02. Tiga Serangkai

44 22 15
                                    

Senin, 2 Februari

"Kalian semua hati-hati, ya. Papa, Nusa jangan ngebut." Mama Lestari sekali lagi mengingatkan sembari menatap suami dan anak keduanya bergantian.

Nusa dengan sudah rapi berseragam putih abu, mencangklong tas punggung hitamnya sekali lagi juga mengangguk.

"Tenang aja Ma, nanti kalau ngebut. Aku jitak helmnya," sahut Tari yang juga sudah rapi berseragam dengan kaos kaki putihnya yang hampir mencapai lutut.

"Beni berangkat, ya, Ma. Mama hati-hati di rumah. Beni gak tahu libur semester selanjutnya bisa pulang atau gak. Pasti bakal tambah sibuk karena tugasnya juga bakal tambah banyak," Beni berpamitan.

Kuliah di luar kota membuatnya tidak bisa pulang setiap saat. Tapi demi masa depannya dia yakin dia bisa menyelesaikannya dengan baik meskipun harus jauh dari keluarga.

Mama Lestari memeluk erat anak pertamanya dengan tersenyum hangat."Kamu juga hati-hati, ya, Ben. Jangan lupa makan, ibadah, dan selalu berperilaku baik di mana pun kamu berada. Fokus."

"Ya, udah Ma, Pa. Kita berangkat ya, keburu terlambat ikut upacara." Nusa melirik jam tangan di lengan kirinya. Dia bersama Tari bergantian mencium punggung tangan kedua orang tuannya.

Sebelum menuju motornya, Nusa menepuk keras pundak Kakaknya sebagai salam perpisahan. Sedangkan Tari dengan sudah naik di jok belakang motor Nusa berteriak,"Hati-hati Kak. See you and good bye. Jangan kangen."

Beni membalas menepuk bahu Nusa dan mengangkat jempol untuk Tari.

Papanya juga segera pamit, dia harus mengantar Beni ke stasiun sebelum ke kantor.

Motor Nusa dengan beban Tari di boncengan belakang mulai melaju keluar gerbang rumah, disusul mobil Papanya yang berbelok berlawanan arah menuju stasiun kota.

***

SMA Ghuna Bangsa menjadi salah satu sekolah menengah atas terbaik di antara yang terbaik. Tidak mudah untuk bisa menjadi murid di Ghuna Bangsa. Selain nilai yang menjadi tolak ukur untuk bisa masuk ke Ghuna Bangsa, mereka yang memiliki semangat tinggi untuk belajar, optimisme dalam menghadapi segala kemungkinan, ambisius dalam mengerjakan segala sesuatu, memiliki tujuan yang jelas juga turut menjadi bahan pertimbangan. Dan semua pertimbangan itu bisa dilihat melalui tes yang diadakan setiap penerimaan peserta didik baru.

Visi dan misi Ghuna Bangsa adalah meningkatkan kualitas pelajar di mana itu dilakukan dengan meningkatkan tidak hanya pada pengetahuan dan keterampilannya saja, tapi juga dengan membentuk karakter pelajar yang kuat. Ghuna Bangsa yakin semua itu bisa diraih melalui pelajar yang haus akan ilmu pengetahuan, memiliki optimisme yang tinggi, ambisius, dan jelas bertujuan.

Ghuna Bangsa tidak hanya menjalankan kewajibannya sebagai tempat untuk belajar. Tapi Ghuna Bangsa juga turut memastikan para muridnya membawa bekal yang setidaknya cukup untuk menghadapi masa depan. Terpampang dengan jelas pada banner visi misi di lobi Ghuna Bangsa, pada bagian paling atas, tujuan Ghuna Bangsa adalah melahirkan generasi yang berkompeten dengan karakter kuat demi berguna bagi bangsa dan negara.

Gapura tinggi bercat putih dengan tulisan besar warna merah 'SMA GHUNA BANGSA' terlihat berdiri kokoh menghadap jalan. Di bawahnya, dengan wajah-wajah cerah, berseragam rapi melintas silih berganti murid Ghuna Bangsa melewati gerbangnya yang dibuka lebar-lebar.

Nusa mengurangi kecepatan laju motornya saat melewati gerbang. Dengan kecepatan stabil dia menuju parkiran kelas dua belas bersama murid lain. Tapi belum dia memarkirkan motornya, Tari di jok belakang sudah menepuk bahunya berulang kali seperti menyuruhnya untuk berhenti.

Nusa ( N ) TaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang