Sekolah

28 8 14
                                    

"kamu cantik, kamu pintar adalah kunci kamu selamat. Tak bisa menyangkal sekolah adalah tempat kompetisi"
-Mala-
.
.


Sebuah sekolah di tahun 1996

Seperti hari hari biasanya. Di pagi hari ini aku sudah siap dengan pelajaran dan menunggu bel masuk.

Tung... Tung.... Tung....

Lonceng sekolah sudah berbunyi tanda jam pelajaran akan segera di mulai. Semua siswa dan siswi berhamburan masuk kedalam kelas.

Deg... Deg...

Dia datang.... Aku melihatnya lebih tepatnya menatap nya.
Bukan guru tapi seseorang Yang ku tau dia kekasih ku Adam.

Dia berjalan menuju mejanya tanpa melihat atau pun menyapaku. Itu sudah biasa terjadi bahkan entah apa ini di sebut pacaran?
Adam memang di kenal dingin, jarang berekspresi apalagi tertawa tapi kenapa aku bisa berpacaran dengan Adam, dan apa kalian bilang ini hanya mengada ada?
Kita pernah berkencan tentu saja tapi sembunyi sembunyi agar anak sekolah tidak ada yang tau termasuk  temannya. Jahat memang tapi aku tau dia pasti nya malu berpacaran dengan perempuan cupu seperti aku.

Sebenarnya aku ingin mendeskripsikan pacarku lagi tapi guru sudah masuk dan memberi sedikit materi.
Aku harus fokus, karna aku sendirian di sini.
.
.
.

.

Matematika
.


.
.

Pelajaran yang sangat sulit bagi ku
Aku harus mencerna lebih dari sekali agar semua masuk pada otakku.
Aku tidak pernah membenci matematika tapi menghitung lima kali lima saja aku masih menggunakan jari.

Aku pikir orang orang akan menganggapku pintar jika jago matematika dan sebenarnya itu adalah alasan aku di panggil dungu dan bodoh di kelas karna aku tidak bisa apa apa.

Ingin rasanya punya teman yang paham dan aku minta mengajari nya
Tapi.. aku duduk sendirian sekarang. Teman sebangku ku sudah pindah dua bulan yang lalu dan aku harus mencoba mengerti sendiri.

Pelajaran ini sungguh membosankan ingin rasanya aku memakan permen asam agar aku fokus.
.
.
.
.

Tuk
.


.

"Hey.. kau yang melamun.."

Aku mengusap kepalaku yang terkena lemparan spidol. Ternyata aku ketahuan hingga bapak paling humoris di sekolah menghampiri ku

"I.... Iya pak?". Aku gugup karna ini pertama kali aku ketahuan

"Kau itu sudah dungu, suka melamun sebenarnya bapak tau kamu suka melamun tapi ini pertama kalinya bapak menegur kamu, jangan memikirkan pangeran berkuda putih yang akan menjemput mu. Sekarang kerjakan soal di papan tulis dengan penyelesaian yang bapak tadi ajarkan". Ucapnya cukup menyakitkan

"Taaapi... Pak... Aku.. tak akan bisa". Aku sudah menyerah karna aku tak bisa. Aku bahkan tidak tau bagaimana mana x itu bisa ada

"Kau kerjakan atau lari keliling lapangan? Coba saja apa susahnya. Sekolah tempat belajar bukan tempat bermimpi"

Jantungku berdegup kencang. Aku jelas tak bisa mengerjakan tapi aku malu jika lar lapangan.
Aku berpikir sedang murid lain riuh memerintahku untuk lari saja

Hanging On Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang