Seokjin terus saja menatap Jimin yang sedang tertidur pulas, padahal Seokjin sangat berharap Jimin kembali membuka matanya, dan Seokjin bisa melihat senyuman indah itu.
Helaan nafas kembali terdengar di ruangan serba putih itu, entah sudah berapa kali Seokjin menghela nafas gusar.
"Jim.. Maafkan hyung tidak bisa membantu mu kali ini" sedih Seokjin sambil mengelus punggung tangan Jimin yang tidak ada infusan nya, "Kecuali biaya pengobatan mu.. Hanya itu yang bisa hyung bantu sekarang, bertahan ya, Saeng" pinta Seokjin sungguh sungguh.
Tangan Seokjin beralih mengusap pipi Sang adik, dulu pipi itu selalu di hina karena lebih tembem dari yang lain, tapi sekarang... Pipi itu lebih kurus dari pipi siapa pun.
Seokjin merasa sangat miris melihat nya.
Lelaki itu berusaha menepis semua pikiran buruk yang datang, lalu mulai bercerita dengan seorang Park Jimin, pendengar yang sangat baik di dalam bangtan, dulu, sekarang atau pun nanti.
"Kau tau, Jim? Saat melihat kalian seperti ini.. Aku merasa kacau..." Seokjin memulai cerita nya.
"Tidak ada lagi yang mengganggu tidur siang ku"
"Tidak ada lagi yang tidur di depan kulkas"
"Tidak ada yang mengalahkan ku dalam bermain game"
Lidah Seokjin mendadak kelu untuk melanjutkan kalimat selanjutnya.
Dia menundukkan kepala, mengangkat nya lagi kemudian bercerita lagi.
"Tidak ada yang membantu ku menciptakan lagu.."
"Tidak ada teman sekamar.."
"Dan.. Tidak ada yang mengajari ku dance lagi"
Seokjin tersenyum samar, "Aku tidak terbiasa dengan semua ini, Jim.. Hyung ingin kita bersama lagi" lirih Seokjin.
Ceklek
Seokjin cepat cepat mengusap air mata nya, lalu menoleh pada siapa yang datang. Seorang dokter, dan.. Yoongi?
Lalu di mana Appa nya Jimin?
"Annyeong Jin hyung" sapa Yoongi, setelah sekian lama akhirnya Seokjin bisa melihat lagi gummy smile itu.
Jika sudah seperti ini..
Pasti ada apa apa.
Seokjin sudah hapal dengan tingkah Yoongi.
"Ada yang ingin aku bicarakan, Jin" ucap dokter membuka suara.
"Bicaralah" suruh Seokjin dengan nada dingin, mata nya terus saja menatap Yoongi yang terus tersenyum pada diri nya dan Jimin.
"Aku sudah menemukan pendonor ginjal yang cocok untuk Jimin, dan operasi nya akan di laksanakan sebentar lagi" jelas dokter itu.
Seokjin akhir nya bernafas lega.
"Syukur lah, uisa-nim.. Akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Jimin" ucap Seokjin pelan.
Tapi siapa pendonor nya?
Seokjin menatap dokter itu lagi.
"Tapi siapa pendonor nya, dok?" tanya Seokjin penasaran.
Dokter itu tersenyum penuh arti, dia melirik ke pria yang ada di sebelah nya.
"Siapa dok?" tanya Seokjin lagi.
"Aku, hyung"
********
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Film Out || BTS
Fanfiction{ Segera terbit } Kamu dalam imajinasi ku. Sangat jelas, seolah olah kamu ada di sana tetapi, aku menggapai pikiran ku dan kamu tiba tiba menghilang. -------- Start : 2 April 2021 Finish : 17 mei 2021 #1 Film out #1 Armyindo