Semuanya berlalu dengan cepat. Kini, enam bulan berlalu setelah mereka jadian.
"Nanti kamu pulang jam berapa?" tanya joochan saat mereka sedang sarapan.
Jibeom menghentikan aktivitasnya mengunyah. "kamu maunya aku pulang jam berapa? Jam berapa pun, aku bisa pulang kalau kamu yang minta"
Joochan langsung cemberut mendengarnya. "aku lagi serius."
"iya, iya joochan sayang, nanti aku pulangnya sesuai jam kantor kok." jawab jibeom menurut.
Jibeom tidak hanya melanjutkan kuliahnya saja di LA, tapi juga bekerja. Ini semua keputusannya, tidak ada paksaan dari otang tua. Jibeom ingin meneruskan perusahaan keluarga mereka yang ada di negara ini. Dia memilih turun tangan karena ingin menyibukkan diri.
Joochan tersenyum manis. "nanti aku mau ke kafe, aku gak ada kuliah hari ini, boleh, ya?"
Jibeom menaikan sebelah alisnya. "sendirian?"
Joochan mengangguk. "tidak boleh, ya?"
"ajak Yeonhee atau siapa buat nemanin kamu" sahut jibeom seakan tidak bisa dibantah.
"Dulu aku juga suka pergi sendiri, kok" joochan lalu menatap jibeom yang balas menatap dengan kening menyerngit. "Gini aja, aku berangkat bareng kamu. Nanti pulangnya juga bareng kamu, gimana?"
"Memangnya kalau sama yeonhee kenapa?" tanya jibeom yang kini menatap joochan lebih intens.
Joochan menghembuskan napas. "kamu kakaknya bukan, sih? Kenapa kamu tidak tau kalau yeonhee lagi liburan sama jangjun? Apa aku perlu telepon yeonhee dan suruh mereka balik kesini buat temanin aku? Tidak masuk akal, sayang"
Lagi-lagi, jibeom bertanya, "Suyun?"
Joochan coba bersabar, lalu tersenyum saat mendengar nama sepupu kekasihnya. "Kamu ini, masa kamu Lupa. Kan Suyun balik ke Korea karena dia lagi sedih. Terakhir kali aja kamu ikutan berantem sama cowoknya."
Jibeom kelihatan berpikir, mencari jalan lain. "ya, udah, kamu berangkat sama aku aja. Nanti jangan pulang dulu sebelum aku jemput. Kamu tunggu di kafe."
Mendengar itu, joochan seperti ingin memakan lelaki di hadapannya hidup-hidup. "tadi aku udah ngomong gitu"
"oh, ya? Aku tidak dengar. Maaf ya, sayang." joochan mengangguk penuh kesal.
Joochan langsung bangkit dan membereskan piring yang mereka gunakan. Dia lalu bersiap pergi ke kafe. Setelah pacaran dengan jibeom, joochan memang jarang kesana. Jibeom melarangnya ke kafe sendirian. Apa pun itu, urusan kafe bisa di urus dari rumah saja.
"udah?" tanya jibeom saat melihat joochan yang sudah rapi berdiri di depannya. Tapi, jibeom kembali memperhatikan joochan dari atas sampai bawah. "mau ke kafe aja pakai dandan segala."
Joochan tersenyum manis, meskipun di dalam hatinya menahan kesal. "cuma dandan asal kok. Memangnya kamu mau kalau aku kayak tadi?"
"gak gitu juga. Kalau gini nanti banyak yang ngelirik kamu." jibeom berdiri dari duduknya dan langsung merangkul pinggang joochan. "ayo pergi"
Jibeom menutup pintu apartemen nya yang baru mereka tempati tiga bulan ini. Mereka baru pindah apartemen.
Saat jibeom masuk ke mobil, dia berkata. "jangan kesal terus sama aku. Nanti tidak aku anterin ke kafe, lho"
Joochan menyipitkan mata mendengar ucapan jibeom. "ish, kamu harus antar aku ke kafe."
Jibeom melihat joochan dengan pandangan tidak suka, sebenarnya dia senang berdebat dengan joochan. "memangnya kamu mau apa ke kafe?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STARLIGHT [BeomChan]
Fanfiction[REMAKE] Jibeom si Penguasaan Sekolah berpacaran dengan sahabat adiknya. Namun hubungan dengan kekasihnya pun tidak bertahan lama, Karena sang Kekasih menghilang tanpa kabar. Selama kekasihnya menghilang Jibeom pun Jatuh cinta Terhadap seseorang ya...