Tuhan maha membolak-balikkan hati manusia dan manusia tak selamanya harus terpuruk dalam masa lalu, ada kalanya kita harus berubah untuk masa depan yang lebih cerah.
-J.one
"Ck, kenapa harus sekarang sih? Gak bisa ditunda? Waktu istirahat masih lama selesainya tapi nanti saya laper dan gak fokus dong?" oceh seorang lelaki bernama Lee Minho.
"Ya bawa roti kek terus ngerjain di perpus, kalo gak boleh makan disana ya izin aja lagipun penjaga perpus pasti ngizinin kamu, dan deadline-nya malem ini, belum kamu ada kelas tambahan," sahut seorang lelaki yang beberapa tahun lebih tua dari Minho, yakni manager-nya.
"Masalahnya kenapa deadline-nya tiba-tiba dimajuin jadi malem ini sih?" tanya Minho---lagi---
"Pihak sutradaranya udah bilang ke saya kalo para pemainnya ada tawaran syuting film juga dari pihak lain, jadi kalo kamu gak selesein cepet-cepet nanti pemainnya bakal nerima dari pihak lain," jawab sang manager.
"... Dan kalo semuanya jadi gagal, kerja samanya juga gagal dan kita bakal ngalamin kerugian, ngerti Lee Minho?" lanjut manager Minho.
"Ngerti-ngerti, sekarang saya mau ngambil laptop di kelas, tutup aja teleponnya."
Tut tut...
"Sorry guys, saya duluan ya. Ada urusan mendadak, kalo saya belum masuk ke kelas pas bell, bilang aja saya izin kayak biasa," izin Minho lalu melangkahkan kakinya menuju kelas sebelum pergi menuju perpustakaan.
"Yoi, tenang aja."
Kini di perpustakaan, saat tangan kiri Minho fokus mengetik dengan tangan kanan yang sibuk memakan roti ditangannya, telinganya samar-samar mendengar suara protesan.
Minho menelisik ke seluruh ruangan dan kemudian matanya tak sengaja menatap lelaki mungil yang sedang fokus pada buku. Bukan, bukan untuk dibaca melainkan lelaki itu terus-terusan menulis sembari sesekali menepuk jidatnya dengan pena yang ia pakai.
Sepertinya lelaki manis itu sedikit stress, Minho memutuskan untuk membawa laptop dan mejanya ke dekat lelaki tadi dan mengetik didekatnya sembari menawarkan bantuan.
"Kenapa nulis disini? Di kelas juga sepi jam segini. Keliatannya stress banget, perlu bantuan?" tanya Minho.
Lelaki itu menoleh menatap Minho, tiba-tiba lelaki itu terpana terhadap ketampanannya namun sedetik kemudian ia tersadar, "Di perpus enak aja sih adem gitu, terus gue sering dapet ide cerita kalo disini."
Menghela nafas lelah sejenak lalu kembali melanjutkan bicaranya, "Kak manager tiba-tiba bilang ada pihak penerbit yang mau nerbitin cerita gue padahal ceritanya belum beres, beliau nyuruh gue beresin malem ini."
"Kamu belum ada ide, gitu?"
Yang lebih muda mengangguk sembari berdehem pelan sebagai jawaban. Minho juga terdiam sejenak, lalu setelahnya ia membuka ponselnya dan menghubungkan earphone miliknya pada ponselnya itu lalu menyalakan musik.
"Saya kalo gak ada ide kadang dengerin lagu-lagu ballad atau lagu yang instrumennya nenangin gitu biar otak adem dan gak stress terus dapet ide deh." Sembari berkata, Minho pun memasangkan earphone itu pada telinganya dengan sebelah lagi yang ia pasangkan pada lelaki di depannya ini lalu menyalakan musiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Author Couple [✓]
Fiksi Penggemar-ft. Lee Know & Han [Completed] Lee Minho hanya ingin merasakan cinta yang sesungguhnya, ia hanya ingin bertemu dengan cinta sejatinya. Ia kira lelaki terakhir yang ia temui ialah cinta terakhirnya karena lelaki itu berbeda dari yang lain, namun t...