16. Venustraphobia?

117 14 2
                                    

Sayang... bangun.

Biasanya aku mendengar suara Asahi setiap pagi, ia akan menggoyang pundakku dan bilang sarapan sudah siap... tapi tidak kali ini.

Aku baru menyadari kalau tadi malam tidur di ruang baca yang bersebelahan dengan kamar kami, dengan langkah gontai aku berjalan masuk kamar dan gantian membangunkan sosok laki laki yang bergelung di dalam selimut.

"Junghwan.... Junghwan bangun." Panggilku seraya mengangkat selimut, untunglah bocah ini mengenakan pakaian saat tidur, kalau tidak.... Ahh aku tak bisa membayangkannya.

Laki laki itu terbangun dan segera menjaga jarak dari jangkauan tanganku, hmmm.... Agak agaknya anak ini ada fobia dengan perempuan?

 Agak agaknya anak ini ada fobia dengan perempuan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi." Sapa Junghwan tersenyum polos, "Ka... kakak ngga pergi kuliah?"

"Rada siangan mungkin, aku harus masak dan beres beres apartemen." Jawabku menelusur wajah sosok bernama Junghwan, kulitnya bagus dan matanya cemerlang seperti anak-anak kebanyakan.

"Na-nanti aku bantuin." Sahut Junghwan ingin meraih tangan namun mengurungkan diri, "Em.... Kakak udah mandi?"

"Baru bangun juga." Jawabku menuju ke dapur dan membuka aplikasi masak. Hmm... sarapan apa ya pagi ini? ngga kepikiran karena biasanya.... Dia yang masak.

Junghwan mengikutiku keluar kamar dan menuju kulkas untuk mengambil susu, "Kakak mau masak apa?" tanya Junghwan.

"Ngga tau juga ya, mungkin... nasi goreng?" ucapku sedikit bergumam, "Kalo sarapan nasi goreng gapapa kan?"

Junghwan mengangguk lucu seraya tersenyum, aduh... kalo Asahi punya sifat seperti ini mungkin aku bisa memanjakannya setiap hari.

Dalam waktu sepuluh menit akhirnya nasi goreng telah tersaji, fiuh... syukurlah ternyata aku yang jarang masak tidak kewalahan selama proses, "Nih sarapannya, aku mau mandi... ya." Ucapku sedikit tertegun menyaksikan Junghwan menerima piring berisi nasi goreng dengan takut takut, "Hei.... Kamu kenapa sih kok kayak takut gitu sama aku?"

"Maaf kak ngga biasa deket perempuan." Ucapnya malu malu, hmmm dia beneran fobia perempuan kayaknya, apa tuh istilahnya... venustraphobia? Itu deh pokoknya yang ada venus venusnya.

"Terus hari ini kamu di apartemen aja dong, kan pak Romy bilang selama kamu masih dalam wujud remaja ngga boleh masuk kerja?" tanyaku berusaha membuat suasana tidak canggung.

"Terus hari ini kamu di apartemen aja dong, kan pak Romy bilang selama kamu masih dalam wujud remaja ngga boleh masuk kerja?" tanyaku berusaha membuat suasana tidak canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

".... Aku mau ke sekolah." Tiba-tiba Junghwan menjawab dengan absurd, "Balik ke sekolah pasti asik."

"h--- he?" aku merespon ide Junghwan yang absurd kemudian membatin, kalo dia bilang mau kembali ke sekolah berarti.... sekolah itu almamaternya Asahi dong? "Emang sekolahmu dimana deh?"

"Beberapa kilometer dari sini, mesti naik kereta sih." Jawab Junghwan, "Mau ikut?"

".... Nanti kujemput aja abis bimbingan ya." Jawabku seraya mengambil handuk dari balkon. "Tau nomer telponku kan? Jangan lupa ngabarin loh."

Lagi lagi Junghwan mengangguk dengan lucu membuatku refleks menutup wajah tak mampu membendung rasa gemas dalam diri, kalo dia ngga phobia perempuan mungkin udah aku uwu uwu sosok itu~

.

.

"Em.... Kayaknya udah bagus nih Say," komentar Yedi memeriksa softcopy skripsi ku. "Coba lu ajuin ke pembimbing besok, kalo udah acc kan bisa segera daftar wisuda."

"Syukur deh, makasih ya." Ucapku, "Mungkin gue bakal kelabakan mulu kalo ngga lu bantuin, emang deh Yedi temen yang paling gue andelin."

"Ehm~! Gue dilupain?" sindir Oci yang pandangannya fokus pada laptop, ia juga sedang mengerjakan penelitian tambahan milik dosen kami meskipun ia sudah lulus dan di wisuda. Itu semata mata karena Oci merupakan mahasiswa terbaik di angkatan kami sehingga para dosen mengandalkannya.

"Iya lu juga, yeileh gitu aja baper." Cibirku seraya menatap jam di layar laptop, "Wah udah sore aja nih... gue duluan ya gaes."

"Tumben buru buru, mau kemana euy?" tanya Yedi.

"Ada urusan keluarga heheh... bye~" pamitku seraya bergegas ke depan kampus naik bis menuju stasiun terdekat untuk menjemput Junghwan tapi.... Aku baru menyadari bahwa sosok itu belum menghubungiku sejak terakhir kami bertatap muka di apartemen.

Nomer yang anda tuju tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi

Aku berdecak kesal, bagaimana bisa ia tidak menjawab telepon padahal ia janji untuk menemuiku di depan sekolahnya yang... tidak ku ketahui dimana letaknya.

"Duh... mesti nelpon siapa nih?" gumamku seraya menggigit bibir cemas, "Oh iya... dua karyawan gadungan itu deh, mereka pasti tau."

Aku mencari nomer salah satu dari part timer yang kusebut gadungan tadi dan memencet tombol dial

"Halo mbak?" akhirnya Lawoo mengangkat teleponku.

"Kalian udah selesai kerja kan?" tanyaku memastikan, "Tolong bantu cariin Junghwan, dia ngga bisa dihubungin."

.

.

.

siapakah Junghwan di mata readers?

kalo buat author, Junghwan tu mcm adek bungsu yg bawaannya pgn di uyel2 🤭🤭🤭

kalo buat author, Junghwan tu mcm adek bungsu yg bawaannya pgn di uyel2 🤭🤭🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saturday, 1st May 2021

PERSONA • TREASURE X TRUZ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang