We Are ENHYPEN (11) Flashback 2

2.1K 242 22
                                    

Besoknya setelah Heeseung dan Yuta ngobrol di lapangan outdoor.

Di Rumah anak-anak Enhypen.

"Abang!!!"

Heeseung yang pas itu lagi ngerjain tugas kampus nengok ke Ni-Ki adek bungsu nya yang teriak-teriak sambil nyodorin HP ke dia.

"Kenapa Ki?"

"Itu... Tante Sungkyung nelpon. Katanya Woojin diculik Bang. Abang diteleponin ga diangkat soalnya."

Reflek Heeseung menjatuhkan makalah di tangannya dan langsung menyambar HP nya yang memang dari tadi ga dipegang nya karena mau konsen ngerjain tugas. Takutnya fokusnya buyar kalo udah megang HP.

"Halo ma? Adek kenapa? Beneran adek diculik?? Siapa yang cilik ma?? Kasih tau Heeseung sekarang."

"Mama ga tau nak. Yang pasti dia make masker warna hitam sama bajunya serba hitam semua."
Ujar Sungkyung, Mama Heeseung dari seberang telepon.

"Yaudah mama jangan khawatir ya. Heeseung bakal cari adek sampe ketemu."

"Iya tolong ya nak. Kamu juga hati-hati."

"Iya ma. Yaudah Heeseung tutup dulu ya ma."

Tut

"Gimana ini bang?!"
Tanya Ni-Ki yang ikutan panik karena ngeliat raut wajah Heeseung yang ga biasanya.

"Tolong kamu kunci rumah ya. Nanti kalo abang-abang yang lain pulang suruh masuk terus pintunya dikunci. Jangan ada yang keluar. Siapapun ga boleh. Ngerti??"

Ni-Ki ngangguk paham dan cuma liatin Abang nya yang dengan cepat lari ke kamar ngambil kunci motor dan melaju dengan kencang.

Tentunya Ni-Ki ga diam aja.
Dia ga sepolos itu sebenarnya. Dia ga sepolos itu bakal cuma diam aja tanpa ngelakuin apapun. Meskipun Heeseung cuma nyuruh dia diam dirumah. Tapi dia tau apa yang harus dilakukan. Ya walaupun umurnya masih 14 tahun. Umurnya Ni-Ki mungkin cuma 14 tahun, tapi pemikiran nya setara dengan anak 18 tahun.

Ni-Ki dengan cepat menekan nomor di HP nya hendak menelepon seseorang yang sangat dia percayai kalo udah menyangkut hal urgent kayak gini.

"Halo Bang Tiway? Aku mau ketemu sekarang. Di tempat biasa. Aku bakal ngajak Abang yang lain juga. Di tempat biasa ya sekarang. Makasih."

Setelah menutup telepon, Ni-Ki dengan cepat mengabari abang-abang nya yang lain agar berkumpul di titik kumpul yang udah ditentuin sama Ni-Ki.





We Are ENHYPEN





"Gimana? Woojin adek nya Bang Heeseung hilang? Kok bisa? Bukannya dijagain ya sama bodyguard papanya?"
Tanya Jay.

"Aku juga ga tau Bang. Tiba tiba aja Tante Sungkyung nelpon dan bilang Woojin hilang."
Ni-Ki menjawab dengan gelisah. Dia khawatir sama Woojin yang tiba-tiba diculik dan dia juga khawatir sama Heeseung yang ingin menyelamatkan adiknya.

Taeyong tampak sibuk dengan HP nya sementara Jeno disampingnya sibuk dengan laptopnya. Dia berusaha melacak Woojin lewat Laptop nya.

"Eh? Emangnya bisa ya dilacak? Bukannya Woojin belom di kasih HP karena masih SD?"
Tanya Sunghoon.

"Bisa. Dia memang ga punya HP. Tapi dia pake smartwatch. Dan gue udah nemuin titik dia berada sekarang."
Ujar Jeno seraya menunjukkan layar laptop nya ke anak-anak Enhypen yang langsung menatap serius ke arah laptop.

Jeno, seorang mahasiswa IT yang memiliki kemampuan luar biasa mengenai IT. Dia selalu memantau saudara-saudara nya yang lain kalau-kalau ada bahaya. Misal kalau ada saudaranya yang tiba-tiba hilang atau ga ada kabar sama sekali, jadi dia bisa lacak keberadaan nya. Makanya setiap anak NCT bisa dipantau Jeno dimana keberadaan nya lewat Laptop nya. Dengan catatan yang mau dilacak keberadaannya harus memegang HP, smartwatch, atau apapun yang bisa mendeteksi atau terdeteksi lokasinya dimana.
Makanya, setiap anak-anak NCT ada yang tiba tiba hilang atau ga ada kabar, titik dimana keberadaan nya akan muncul di Laptop Jeno.

"Wait wait... Ini kan di... Beneran ini??"
Tanya Sunoo sambil menunjukkan wajah ga percayanya.

Jeno ngangguk yakin "Itu benar."




"Ayo kesana sekarang. Bisa bahaya kalo kita biarin Bang Heeseung sendirian kesana."
Ujar Jungwon yang diangguki semuanya. Jelas bahaya kalo biarin Heeseung sendiri an kesana. Karna Heeseung ga bakal bisa minta tolong ke siapapun saat disana nanti.












Ting!









"Tunggu."

Semuanya sontak menoleh ke arah Jake yang menatap serius ke arah laptop Jeno yang menunjukkan titik warna hijau yang seperti berkedip-kedip dimana di bawah titik hijau itu ada nama lokasi keberadaan orang yang sedang dilacak atau dicari.

"Kenapa Jake? Something wrong??"
Tanya Jay yang juga memfokuskan pandangannya ke laptop milik Jeno.

Jake mengangguk ragu "I think... Yes. Look at this."
Jake menunjuk ke arah laptop yang tiba-tiba lampu titik berwarna hijau tadi tiba-tiba jadi ada dua. Dan titik yang kedua ini berkedip-kedip sangat cepat. Padahal sebelumnya hanya satu titik hijau.

"Wait... Ini yang satu lagi punya siapa?? Dan kenapa ini berada di lokasi yang berdekatan dan bentar kenapa titiknya makin mendekati titik yang pertama?? Apa ini...di lokasi yang sama??"
Tanya Taeyong heran. Jelas mereka hanya melacak keberadaan satu orang. Kenapa tiba-tiba jadi ada dua titik? Dalam sekejap karena ada nya titik baru itu membuat semuanya larut dalam pikiran masing-masing.

Jeno pun melihat ke Laptop nya. Seketika muka Jeno jadi panik.

"Bang, ingatkan yang gue bilang dulu pas mau ngelacak member kita? Gue udah setting kalo member kita memasuki kawasan bahaya sesuai yg kita setting kemarin, pemberitahuan bakal muncul dan maps lokasi dia bakal muncul otomatis di laptop gue dan titik nya langsung muncul dan berkedip-kedip cepet banget. Artinya... Satu diantara kita dalam bahaya."










Dan selanjutnya yang terjadi adalah mereka semua menjadi lebih panik lagi bahkan paniknya dua kali lipat karena teriakan adik Taeyong yang lain.

"Bang!! Jisung hilang!!"

"Hah?!"




We Are ENHYPEN





Sedangkan di tempat lain, Heeseung memarkirkan motornya di depan sebuah bangunan tua yang terletak di desa pelosok yang jarang orang kota ke situ. Untungnya masih ada akses internet di daerah situ yang membantu Heeseung untuk melacak lokasi keberadaan adiknya yang diculik sekarang. Heeseung itu pintar dan cerdas. Dia yang menyuruh adiknya memakai smartwatch karena dia tau adiknya tidak akan bisa menjaga ponsel apabila diberikan sekarang. Makanya sebagai gantinya dia memberikan smartwatch yang akan selalu melekat di pergelangan tangan adiknya itu.

Heeseung memberhentikan motornya di pinggir jalan kecil di sebuah desa yang benar-benar jauh dari kota, yang Heeseung pikir pasti jarang orang Kota yang tau desa ini.

Heeseung gak turun dari motornya. Dia cuma memandangi sekitarnya dengan serius.

Beberapa warga ada yang berlalu lalang, tetapi mereka seolah gak ngeliat keberadaan Heeseung disitu. Cuek banget. Tapi Heeseung udah tau. Warga disitu emang cukup tertutup sama orang yang datang ke situ alias bukan warga asli.

Heeseung mengedarkan pandangannya ke rumah rumah warga disekitar nya. Ga mungkin di suasana yang rame gini adeknya di tangkap.
Pasti di bagian desa yang sepi.

Heeseung pun memutuskan mengendarai motornya lagi menyusuri jalan desa.
Hingga sampailah dia di depan sebuah bangunan tua seperti pabrik lama yang udah ga terpakai.

Heeseung pun membuka helmnya dan turun dari motornya. Begitu turun dia langsung disambut sama seorang pria bertubuh tinggi dan berbadan atletis memakai kaos dan ripped jeans hitam dan juga masker hitam.

"Akhirnya Lo sampe disini juga... Heedungie??"
Katanya dengan kekehan kecil dan kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celananya.







To Be Continue

We Are ENHYPEN (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang