lagi lagi aku mencintaimu

2 1 0
                                    

"Rasa ingin mati terus menghampiri tapi aku harus kuat karna ini belum seberapa"

Ku membuka mata ku dan rasa berdenyut terasa di kepalaku

"Di minum" seorang wanita membantu ku duduk dan memberikan minum

Kulihat jam di uks berada di angka 2 lebih 20 menit.

"Kenapa ibu tidak pulang?
Ini sudah jam pulang sekolah" ucapku

"Tak ada yang tahu rumah mu. Nanti kamu di sini dengan siapa? Tak mungkin ibu membiarkan kamu dengan Adam di sini"

Adam?? Dia ada di sini
Malas sekali melihat wajahnya.

Penasaran tak bisa ku hiraukan.
Mata ku menelisik keberadaan Adam ada dimana.

"Kau mencari ku?" Ucap Adam. Dia menghampiri ku sambil membawa roti.

"A...aku sudah sembuh. Aku akan pulang" dengan cepat aku turun.

Tapi....... Kepalaku terasa sangat sakit. Aku tak sanggup untuk berjalan.

"Jangan kemana mana dulu  Mala kamu baru siuman" ucap bu Asri.

"Jangan sok kuat. Makan dulu roti nya" Adam menyodorkan roti dengan kasar.

"Di makan dulu Mala. Kita harus pulang"

Demi Bu Asri yang susah payah menolongku. Aku memakan roti itu dengan terpaksa.

"Aargh" rasa nyeri di rahang ku. Mungkin karna sedari tadi aku blm makan.

"Ada apa?" Tanya Adam

Ku jawab dengan gelengan.

"Bu Asri pulang saja. Ini sudah sore. Tak akan terjadi apa apa. Biar aku yang mengantar Mala" Aku melirik Adam yang berkata seperti itu. Malas sekali

"Yasudah ibu pulang. Tanggung jawab sudah ibu serahkan pada Adam" di jawab anggukan Adam

'Berlebihan sekali' batin ku
.
.
.
.
.
.
Bu Asri sudah beberapa menit yang lalu pergi.

Aku benci suasana ini.
Aku juga benci berdua dengannya di sini tapi aku ingin ada di dekatnya.

"Kau sudah bisa berjalan?"

"Yang terbentur kepalaku bukan kaki ku, tentu saja aku bisa.. ashhh"

Sial kenapa aku terjatuh.

"Kaki mu memang lah sehat. Tapi keseimbangan ada di telinga mu. Kepala mu berdenyut pastilah menganggu keseimbangan" ucapnya panjang lebar membantuku berdiri.

"Diam lah. Kamu berisik" mana mungkin dengan kondisiku yang seperti ini aku mendengarkan ocehan dia.

Tak Sudi

.
.

"Haruskah ku gendong?"

"Tak perlu"

Aku berjalan dengan gontai
Mengambil tas ku dan segera pergi dari tempat ini.
Paling utama menjauh dari Adam

Aku memaksakan berjalan dengan normal dan Adam ada di belakang ku.

"Naik angkot?"

Ku jawab dengan gelengan

"Jalan terlalu jauh. Kamu mau pingsan di jalan?"

Ku abaikan dan lagi lagi aku berjalan.

"Maaf" ucapnya

'ketika aku memaafkan dan dia mengulanginya'

"Maaf untuk apa?" Tanyaku.

"Kamu marah?" Dia berbalik bertanya

Hanging On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang