#9

60 10 6
                                    

Jibeom benar. Setiap kali memutuskan untuk berhenti mencari jaehyun, memang akan kembali dengan sendirinya. Seperti tadi, jaehyun tiba-tiba menghubungi jibeom dan mengajaknya bertemu.

"Jae, sudah lama gak bertemu" sapa joochan saat mengantarkan pesanan mereka.

Jaehyun tersenyum tipis. Dan joochan pun kembali bekerja.

"Jelasin ke aku, kenapa kamu ngilang lagi? Dan gak bisa di hubungi?"

Jaehyun menghela nafas. "keluarga aku lagi ada masalah, makanya aku enggak bisa menghubungin atau nemuin kamu"

Jibeom mengerutkan keningnya tidak percaya. "masalah apa?"

"masalah keluarga" jawab jaehyun tanpa menatap jibeom.

Jibeom merasakan sesuatu yang aneh. "aku nggak bisa bantu?"

Jaehyun menggalang. "Ini masalah keluarga aku. Aku nggak mau kamu ikut campur dalam masalah keluarga aku"

Lagi-lagi jibeom merasakan keanehan. "Kalau gitu kamu mau cerita ke aku apa masalahnya?"

Jaehyun menggeleng, lalu menunduk. "Maaf, Beom. Aku nggak bisa cerita"

"jaehyun kamu tahu nggak? Di dalam sebuah hubungan seharusnya nggak ada yang ditutupi"

Jaehyun menyurutkan keningnya tidak mengerti. "maksud kamu?"

Jibeom tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi jaehyun "coba kamu pikirkan"

Jaehyun memegang tangan jibeom, menggenggamnya. "aku nggak ngerti sama sekali Maksud kamu apa"

Jibeom melepaskan genggaman tangan jaehyun. "Kalau kamu sudah mengerti, hubungi aku!"

Jaehyun mengernyitkan dahinya. "kamu mau pergi?"

Jibeom menggeleng, tapi dia berdiri dari tempatnya. "aku nggak pergi kemana-mana, Aku bakal selalu ada saat kamu butuh. kalau kamu menghubungi aku, aku bakal ngejawab panggilan kamu"

Jaehyun menahan tangan jibeom. "Sekarang kamu mau ke mana?"

Lagi-lagi jibeom tersenyum misterius. Dia mendekat kearah jaehyun, menyelipkan beberapa helai rambut jaehyun ke belakang telinganya. "Aku boleh minta sesuatu kan?"

Jaehyun mengangguk. "kamu minta apa, beom?"

"Aku minta, kamu juga selalu ada buat aku, kapanpun itu. jangan menghilang lagi dan jangan ada yang ditutupi. Sebelum kamu ngerti apa yang aku maksud, aku nggak bakal maksa kamu. Aku bakal nunggu" jibeom mencondongkan tubuhnya dan berbisik. "Aku cinta kamu, tapi aku nggak suka dipermainkan. Cintaku tulus"

Setelah mengatakan hal itu, jibeom melangkah pergi. Berjalan dengan yakin, walaupun hatinya sedikit sakit meninggalkan jaehyun seperti itu. Tapi jibeom harus membuat jaehyun mengerti.

Joochan memperhatikan semua adegan itu dengan bingung. Baru kali ini jibeom meninggalkan kekasihnya sendirian. Jaehyun datang bersama jibeom tapi kini jibeom malah meninggalkan begitu saja. joochan tahu permasalahan tentang jaehyun yang sering menghilang. Tapi, apa jibeom harus meninggalkannya sendirian seperti ini?

☘️
☘️
☘️

Bersembunyi di balik topeng itulah dirinya. Selalu menyembunyikan wajahnya dari siapapun termasuk anak buahnya. Selalu memakai jaket, celana panjang, sarung tangan, sepatu, masker, dan topi, yang membuat dirinya sangat tertutup dari puncak kepala hingga kaki.

Pria itu memasuki gedung yang selalu menjadi tempat pertemuan mereka. Dia biasanya sengaja memilih waktu di malam hari, tapi kali ini tidak. Dia ingin semuanya berjalan dengan lancar. Dia ingin semuanya benar-benar sukses.

"tumben sekali, Tuan ngumpulin kami siang hari" ucap salah satu anak buahnya heran.

Pria itu tersenyum miring di balik maskernya "aku punya pekerjaan untuk kalian semua. Kali ini gampang saja"

Pria itu melemparkan kertas yang berisi foto-foto seorang Namja. "kita ganti target jadi dia, yang kemarin terlalu susah"

☘️
☘️
☘️

Jibeom merasa sudah cukup. Dia sudah mencoba segala cara untuk mempertahankan, tapi semuanya sia-sia karena hanya dirinya saja yang berjuang. Jaehyun tidak. Dan hubungan mereka tidak memberikan kebahagiaan.

