Author ~ 0.2

255 30 0
                                    

'Cinta bisa merubah segalanya, bahkan cinta bisa membangkitkan seseorang dari keterpurukan masa lalu. And the real, cinta itu buta.'

-J.one







Han Jisung, lelaki yang berparas lucu dan mirip tupai itu sedang berjalan menuju meja kantin dimana teman-temannya berada, melirik bukunya untuk membaca novel lalu melirik jalan yang ia pijaki, terus seperti itu hingga---

Bruk!

Jisung mendongak dan meringis lalu menyimpan bukunya sembarang kemudian mengeluarkan sapu tangan yang selalu ia bawa disakunya, "M-maaf Kak, gue gak sengaja sumpah!"

Jisung terus berkata maaf dengan tangannya yang sibuk membersihkan seragam Minho. Keduanya tak sengaja bertabrakan dan membuat Minho yang sedang membawa minuman itu tumpah ke seragamnya, walau hanya sedikit.

"Saya bisa bersihin sendiri."

"T-tapi nanti itu... Kakak kedinginan, mau gue pinjemin jaket gue di loker?" tawar Jisung saat sapu tangannya dirampas Minho untuk membersihkan seragamnya sendiri.

Minho menggeleng, "Saya ada jam olahraga abis ini, lagipun kita semua bakal jamkos."

"T-tapi... M-maaf banget sumpah, pulang gue traktir deh sebagai permintaan maaf." Jisung meringis kecil melihat respon Minho yang sangat berbeda dari kemarin.

"Tunggu di parkiran dan liat aja nanti."

Setelah membiarkan minumannya ada disembarang tempat, Minho pergi dari sana karena kebetulan ia harus bergegas. Membiarkan Jisung yang masih mematung ditempat.

"Rekor lagi, Sung!"

"Jisung aslinya cerewet ya ternyata."

"Pepet terus, Sung!"

"Lo bisa cairin hati si kulkas berjalan itu."

Jisung lantas mengambil bukunya kemudian menoleh cepat ke arah teman-temannya lalu menghampirinya, "Coba ulang."

"Ng-nggak! Jangan marah deh, Sung."

Jisung abai, ia duduk lalu menatap teman-temannya satu persatu dan matanya fokus ke salah satu orang lalu menunjuk temannya dengan sendok yang ada dihadapannya, "Siapa yang lo panggil kulkas berjalan?"

Temannya itu dengan gugup menjawab, "Lo marah kalo doi lo gue sebut gitu ya? Dia 'kan emang kayak kulkas berjalan."

"Punya mulut dijaga, orang bisa aja sakit hati karena ucapan lo, selalu ngeluarin kata-kata pedes tuh bukannya sombong, harusnya jaga ucapan." Teman-teman Jisung terdiam kaku melihat Jisung yang seperti itu.

"Gue bukan bela dia, inget! Jelas-jelas dia manusia, ngapain lo sebut kulkas?" ucap Jisung dengan mata yang seolah menusuk temannya itu.

"Y-ya kayak ibarat, kulkas 'kan dingin, dia juga dingin, lagipun yang julukin dia kulkas berjalan bukan gue duluan," jawab temannya itu gugup.

"Bodo amat, gak peduli."

Jisung berdiri lalu melangkah pergi menuju perpustakaan sembari memegang buku yang ia bawa tadi.

Didalam perpustakaan, langkah pemuda Han itu terhenti melihat Minho yang sedang duduk di tempat yang ia duduki kemarin. Jisung menghela nafas pasrah lalu mengambil tempat duduk yang cukup jauh.

Namun langkahnya lagi-lagi terhenti karena, "Ngapain duduk disana?" Membuat Jisung mengernyit heran mendengar cara bicara Minho.

'Sakit nih anak.' -batin Jisung.

The Author Couple [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang