Kamar Nusa sederhana. Bercat abu-abu sedikit gelap, 5 x 4 meter, dengan pintu geser yang menghubungkan dengan balkon. Di sisi kiri, bagian panjang kamar ada pintu, meja belajar, dan lemari pakaian, sedangkan pada sisi seberangnya adalah pintu geser kaca yang langsung menghubungkan dengan balkon. Di sebelah kiri bagian lebar kamar, terdapat meja nakas, ranjang single bed, dan satu lemari tambahan yang tingginya tidak lebih dari dua meter. Lalu, persis di dinding yang menghadap ranjang, tertempel besar poster ilustrasi peta Indonesia, dengan pulau-pulau berwarna merah berlatar dasar putih.
Nusa merebahkan tubuhnya di kasur single bed kamarnya yang empuk, menjadikan lengan kanannya sebagai bantal. Sejenak matanya menatap langit-langit kamarnya dengan tenang, menumpahkan segala isi pikirannya yang ramai seolah melayang-layang di atas kepala.
Malam itu dia lebih banyak memikirkan kejadian sore itu, coretan di dinding pagar samping sekolahnya. Siapa yang melakukan vandalisme di sana? Dan apa alasan melakukan itu? Karena jelas tertempel di sudut dinding, himbuan agar tidak melakukan segala jenis aksi pengrusakan, mencoret-coret tembok. Jika ada yang melakukan itu, artinya siapa pun pelakunya pasti mempunyai maksud dan motif tertentu.
Ting!
Ting!
Ting!Cowok berkaos hitam itu bangkit dari rebahannya—menghentikan sesi bergelut dengan isi pikiran —saat mendengar suara notifikasi pesan masuk. Nusa bangkit duduk di tepian ranjang, meraih handphone di atas meja nakas. Ada berbagai macam notifikasi yang muncul di layar, di urutan paling atas adalah notifikasi paling baru, pesan chat dari grup yang paling sering Nusa buka.
Nusa segera membuka aplikasi pesan chat. Ada empat pesan baru di room chat grup dengan nama 'Rahasia Negara'. Membacanya dengan seksama, lalu segera membalas pesan-pesan yang masuk.
Belum sempat Nusa mengetikan balasan untuk Arar, tiba-tiba layar ponsel Nusa berubah menampilkan ikon panggilan vidio call grup. Tanpa berpikir lama Nusa segera menerima panggilan vidio yang dibuat Arar.
"Kenapa kita nggak boleh bocorin soal ini ke murid lain. Bukannya itu malah bagus, ya? semakin banyak yang tahu, siapa tahu ada yang tahu siapa pelakunya?" Tanpa basa basi, Arar langsung melontarkan pertanyaan, layar ponsel Nusa membelah menjadi tiga tampilan. Menampilkan raut wajah bertanya Arar. Lalu, Risnu yang terlihat sibuk memposisikan handphone, terlihat kameranya bergerak-gerak, mencari posisi pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa ( N ) Tara
Teen Fiction"Bullshit! SMA gak Ghuna Anjing!" Di antara banyaknya coretan warna tak beraturan, setidaknya kata-kata itu menjadi yang paling jelas untuk bisa terbaca. Setelah lima tahun berlalu, SMA Ghuna Bangsa kembali diteror aksi corat-coret tembok, vandalis...