Jibeom menghela nafas melihat pesan masuk yang dia terima. Lagi, Lagi, Dan Lagi. Hal yang sama selalu terulang. Dia sudah bosan dengan ini semua. Semakin jibeom memikirkannya semakin dia yakin bahwa keputusannya sudah benar.

Hari ini adalah hari penting bagi keluarga jibeom dan jaehyun bisa disebut bagian dari diri jibeom. Apa namja itu tidak bisa sebentar saja meluangkan waktunya untuk acara ini? apa bagi dirinya jibeom tidak penting lagi?

Mungkin benar, bahwa jibeom tidaklah penting bagi jaehyun. Semua ucapan jaehyun itu terasa seperti omong kosong. Semua yang dia lakukan untuk jibeom terasa Hanya seperti kewajiban karena jibeom sudah bersikap baik kepadanya. Bahkan status sebagai sahabat Yeonhee saja sudah jaehyun tinggalkan.

Jaehyun Namja yang sudah menghancurkan hati, pikiran, dan juga fisiknya. Namja yang sudah mencairkan es dalam dirinya, tapi kemudian membuatnya beku sekali lagi. Namja yang berhasil membuatnya berpaling dari keluarga yang dicintainya, Namja yang membuatnya kecanduan sekaligus kacau balau.

"Oppa, kamu galau karena jaehyun nggak mau datang ke acara tunangan aku?" tebak Yeonhee tanpa basa-basi.

Jibeom bersandar ke dinding sambil memejamkan matanya "kamu tahu jawabannya"

"well, dari ekspresi oppa itu, Aku juga udah tahu" ucap yeonhee dengan santai.

☘️
☘️
☘️

Yeonhee memakai topi dan kacamata hitam, berjalan masuk ke sebuah kafe dengan langkah percaya diri. Yeonhee menemukan daeyeol yang ternyata sudah menunggu. Dia tidak bisa melakukan hal ini sendirian, mengingat penyakitnya. Dia memutuskan untuk mengambil tindakan atas permasalahan jibeom.

"Gini, aku sudah tahu siapa pelakunya, meski Aku belum yakin seratus persen. kalau aku minta tolong jibeom oppa atau seokjin oppa, percuma. Mereka nggak bakal mau dan aku nggak mau nambahin masalah buat mereka" jelas Yeonhee.

"kamu tahu pelakunya, kenapa nggak suruh polisi aja buat nyelidikin?" tanya daeyeol heran

"Masalahnya, aku belum punya bukti yang kuat dan kalau aku nyerah ini ke polisi, aku takut pelakunya punya koneksi orang dalam dan ngelakuin hal curang"

Daeyeol mengerutkan keningnya "jadi kamu mau menyelidiki kasus ini sendirian?"

YeonHee mengangguk yakin. "Aku harus bisa buktiin semuanya"

"Nggak boleh, kamu nggak boleh nyelidikin ini sendirian. Kamu kan tahu kalau pelakunya itu benci sama keluarga kalian, gimana kalau entar kamu yang kenapa-napa?" larang daeyeol.

"Aku kan punya anak buah, dan mereka nggak bego" Yeonhee menatap dengan pandangan meneliti. "intinya sekarang Oppa mau bantuin aku atau enggak?"

"Daripada kamu sendirian, Lebih baik aku bantuin kamu" Putus daeyeol akhirnya, meski tidak rela.

"Oppa kamu harus tahu" bisik Yoonhae.
"dari tadi ada yang ngikutin aku dan sekarang mata-matain kita"

Daeyeol mengerutkan keningnya.
"Kamu tahu dari mana?"

"Pojok sebelah kanan, dekat kasir. yang pakai jaket hitam dan topi"

Daeyeol langsung menoleh kearah orang yang dimaksud Yeonhee, dan benar saja. Salah satu dari mereka sudah pernah memperlihatkan wajahnya ke daeyeol. Saat daeyeol ingin berdiri dan bermaksud menghajar mereka, Yeonhee segera menahan tangannya.

"jangan sekarang. selagi mereka masih baik, kita juga baik" cegah yeonhee.

Daeyeol berdecak dan menggeleng. "kamu emang sudah setengah gila"

🌟🌟🌟🌟🌟
Di vote dan comment ea 😊
Terimakasih 🙏

STARLIGHT [BeomChan] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang