"serius ca gw gk tau apa-apa, dia cuma nelpon gw tiba tiba ngaku udah di bandara malang maksa jemput"
"kenapa lo gk kasih tau gw"
"yah gw mau ngasi tau, dia ngemis ngemis untuk gk ngasih tau lo dulu"
aku sedang berdebat dengan gavin meminta kejelasaan kenapa dia yg tiba tiba pulang bersama shelva
"tunggu dia bangun aja baru suru dia jelasin"
"orang tuanya tau gk sih?"
"nah itunya juga gw takut-kan, sempat ortunya tau shelva sama lo bisa habis kita"
gavin benar sampai orang tua shelva tau jika anaknya bersamaku aku bisa dapat masalah mengingat orang tuanya tidak menyukai kami. terlebih aku, aku di anggap pengaruh buruk oleh mereka karena semejak dia mengenalku, shelva jadi sering keluar pedahal sebenarnya saat shelva meminta izin untuk pergi bersama ku dia tidak sedang benar benar pergi bersamaku
melainkan dia pergi dengan pacar-pacarnya dia hanya menjual namaku ke orang tuanya, kelama-lamaan org tuanya mengangapku sebagai pengaruh buruk, bukannya marah ke shelva aku malah memakluminya sampai gavin yg sempat marah ke shelva karena menjaddikanku tumbal, orang tuanya terlalu meng-ngekangnya hinggah mambuat shelva terpaksa berbohong. sedangkan gavinpun kena imbasnya di cap jelek karena gavin sering terlihat pergi bersamaku
"he bangun" aku sedang membanggunkan shelva
sudah mau memasuki maghrib tidak baik jika membiarkannya tidur sampai maghrib "jam berapa?"
tidak susah untuk membangunkkannya "mau magrib bangun cuci muka, lo masi harus ngejelasin kita"
"iya iya ih bawel" shelva berdiri dengan kesal masuk kearah kamar mandi
aku turun kebawah dan menyiapkan sate dan lemon tea yang sudah kubeli tadi untuk shelva, selera makananku dengannya tidak jauh berbeda kami sama sama lemon tea addict
"ca lapar" shelva turun dengan masi muka bantalnya
" ini udah ku belikan makanan"
"asikk, muach" shelva kembali mencium pipiku
sudah kebiasannya dia sering mencium ku dan melakukkan touch skin dengan ku, sedangkan aku, aku sedikit tidak terbiasa melakukan touch skin deluan terhdapat shelva ataupun orang lain takut mereka risih
" mmbmana davin"
"makan dlu ege"
dia menelan satenya dan kembali bertanya "gavin mana"
"kamar"
dia melanjutkkan makannya, aku memandanginya yang sedang makan aku bertanya tanya kenapa dia begitu nekat untuk berangkat seorang diri mengingat orang tuanya tidak bakal mengijinkannya, kenapa aku tau? kami pernah memutuskan untuk berlibur bersama dengan teman teman ku yg lain saat masi di sulawesi syangnya hanya shelva yang tidak ikut karena orgtuanya tdk meng izinkannya
jadi aku menebak dia pergi tanpa izin dari orang tuanya. " ah allhamdulillah" shelva sudah selesai makanan
" udah kenyang?, sekarang jelasin" gavin tiba tiba muncul dari kamarnya
"gak sabaran amat" shelva menarik nafass panjang dan mulai menjelaskan
"jadi gini, i made mistake"
"kesalahan apa lgi sekarang" gavin terdengar sangat frustasi
"aku berantem sama mama dan papa, dia ngedapetin aku jalan sama winston" shelva menjawab dengan suaranya yang mulai gemetar,matanya pun kembali berkaca-kaca
aku heran dengan orang tua shelva, dia mengizinkan shelva untuk pacaran tetapi peraturanya sangat banyak harus ras 'ini' atau harus dari agama 'ini', sedangkan shelva lebih sering berpacaran sama beda agama, reaksi orang tuanya sangat ber lebihan padahl belum tentu juga sampai nikah
"dia mukul lagi?" di jawab dengan anggukan
" yah ini emang salahku pedahal aku udah janji sama mereka untuk gk berhubungan lagi sama dia" shelva benar benar menangis skrng
ternyata shelva masi sering di pukul sama ayahnya pedahal dia sudah besar, walaupun shelva emng sedikit bandel
"papa ngusir aku dari rumah ca"
"lo pikir dengan datang disini bakal selesain masalah?, yang ada lo malahan bakal jadi masalah buat aca, gw gk paham lgi sama lo shel, aca selalu dapat masalah efek percintaan lo yg ngak jelas itu"
"gavin lo mending diam deh"
"lo yg diam ca, lo terlalu nge belain dia, gw gk mau yah shel aca dapat masalah gara gara lo, liat sampai ortu lo tau dan aca dapat masalah gw bakal jelasin semua kelakuan busuk lo ke orgtua lo"
"lo bego apa gimna sih shel lo selalu nge-korbanin orang yg benar-benar sayang sama lo demi laki-laki gk jelas diluar sana, lo haus kontol ape gimna"
tangisan shelva makin menjadi-jadi, gavin tidak seharusnya berbicara seperti itu. aku langsung membawa shelva kedalam dekapanku
"Shut Your Fucking Mouth!" aku menyuruh gavin untuk diam dia malah membuat keadaan makin parah
"sttt udah, lo tinggal dulu disini sela ma beberapa hari, sampai lu tenang baru lo pulang yah?" bisa kurasa shelva mengeleng didalam dekapanku
"jgn gitu, gw yakin mereka gk benar-benar marah sama lo, gw temani lo minta maaf ke mereka"
"lo beneran gila, sulawesi malang lo pikir deket, bikin habis habis uang demi urusin anak ini ntar juga berulah lagi" gavin benar benar yah, aku memberikan tatapan menyuruhnya diam
"ck..." gavin berdecak sebal dan memilih keluar dari rumah, biarkan saja lah dia
"udah nangisnya yah" shelva melepaskan dekapanku dan mencoba menghapus air matanya
"tuh kan jadi lapar lagi aku" aku tersenyum mendengar perkataanya
dia tidak pernah berubah selalu saja yg dipikirannya hanya makanan, luckynya shelva tidak pernah gemuk
aku menyambar jaketku dan mengambil kunci motor
"yok cabut"
"asikkk....."
to be continue
_________________________________
vote dong pantek
KAMU SEDANG MEMBACA
KARENINA
Teen Fictionangin malam membawaku bertemu dengannya. perhatian: cerita ini tidak di pertunjukkan untuk homophobic. mohon untuk tidak membaca cover cr: pinterest