Guys, ini kayaknya jalan cerita nya makin ga jelas. Aku rasa udah agak lari dari yang udah aku konsep dari awal. Aku jadi mikir... Kok jadi gini :(
Bukannya gimana ya, tapi fokusnya cerita ini jadi kayak gak pas lagi. Gak fokus ke konsep awal jadinya. Bisa sih tapi bakal panjang banget chapter nya. Sedangkan aku mau bikin book baru lagi setelah ini. Rencananya book ini cuma sampe 30-40 chap paling banyak. Serius ini guys.
Jadi aku lagi bingung banget sekarang gimana caranya mempersingkat alur nya. Takutnya kalo ku singkat banget jadi kayak garing gitu. Aku bingung beneran mau gimana ini.
Mau di unpub alias rombak ulang, kayaknya enggak. Soalnya udah banyak ini chapter nya. Kecuali kalo masih 2 - 3 chapter. Ini kan udah banyak banget. Ga bagus kalo di rombak ulang.Jadi gimana lah ini Chingu-deul??
Kalo aku persingkat alurnya gapapa ya?
Kalo nantinya agak garing mohon dimaklumi ya.Makasih.
Oke lanjut.
"Dimana adek gue?!"
Teriak Heeseung marah. Emosi benar-benar memenuhi dirinya saat ini. Rasa pengen nonjok orang di depannya ini begitu besar. Tapi dia cukup sadar, kalo dia gegabah sedikit, bisa bisa dia juga ditawan sama kelinci di depannya ini. Bisa-bisa gagal dia menyelematkan adiknya."Weits santai dong. Apa ga ngopi dulu kita??"
Tanya pria bermasker hitam itu sambil menatap Heeseung remeh.Heeseung mengepalkan kedua tangannya dan menetralkan emosinya yang sudah memuncak.
"Han, jangan gara-gara masalah cewek kemarin, Lo jadi musuhin gue gini. Lo juga belum denger penjelasan gue. Gimana Lo bisa nyimpulin semuanya tanpa penjelasan??"
Pria bermasker hitam itu, yang Heeseung bilang kelinci, namanya Yohan. Kim Yohan. Sahabat yang sekarang berubah menjadi rival nya Heeseung.
Yohan tertawa sarkas "Gue ga butuh penjelasan. Apa yang gue lihat dan gue denger sendiri di depan mata gue, cukup kok jadi bukti Lo mengkhianati gue."
Astaga Heeseung benar-benar frustasi sekarang. Pengen rasanya dia ambil toa dan ngomong keras keras di depan muka Yohan kalo dia ga ngedeketin Hyewon sama sekali. Bahkan dia ga ada rasa apapun sama Hyewon. Malahan dia mendukung banget sahabat nya itu mendekati Hyewon. Semuanya begitu runyam sekarang.
Heeseung ga bisa berkata-kata lagi asli dah. Speechless dia sekarang.
Mau ngomong sambil kayang memanjat tembok pun, Yohan ga bakal dengerin dia. Karena Yohan saat ini benar-benar dibutakan rasa cemburu dan juga emosi luar biasa terhadap Heeseung, sahabat nya yang sekarang menjadi rival nya."Gue harus apa biar Lo percaya sama gue Han?!"
Heeseung benar-benar frustasi dan bingung sekarang gimana cara meyakinkan Yohan biar denger penjelasan nya dan percaya sama dia.Yohan menatap sinis pada Heeseung dan membuka masker hitamnya.
"Lo ga perlu usaha apa-apa. Karena gue ga bakal percaya lagi sama Lo.""Kim Yohan!! Lo--"
Tin tin
Sebuah mobil sport berwarna hitam berhenti di belakang Heeseung. Yohan dan menyuruh orang-orang yang barusan turun dari mobil masuk ke bangunan tua dibelakang nya dengan jarinya.
Heeseung menoleh ke belakang dan seketika matanya terbelalak karena melihat orang yang familiar dibawa paksa oleh orang-orang bertubuh besar. Dimana orang yang dibawa paksa itu mulutnya di lakban dan tangannya di ikat.
Heeseung menajamkan penglihatan nya dan selanjutnya memekik kaget."Park Jisung?!"
"Kim Yohan!! Lo ngapain hah?! Lo culik adek gue! Lo culik Jisung! Mau Lo apa hah?! Jawab gue bajingan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are ENHYPEN (✓)
أدب الهواةWe Together!! "One...two..." "CONNECT!! WE ARE ENHYPEN!!"