Ch1

18.9K 1.1K 264
                                    


*****

Jisoo memeluk bergantian nenek dan adiknya, sebagai perpisahan untuk nya yang akan segera berangkat ke Seoul, ibu kota. Meninggalkan tempat kelahiran nya, pulau Jeju.

"Kak Jisoo, nanti jangan lupa untuk izin cuti liburan." Ujar adik perempuan nya itu.

"Tzuyu, kakak mu baru akan mulai bekerja kau sudah menyuruhnya untuk mengambil cuti berlibur." Sahut Nenek mereka menggelengkan kepalanya.

"Soalnya nanti aku akan sangat merindukan kak Jisoo, kalau lama pulang nya." Tutur Tzuyu mengerucutkan bibirnya menatap sang nenek.

Jisoo tersenyum mendengar percakapan dari nenek dan adik nya itu.

"Tzuyu-ah, jangan khawatir. Setiap liburan kakak akan pulang menemui kalian."

Mendengar hal itu, membuat Tzuyu tersenyum senang.

"Jisoo-ya, jangan menjanjikan hal yang belum pasti. Belum tentu majikan mu nanti mengizinkan mu untuk libur pulang kampung." Ujar sang nenek.

"Nenek jangan khawatir, Jisoo yakin ibu Yoona akan mengizinkan. Dia wanita yang baik dan sangat pengertian." Ucapnya mencoba menjelaskan.

"Nenek dengarkan, apa kata kak Jisoo." Seru Tzuyu senang mendengar ucapan sang kakak.

Nenek Kim menghela nafasnya. "Baiklah, kalau memang begitu. Yasudah, sekarang pergilah. Jaga dirimu baik-baik disana dan jangan lupa untuk selalu memberi kabar."

Jisoo menganggukan kepalanya patuh, tersenyum menatap nenek dan adiknya itu. Lalu mereka kembali berpelukan beberapa saat.

Tzuyu terus melambaikan tangannya pada sang Kakak, disaat gadis itu telah menaiki kapal yang akan membawanya keluar dari pulau tempat kelahirannya itu.

Sama hal nya dengan Jisoo yang masih terus melambai menatap Nenek dan adik perempuannya yang semakin jauh bayangannya karena kapal yang bergerak membawanya perlahan hilang dari pandangan mereka. Tanpa diinginkan nya air mata jatuh dibawah kelopak matanya. Merasa sangat sedih harus meninggalkan satu-satu nya keluarga yang dimilikinya. Kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sejak dirinya dan Tzuyu masih sangat kecil. Sebab itu mereka hanya dirawat oleh Nenek mereka.

***

Jisoo menatap bangunan mension dihadapannya itu dengan terpukau. Kembali dia mengecek alamat rumah yang ada di kertas.

Penjaga pintu gerbang yang melihat gadis itu tengah menengok-nengok ke dalam, segera menghampirinya.

"Permisi, nona ada yang bisa saya bantu?."

Jisoo tersenyum, sedikit gugup menyerahkan selembar kertas yang dipegangnya pada pria itu.

"Apa benar ini alamat rumah yang ada di kertas itu?." Dengan sopan dia bertanya.

Pria itu sejenak membaca alamatnya, lalu menganggukkan kepalanya. "Benar, ini alamat rumahnya. Kalau boleh tau nona ada keperluan apa disini?."

Jisoo bernafas lega akhirnya berhasil menemukan alamat yang dicarinya, setelah sekitar empat rumah yang tadi salah dimasuki oleh nya.

"Saya pembantu baru yang akan bekerja di rumah ini." Jelasnya seraya tersenyum.

Terlihat pak penjaga rumah itu yang sedikit terkejut mendengar ucapan dari gadis itu. Pikirnya, gadis itu terlihat memiliki paras yang cantik untuk hanya sekedar menjadi seorang pembantu.

"Apa nona yakin?."

Jisoo mengangguk cepat dengan senyum yang tak hilang dari wajah cantik nya.

Dengan sedikit ragu, dia mempersilahkan gadis itu masuk ke dalam gerbang rumah mewah itu.

My MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang