HAPPY READING.
( Putar musik yang ada di multimedia ya! )***
Nara menutup laptopnya padahal baru lima menit ia menghidupkan laptopnya itu. Laki-laki itu menyandarkan punggungnya pada kursi kerjanya sambil memandangi mejanya yang bisa dibilang cukup berantakan.
Pagi- ralat, siang maksudnya- siang ini ia memutuskan untuk pergi ke kantor setelah mendapatkan tiga season omelan yang pada dasarnya itu-itu saja poin pentingnya. Yang pertama berasal dari Kevin, yang kedua berasal dari Riko dan yang terakhir dari sang Mama.
Setelah sesi omelan tersebut berakhir, Nara memutuskan untuk langsung pulang ke apartemennya. Ia masih memerlukan waktu untuk melanjutkan acara merenungnya seorang diri.
Nara melanjutkan acara merenungnya itu hingga akhirnya ia tertidur dan berhasil bangun kesiangan hari ini. Ah, tapi apa pedulinya? Lagi pula pekerjaannya sudah selesai. Disinilah Nara akhirnya, duduk di ruangannya tanpa tahu harus apa.
Pikirannya melayang pada kejadian semalam. Ada dua poin penting yang masuk ke kepalanya ketika ia teringat kejadian di lapangan rumput dan dua hal itu terus berkeliaran bebas di kepalanya.
Satu. Kevin bersama dengan Luna semalam.
Dua. Luna?
Apa Luna ikut mengkhawatirkannya?
Nggak usah ngaco lo Nar.
Nara menghela napasnya lalu melihat ke sekeliling. Ia benar-benar tidak tahu harus apa. Ia sudah makan siang, pekerjaannya juga sudah selesai. Laki-laki itu akhirnya memutuskan untuk membuka ponselnya dan memeriksa beberapa pesan yang mungkin saja masuk.
Mendadak, ada rencana yang terlintas di kepalanya.
***
Luna menguap kesekian kalinya sementara kelas tengah berlangsung. Tujuh puluh persen manusia yang menghadiri kelas hari ini merasakan apa yang Luna rasakan. Bosan, mengantuk, dan butuh makanan untuk mengisi perut mereka.
Daripada tertidur di dalam kelas, gadis itu memutuskan untuk mengambil ponselnya yang berada di dalam saku hoodienya dan membuka sosial medianya. Baru sebentar melakukan aktivitas tersebut, sebuah kertas kecil mengenai kepalanya.
Luna mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arah belakang dan menemukan Alvin disana, "Apa?"
"Diem-diem bae," komen Alvin.
Luna mempraktikkan gerak menguap lalu tertawa kecil, "Ngantuk banget."
Alvin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Luna yang mendapati respon Alvin hanya tersenyum lalu kembali fokus dengan ponselnya. Bodo amat, ia terlalu mengantuk. Urusan materi bisa ia kejar nanti.
Saat sedang asik-asiknya bermain ponsel, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.
Nara:
Sibuk gak?Luna tersenyum kecil.
Luna:
Sibuk.Tak membutuhkan waktu lama, pesan Luna sudah mendapatkan balasan.
Nara:
Sibuk kok main HP?
Ah males basa-basi sama lo.
Jam 8 gue jemput.Mata Luna mendadak segar.
Luna:
Hah
Ngapain? Males ah malem bangetNara:
Jalan-jalan aja.
Keliling-keliling kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Espresso
Romantizm[COMPLETED] - [YOUNG ADULT] [Kafe Series #1] "Kinda bitter, but the favorite one." • • • Paras rupawan milik Nara dan menu kesukaan Nara berhasil menarik perhatian seorang Luna. Entah sebuah keberuntungan atau kesialan, mereka bertemu di kafe dengan...