BAB 13: Awkward

318 50 6
                                    

seraphine pov

shelva dan aku sedang duduk di salah satu warung makan lalapan setelah baru saja mengisi kedua perut kami

"ah dinginnya" shelva mengeluh karena udara malang di malam hari yg menyusuri kulitnya sangat terasa dingin

" siapa suru gk pake jaket"

" gk peka banget lo, pinjamin jaket lo kek" 

"ogah ntar gw malah kedingan"

"ck..." 

" yah udah sini pulang aja"

"yah udah ayo"shelva meninggalkan aku sambil membanting kakinya kesal menuju motorku

"kebiasaan"

"ini bang, pas kan?" aku segera buru buru membayar dan segera menyusul shelva

"capcus neng" ajakku ke shelva yang masi saja terlihat kesal  agar segera naik keatas motor


dia naik dan langsung melingkarkan tangannya dipinggangku dengan wajah yang masi terlihat bete, anak ini mau sampaikapan dia harus marah hanya karena persoalan jaket dia memang sedikit kekanak-anakan 

"mau kemana lagi?"

"terserah"

"huuft" ku hembuskan nafas panjangku aku harus bersabar menghadapi sifat shelva yang satu ini

"ke tempat abang aan aja yah"

aku melihat selva mengangguk lewat spion motor

aku mengambil hp ku dan mengirim pesan menanyakan keberadaan bang aan 

"jangan main hp sambil nyetir ca" 

"iya bentar tunggu balasan dulu"


bang aan membalas pesanku dengan menyebutkan keberadaanya, dia berada di skatepark yg biasa bang aan pergi bersama teman temannya

"kemana?" shelva bertanya sambil menaru dagunya dibahu ku

"di dekat kompleks"

"oh"

ku jalankan motor ku dengan sedikit laju menuju ketempat skatepark, tidak lama aku dan shelva sudah sampai ditujuan aku bisa melihat teman bang aan tapi aku tidak melihat bang aan sama sekalih

aku lupa ini malam minggu memang kebiasaanya bang aan dan teman temannya kumpul disini kemungkinan karen juga ada disini

aku turun dari motor dan melangkahkan kaki ku menuju mereka dengan di ikuti shelva di belakangku 

disana karen sedang duduk melipat kaki di atas lantai aku mengambil tempat disampingnya

"hai" sapanya

"hai, gk main?"

karen membalas dengan gelengan pandanganya beralih ke shelva
"dari mana?" 

"makan"

aku melihat raut wajah mereka yg sedang bertatapan aku bisa merasakan ada yg salah, mereka saling melemparkan tatapan tak suka 

"gavin" aku refleks memanggil gavin yg tidak sengaja ku lihat

ternyata dia berada disini, aku ingin meminta maaf kepadanya aku tidak mau dia terus mendiami ku aku kembali berdiri dan berjalan menuju gavin aku meninggalkan shelva dan karen berdua 


gavin menaiki alisnya melihat ku 

"masi marah kh"

dia tidak menjawabku

"udahan yuk"

" lu belahin aja terus tuh bocah"

" baikan yah?"

" gw lapor bang aan nih" lanjutku

" hais kang ngadu lu"

aku tersenyum, dia sangat tidak mau bang aan tau setiap kami sedang marahaan, gavin capek harus mendengar ceramah dari bang aan

"iya iya"

"gitu dong"

"udah udah sono lo" gavin mendorong badanku untuk segera pergi dari hadapannya

aku tertawa dan kembali jalan kearah karen dan shelva berada

auranya tidak berubah, masi sangat cangguh mereka tidak terlihat ingin merbicara satu sama lain

"diam diam bae"

"bang aan mana ca" shelva bertaya

betul bang aan kemana dia tidak terlihat sedari tadi

"bang aanku kemana" aku balik bertanya kepda karen

"di cafe sebelah" aku hanya beroh ria 

"shelva kok disini?"

panjang umur bang aan muncul dari belakang kami, aku lupa bilang bang aan bawah shelva ada disini

shelva berdiri dan memeluk bang aan

"aduh bang kangennn" 

bang aan membalas pelukkan bang aan, shelva juga sangan dekat sama bang aan walapun dia sering di jahili sama bang aan, terkadang ketika bertemu mereka terlihat seperti serial tom n jerry mereka saling menjahili

"kok bisa disini kapan tibanya?" bang aan mengulangi pertanyaanya

"baru aja tadi sore,kan udah libur bang" shelva berbohong 

memang liburan semester sudah dekat tapi bukan sekarang

" kok aca belum?" 

"kan biasa juga sulawesi deluan yg libur"

bang aan hanya menganguk dia tidak terlihat curiga sama sekalih ,bang aan pergi meningalkan kami kembali bermain dengan skatenya

"emang dah kalau bohong shelva juaranya"

"iya dong kalau jagonya ayam baru kfc"

aku lupa dengan keberadaan karen, yang dia sedari tadi menyimak oborolan kami

kepergiaan bang aan suasanya kembali cangguh

"kalian sudah kenalan belum?" aku berniat berbasa basih

"udah" mereka kompak menjawab 

aku meringis melihat respon mereka menjawab dengan nada yg sangat ketus. sangat awkward, siapapun tolong selamat kan saya





to be continued.......


masi ada yang nunngguin gk sih ini?

jangan lupa vote

KARENINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang