Selasa, 3 Februari
"Tahun 1942 hingga 1945 adalah masa-masa di mana Jepang menjajah Indonesia tiga setengah tahun lamanya, itu bukan waktu yang seberapa jika dibandingkan 350 tahun masa penjajahan kolonial Belanda."
"Tapi yang jelas, lama atau sebentar, segala bentuk penjajahan adalah puncak segala perilaku kejahatan. Karena tidak hanya ambisi menguasai suatu wilayah dengan paksa, mereka para penjajah juga akan melakukan segala upaya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, dengan cara apa pun, tanpa kecuali jika itu harus saling membunuh. Itu jelas pelanggaran keji yang kemudian kita kenal sebagai hak asasi manusia." Pak Dewan, guru sejarah dengan kaca mata berbingkai coklat berdiri di depan kelas.
Ruang kelas 12 IPS-A hening, hanya suara Pak Dewan menjelaskan yang
terdengar lantang."Tapi apakah kalian tahu, apa yang menjadi penyebab, awal mula yang mendasari sehingga Jepang masuk ke Hindia Belanda atau Indonesia pada Perang Dunia II? Coba Bapak ingin kalian menganalisis."Risnu menyikut lengan Arar yang menyimak dengan serius. Nusa yang duduk di depannya juga sekilas menoleh ke belakang kepada Arar, seolah menyuruhnya untuk menjawab. Sedangkan Arar hanya mengendikkan bahunya malas, dengan gerak bibir yang seolah meremehkan.
"Karena Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Tentara Amerika di Pasifik, tepatnya di Pearl Harbour, Hawaii. Pak." Salah satu murid laki-laki yang duduk di paling pojok kanan lantang menjawab.
"Itu tidak salah, tapi apa yang lebih mendasar." Pak Dewan menimpali.
"Jepang butuh logistik perang, sehingga masuk ke Hindia Belanda untuk memperkuat pertahanannya melawan Amerika." Siswi berkaca mata yang duduk paling depan di barisan tengah menjawab yakin.
"Itu juga tidak salah, tapi barangkali ada yang ingin menjawab lagi?" Sekilas Pak Dewan mengalihkan tatapannya pada barisan meja paling kiri.
"Ya, karena itu udah takdirnya, Pak. Mau gimana lagi." Murid laki-laki yang duduk tepat di samping Nusa menceletuk malas. Sontak membuat beberapa murid tertawa lirih.
"Dan juga takdir buat saya, punya murid yang kerjaannya cuma tidur kaya kamu, Boi," balas Pak Dewan yang juga mengundang reaksi tawa lainnya.
Pak Dewan beralih pada kursi di belakang meja Nusa. "Agrari Salah, bagaimana menurut kamu?" tanya Pak Dewan membuat kelas kembali hening.
Arar yang disebut namanya, menghela napas panjang."Sebenarnya Jepang pernah datang ke Indonesia pada tahun-tahun sebelum penjajahan masa Jepang dimulai. Tapi saat itu tahun 1938-1939 tujuan Jepang masih hanya untuk berinvestasi. Jepang termasuk menjadi salah satu negara yang mampu mengatasi keterpurukan akibat krisis ekonomi global, tahun 1937. Berbanding terbalik dengan kondisi Hindia Belanda yang terpuruk."Arar membuka jawabannya dengan mantap.
Pak Dewan mengangguk, tersenyum sekilas."Lanjutkan."
"Karena itu Jepang menjadi pesaing negara-negara Eropa untuk berinvestasi di Indonesia. Lalu terbitlah ambisi Jepang untuk menguasai Asia Tenggara, tapi Jepang sadar jika itu berarti bukan hanya akan melawan Asia Tenggara saja tetapi Jepang juga akan melawan Belanda dan sekutu. Kondisi semakin keruh saat Amerika kemudian meng-embargo minyak bumi untuk Jepang, hal ini jelas berdampak bagi industri dan kebutuhan perang Jepang. Lalu sebagai respon, Jepang kemudian menyiapkan strategi perang agresif, ini yang kemudian salah satu pasukan yang dibentuk Jepang menyerang Pangkalan Laut Tentara Amerika di Pearl Harbour." Arar menjeda sejenak jawabannya, kelas hening.
"Hingga 8 Desember 1941 Amerika menyatakan perang dengan Jepang, dan saat itulah gerbang Perang Dunia II akhirnya terbuka. Mulailah Jepang masuk ke Hindia Belanda. Dengan menggaungkan gagasan 'Saudara Tua' Jepang diterima pribumi dengan baik. Lalu pribumi semakin 'wellcome' ketika Jepang berjanji akan membebaskan asia dari tangan penjajahan barat. Itu di tandai dengan adanya semboyan '3A', Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia, Jepang Pemimpin Asia. Dari sanalah kemudian organisasi bentukan Jepang bermunculan, beberapa di antaranya ada PETA, PUTERA, tujuannya adalah memperkuat pasukan Jepang pada perang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa ( N ) Tara
Roman pour Adolescents"Bullshit! SMA gak Ghuna Anjing!" Di antara banyaknya coretan warna tak beraturan, setidaknya kata-kata itu menjadi yang paling jelas untuk bisa terbaca. Setelah lima tahun berlalu, SMA Ghuna Bangsa kembali diteror aksi corat-coret tembok, vandalis...