Bel pulang berdering, menandakan jam pelajaran telah berakhir. Dengan cepat yeonhee membereskan barang-barangnya. Yeonhee yang baru keluar dari kelas sudah di buat kaget oleh Seseorang yang menepuk pundaknya. Orang itu membawa yeonhee ke tempat agak sepi, memisahkan mereka berdua dari murid-murid lain.
"suratnya bagaimana?" tanya Suyun pelan
"kamu pikir nyelidikin gituan mudah? Kan aku bilang kalau aku udah tau sesuatu, pasti langsung ku kasih tau. Jadi, kamu jangan buat yang lain curiga dan jangan tanya-tanya lagi"
Yeonhee memang masih melakukan penyelidikan dan belum mendapatkan hasil.
☘️
☘️
☘️Jibeom baru saja mengantar jaehyun pulang, dia tidak tau mau kemana. Memang, jibeom selalu mengajak jaehyun untuk makan siang dulu dan baru mengantarnya pulang selepas sore. Namun jaehyun saat ini harus pulang lebih awal.
Apa dia harus ke tempat biasa berkumpul dengan para sahabatnya? Tapi, dia tidak yakin ada orang disana. Ke cafe Yeonhee? Boleh juga, minimal untuk pergi mengisi perut.
Baru saja jibeom membelokkan mobil ke arah cafe yeonhee, dia melihat seseorang yang sepertinya dia kenal. Semakin mobilnya mendekat, semakin ia yakin.
Namja itu sedang menangis sendirian di halte dan jibeom bergegas meminggirkan mobilnya. Dia panasaran.
Jibeom turun dari mobil, menghampiri Namja itu, dan menyentuh pundaknya. Namja itu refleks mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah berani menyentuhnya. Saat melihat jibeom, Namja itu langsung berusaha menghapus air matanya.
"kamu, ngapain disini?" tanya joochan panik
"seharusnya aku yang nanya, ngapain kamu disini?"
"Nungguin Bus" jawab joochan asal
Jibeom menaikkan satu alisnya. "yakin? Nunggu bus sambil Nangis?"
Joochan memaksakan dirinya untuk tertawa pelan. "gak nangis kok. Cuma kelilipan aja"
Jibeom mengerutkan kening. Dia tau Namja itu berbohong. "percuma kamu berbohong ke aku"
Joochan terdiam. Dia bingung. Tidak mungkin dia menceritakan semuanya ke jibeom. Kalau Yeonhee yang datang, mungkin dia sudah memeluk sahabatnya itu dan menangis, lalu menceritakan semua kejadian yang menimpanya.
"aku antar pulang?"
Joochan menggeleng "gak perlu, aku bisa naik bus"
"kamu mau ke cafe kan?" tanya jibeom lagi. Joochan mengangguk.
"bareng aku aja. Aku juga mau kesana. Kalau kamu mau lanjutin nangis di mobil aja gak apa-apa, daripada nangis disini"
Joochan menatap jibeom tak percaya. Jibeom mengatakan kalau dia boleh melanjutkan menangis di mobil? Tentu saja joochan tidak akan melakukannya. Bagaimana bisa dia menangis didepan jibeom?
Jibeom sudah lebih dulu masuk ke mobil, tapi dia sama sekali tidak menyalakan mesin mobilnya. Joochan menghela napas. Jibeom menunggunya. Dia sudah mengenal sifat kakaknya Yeonhee itu. Dia memang tampak dingin dan cuek tapi saat sudah mengenal dia lebih dekat, semua sifat itu menghilang dan yang tampak adalah kebalikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIGHT [BeomChan]
Fanfiction[REMAKE] Jibeom si Penguasaan Sekolah berpacaran dengan sahabat adiknya. Namun hubungan dengan kekasihnya pun tidak bertahan lama, Karena sang Kekasih menghilang tanpa kabar. Selama kekasihnya menghilang Jibeom pun Jatuh cinta Terhadap seseorang ya...