak setuju sama opini gue ya tinggal bilang gak usah emosian anjing."
Sherill menghela nafas panjang, "Terserah lo, jangan suka deh ikut campur urusan gue, kalo lo cuma mau ngebela mereka mending lo diem, lo gak tau apa-apa." katanya sembari memasukkan buku-bukunya ke dalam tas dan keluar dari kamar Ocha tanpa pamit terlebih dahulu.
Ocha tertawa gusar, "Aldo brengsek, lo bikin sahabat gue jadi gitu bajingan."
***
"Nah ntu yang ditunggu dateng juga,"
Aldo melirik sekilas, lantas memarkirkan motornya di dekat pekarangan gudang kosong yang diketahui sebagai basecamp itu, setelah selesai dengan motornya, ia berjalan pelan kearah tempat temannya berada.
"Widih cerah banget nih gue liat-liat." celetuk salah satu dari mereka–Reno kala Aldo sudah mendudukkan dirinya dengan senyum terukir di bibirnya.
"Dapet cewek baru lu?" sahut laki-laki berambut cokelat.
Aldo menjentikkan jarinya pelan. "Lebih tepatnya, mainan baru sih, udah lama gue gak ada niatan cari baru lagi." katanya sembari mengambil sebatang rokok dari sakunya, lantas menyalakannya menggunakan korek gas milik temannya.
Kedua temannya juga beberapa orang yang berada di sana tertawa kecil sembari menggeleng-gelengkan kepalanya–sudah paham dengan kebiasaan Aldo. "Brengsek juga lo." ujar si rambut cokelat–Adit.
"Arsen dkk emang kayaknya cari masalah lagi dah sama gue." ujar Aldo.
Adit dan Reno mengernyit. "Kenapa?" tanya mereka serempak.
Setahu mereka Arsen sudah tidak lagi ada masalah dengan Aldo atau bahkan geng mereka. Dulu, mereka sering sekali bertengkar, bahkan membuat keributan yang mengundang polisi dan berkali-kali masuk kantor polisi dan BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Heart, Three Love
Teen Fictionwhen your best friend loves you one time. *** Ini tentang Arsen, Aksa, dan Alaska yang mencintai sahabat mereka sendiri-Sherill dalam satu waktu. Keempatnya telah bersahabat sejak kecil, namun sejak mereka mengenal cinta dan tanpa sengaja menyukai...