"Hyung" panggil daeyeol, memotong ucapan mereka. Daeyeol mengeluarkan selembar kertas, lalu menyerahkan kepada seokjin.
Jisoo langsung ikut membaca di samping seokjin, tidak mempedulikan seokjin yang melarangnya. Setelah membaca, jisoo berteriak senang. "NAH, BETUL KAN KATA AKU. kamu tuh tidak percaya sama aku"
Jibeom menatap daeyeol penuh tanda tanya. Dia menghembuskan napas. "Database yang di California di-hack, dan pelakunya dari perusahaan mantan kamu"
Jibeom menatap mereka tidak percaya. Dia langsung menarik kertas dalam genggaman seokjin.
"dia pasti benar-benar cinta sama jibeom, sampai nekat ngelakuin ini semua." ucap jisoo kagum.
"Biar aku yang nyelidik semuanya lagi." ucap jibeom langsung ambil alih.
"tidak perlu, Jangjun sama Yeonhee lagi selidikin semuanya. Kamu cukup jagain joochan, takutnya dia malah diganggu" ucap seokjin tegas.
Joochan. Jibeom langsung teringat kekasihnya itu. Tanpa pamit, jibeom meninggalkan ruangan itu. Dia berlari dan menyusul joochan ke kafe. Jibeom benar, joochan tidak seharusnya ditinggal sendirian. Joochan harus ditemani.
Tanpa mempedulikan jalanan ramai. Jibeom mengklakson siapa pun yang menghalanginya. Dia mengendari cukup brutal dan cepat. Sesampai di kafe, jibeom memarkirkan mobilnya secara asal. Dia tidak peduli jika ada yang marah. Dia lalu berlari ke dalam kafe, dan masuk ke ruangan joochan.
Saat melihat sang kekasih sedang mengobrol dengan pegawainya. Jibeom lalu memeluk joochan dari belakang. Joochan yang mendapat pelukan dadakan itu tentu saja terkejut. Sementara pegawai yang mengobrol dengan joochan langsung pergi sambil senyum-senyum.
"Kamu gak apa-apa kan?" tanya jibeom khawatir.
Joochan langsung melepaskan pelukannya, menatap jibeom keheranan. "kamu yang kenapa? Bolos kerja lagi? "
Jibeom menggeleng. "kita ke kantor aku aja, ya?"
Joochan semakin melihat jibeom dengan ekspresi bingung. "memangnya ada apa?"
"Nggak ada apa-apa sih. Ke kantor aja, ya" rayu jibeom.
joochan akhirnya menghembuskan napas dan mengangguk. "Tunggu, ada paket buat kamu."
"paket? dari siapa?" tanya jibeom curiga.
Joochan menaikan bahunya, lalu menyerahkan kotak paket itu. "tidak ada namanya, buka saja kalau penasaran. Ayo"
Jibeom memasukan kotak kecil itu kantongnya, memutuskan untuk memeriksanya nanti, kemudian merangkul joochan dengan mesra.
🍀
🍀
🍀Saat di kantor, joochan bisa dipastikan dilanda kebosanan. Dia hanya bisa mengamati jibeom sedang bekerja atau tiduran di tempat yang sudah disediakan untuk dirinya. Saat melihat joochan tidur, jibeom kembali ingat dengan kotak itu.
Jibeom lalu membuka kotak tersebut, tidak terlalu terkejut saat melihat apa isi dalamnya. Kotak tersebut berisi foto-foto berukuran kecil dirinya dan jaehyun dulu. Pengirimnya pasti dari jaehyun, apalagi saat melihat tulisannya, keyakinan jibeom semakin kuat. Dia masih ingat dengan tulisan itu.
Hai sayang. Bagaimana kabar kamu?
Baik-baik saja kan?
Masih ingat setiap moment yang ada di sana?
Kalau aku sih, jujur aja masih.
Aku belum bisa move on dari kamu dan berharap kita bisa balik seperti dulu.
Aku harap hubungan kamu sama joochan hancur seperti hubungan kita, ya.Jibeom langsung meremukkan kertas itu, coba menyembunyikan foto-foto tadi.
"apa itu?" tanya joochan yang baru bangun tidur.
Jibeom menggeleng. "tidak ada apa-apa, kamu Udah buka kotak tadi?"
Joochan menggeleng, lalu mendekat ke arah jibeom. "emang isinya apa?"
"tidak penting. Kamu mau makan?" tanya jibeom, mengalihkan pembicaraan.
Joochan melihat sebuah kertas kecil itu di bawah meja jibeom, lalu mengambil dan melihatnya. Dia benar-benar kaget. "Kamu masih simpan foto sama jaehyun?"
Jibeom langsung berdiri di samping joochan. "kamu jangan salah paham, aku tidak nyimpan apa-apa. Itu dari paket tadi."
"oh, pantes kamu sembunyiin" tuduh joochan.
Jibeom menahan tangan joochan saat kekasihnya itu hendak melangkah. "jangan tinggalkan aku karena siapa pun, aku mohon. Jangan mudah terpengaruh. Aku benar-benar butuh kamu."
Jibeom langsung memeluk joochan. "aku butuh karena aku cinta kamu. Bukan karena cinta, makanya aku butuh."
Joochan menghembuskan napas sambil menahan tangis. "aku tidak akan pergi, meski banyak yang menginginkan hubungan kita hancur."
Jibeom melepaskan pelukannya. "Maksud kamu?"
"Aku di teror." ucap joochan pelan.
Jibeom menatap joochan tidak mengerti, "Diteror? Sama siapa? Kapan? kenapa kamu tidak bilang? Diterornya bagaimana?"
Joochan menghembuskan napas, dia mulai lelah dengan ini semua. "kalau aku tau siapa, pasti aku sudah bilang ke kamu. Dia kirim banyak surat dan bilang akan menghancurkan hubungan kita. Dia sering kirim surat, dan bilang kalau kita tidak cocok. Ada beberapa barang busuk atau makanan basi juga."
"kenapa kamu tidak kasih tau aku?" tanya jibeom, masih tidak terima.
Joochan menatap jibeom tepat di matanya. "aku tidak mau menyusahkan kamu. Dia juga tidak apa-apain aku. Juga tidak merugikan kiya. Aku masih bisa atasin sendiri."
"aku ini gak cuma kekasih kamu, kita akan nikah chan, jadi tidak ada yang namanya nyusahin."
Joochan menunduk, merasa bersalah. "maaf, aku cuma tidak mau menambah beban kamu. Aku tau belakangan ini kamu dan yang lain lagi sibuk."
Jibeom mengelus pipi joochan, sambil memamerkan senyuman. "sesibuk apa pun aku, kamu pasti akan tetap jadi prioritas utama aku."
Joochan ikut tersenyum. "aku juga sudah mau bilang dari lama, cuma aku tidak tega sama kamu."
Jibeom lalu mencium belahan bibir joochan yang ranum itu dengan lama. Lalu menatap lurus ke arah kekasihnya. "kalau begitu, kita pulang sekarang" ajak jibeom.
____________________
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIGHT [BeomChan]
Fanfiction[REMAKE] Jibeom si Penguasaan Sekolah berpacaran dengan sahabat adiknya. Namun hubungan dengan kekasihnya pun tidak bertahan lama, Karena sang Kekasih menghilang tanpa kabar. Selama kekasihnya menghilang Jibeom pun Jatuh cinta Terhadap seseorang ya...