BAB 3: Flashdisk

619 82 4
                                    

terimasih buat respond baik kaliannnn

selamat membaca.......

------------

" kau mau kasi nama siapa itu?" tanyaku ke gavin yg baru saja membeli dua kelinci, alih2 membelih gorila seperti yg dia ucapkan semalam dia malah membeli dua kelinci beserta kandangnya, yang sekarang dia taru di halaman depan rumah

"roberto dan rebecca"
sontak saja aku tertawa mendengarnya
"HAHAHAHAHA apa-apaan cakepan nama binatang dari pada majikannya, yang ada lo yang dipelihara ntar ama mereka"

"aduh bencong" gavin membalas ucapan ku dengan tinjauan dibahu ku
"ngaca, bagusan juga nama molly dari pada seraphina" ucapnya dgn menyebutkan nama kucing kesayangan keluargaku
"anjing" makiku
"kelinci" balasnya

"dih, kenapa juga kau beli dua mana lawan jenis lagi di kasi satu kandang zina ntar mereka kau yg dapat dosanya"
"sengaja biar dapat tiga" katanya yang membuat ku bingung

"bah gimna ceritanya, sengaja kau mau zinain mereka? emang kau tau si betina straight?"
"itu mah lo lesbi,gini loh kan kata pa ustadz kalau berdua-duan pasti ada yg ketiga" lawakkan garing gavin dengan memakai lo-gw jgn heran aku dan gavin suka menganti-ganti logat. yg ku balas dengan ketawa kecil

pip....pip....

klakson yg tidak asing di inra pendengaranku lantas saja ku alihkan pandanganku ke arah berasalny bunyi klakson itu

"hei hei, lagi ngapain nih sore-sore" ucapnya sambil turun dari motor vespanya
"ini bang, si gavin beli kelinci" kataku membalas pertanyaan seseorang yg ku sebut 'bang' tadi

dia mendekat ke arah gavin dan menjitak kepala ny
"lo mah ujung ujungnya lo biarin mati juga, marmut lo juga itu mati kan" emang benar si gavin suka sok2an beli hewan peliharaan yg ujung2nya berakhir tragis

"bukan mati bang, dia sendiri yg buangin " kataku sedikit mengkompor2in
"gimna gk mau gw buang anaknya dimakan sendiri sama dia, kesel yah gw buang aja" bantah gavin
"yah lo salah gk langsung lo pisahin, udah ah abang aan masuk dlu abang nginap malam ini"
katanya yg menyebut dirinya sendiri dengan sebutan 'abang aan'

abang aan sepupuku dari pihak mama aku paling dekat dengan dia, aku banyak belajar dengannya.
dia juga melanjutkan kuliah nya di malang dia alasan besar kenapa mama mengijinkanku sekolah disini, tapi dia memilih kontrak rumah dengan teman SMA-nya yg juga memilih lanjut di malang.
aku dan gavin mengikuti abang aan masuk rumah

"ca....." panggil bang aan memanggilku dengan nama kecilku
"iya bang?"
"abang lupa nih singahin flashdisk teman abang padahal lewatin rumahnya tadi"
"curhat bang?" balas ku sedikit becanda yang padahal aku sudah tau mengarah kemana perkataan abang aan

"ye kocak, tolong anterin" pintahnya
"suru gavin aja" balas ku sambil memutar badan ingin melihat gavin yg tadi mengekor dibelakang ku .
hilang, gavin hilang entah kemana.

"kamu aja ca, abang juga gk enak udah 2 hari telat ngasihnya gk jauh kok berapa belokkan dari sini kamu jalan aja ntar juga liat, nomor rumahnya 32B"

"buset tuh nomor rumah apa ukuran bh"
"udah sana" usirnya sambil melemparkan kunci motornya
"nih pake biar cepat "
ku tanggap kunci motornya dan berjalan malas keluar dimana motor abang aan terparkir

kujalankan motor dengan perlahan sambil menghitung mundur nomor rumah yg ada

35B.....34B.....33B....32B.....

hingga sampe di rumah yg ditunjukkan oleh bang aan,ku dipinggirkan motor ku di depan rumah itu dan mulai menyadari suatu hal aku tertekun.

ini rumahnya, rumah teman bang aan dan rumah gadis malam itu sama persis, bukan hanya sama persis mungkin teman abang aan yg di maksud adalah gadis malam itu

to be continue




ps: terimakasih sudah membaca Kritik dan saran dari kamu sangat dibutuhkan

KARENINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang