⚡-sad⚡

507 69 32
                                    

Hari kedua dimana Jaehyun dan Winwin menjalin hubungan yang lebih dari seorang teman— tapi tunggu, mereka tidak pernah berteman. Mungkin kata 'teman' diganti menjadi musuh.

Hari dimana Winwin harus menguji kesabarannya -lagi- karena tingkah semaunya Jaehyun.

Pagi hari, Jaehyun menjemputnya lagi padahal baru kemarin Ia bilang ingin berangkat sendiri. Masalahnya dia punya motor sport sendiri, Winwin tidak mau motor nya berdebu karena Jaehyun yang selalu menjemput dan mengantarnya pulang.

Dan— oh, ayah dan ibu nya malah menyuruhnya ikut dengan alasan 'kasian Sadya udah jemput kamu, ikut aja'

Jika tak ada orangtua nya mungkin satu pukulan telah mendarat diwajah rupawan Jaehyun.

"Sad!" teriak Winwin begitu Jaehyun menghampirinya di tribune penonton.

Pemuda yang mengenakan jersey basket tak berlengan, beberapa helai rambut yang keluar dari headband, lalu tas yang disampirkan di salah satu bahunya. Kulit seputih susu itu mengkilap akibat keringat yang membasuh tubuhnya tapi tak mengurangi sisi menawan dari seorang Jaehyun.

Tak sedikit perempuan yang sengaja duduk dan menonton ekskul basket sekolahnya yang sedang latihan, mulai menatap ke arah Jaehyun berserta rombongan dengan pandangan memuja, membuat kedua sahabatnya yang ikut menunggu memasang tanpang kesal.

"Sad apa, manis?"

"Bangsad"

"Heh! Anak manis mulutnya bandel" ucap Jaehyun mendapat tatapan tajam dari Winwin.

Kelima teman mereka tertawa ketika Jaehyun di bully oleh kekasihnya sendiri, apalagi Juyeon yang tertawa paling keras.

"Boleh juga tuh. Bangsad" ucap Juyeon sebelum kembali tertawa, punggung Mingyu jadi korban keganasan tangan Juyeon jika tertawa.

"Ja, pacarnya nih. Kandangin" seloroh Mingyu, mengundang tawa lainnya tapi tidak dengan Juyeon yang mendekati Changmin seakan menjadi pembelaan.

"Love"

"Apa?! Kalau bisa, aku juga mau kandangin kamu" ujar Changmin galak, sang kekasih malah makin dekat dan mendusal di bahu Changmin.

Si leher jenjang menjauhkan tubuhnya, "Kamu keringetan lho, Nando!"

Beberapa orang yang berada di dekat keduanya berusaha menghindar dari lengkingan maut seorang Changmin. Juyeon sendiri sudah berlari setelah pamit dengan berteriak 'duluan ya semua!'.

"Gua sama Hizkia duluan deh ya, sebentar lagi macan nya muncul" bisik Taeyong kepada dua temannya, niatnya sih berbisik.

"Aku dengar ya, Son! Bener-bener, sini kamu!"

Tiba-tiba saja kerongkongan Taeyong terasa kering, Doyoung yang berkacak pinggang menyuruh dengan matanya untuk berjalan.

Sebelum belokan yang membuat tubuh mereka tak terlihat, ketiganya tertawa akibat kelakuan Doyoung yang mencubit pinggang Taeyong.

Winwin meringis, Ia sangat tahu cubitan Doyoung. Bisa perih berhari-hari, tidak juga sih— tapi anggap saja seperti itu.

"Aku ke toilet dulu ya" tas Jaehyun diberikan ke Winwin dipangkuannya. "Sebentar"

Lalu berlari meninggalkan dua orang yang diselimut kecanggungan, entah dimana semua perempuan yang tadi ada—mungkin sudah keluar dari lapangan indoor. Winwin tak terlalu memperhatikan karena atensinya sudah diambil oleh drama sahabat-sahabtnya berserta pasangan mereka.

"Gak biasanya jam segini belum pulang"

Winwin terkejut dengan suara Mingyu, Ia menatap punggung yang lebar yang duduk di satu bangku dibawahnya.

Mingyu sedang berbicara dengannya kan? Tak ada orang lain, memang.

"Res?"

"Eh? Tadi di di jemput Sadya, jadi gak bawa motor"

"Oh"

Oh katanya? Jika akhirnya menjadi lebih canggung lebih baik si tiang itu tidak membuka percakapan, Winwin membatin.

Ia berharap agar Mingyu tak berbicara lagi yang dapat membuat suasana lebih parah, tapi dua kata yang dilontarkannya membuat Winwin bertanya.

"Sorry ya"

"Hah? Buat?"

Mata keduanya bertemu begitu Mingyu membalikan tubuhnya, "Latihan hari ini. Kalau lomba nya gak dipercepat, gak akan ada latihan mendadak."

Winwin mengangguk mengerti, Ia baru ingat Mingyu ini kan ketua basket. Pantas saja dia masih duduk disini, menunggu semua orang keluar hingga dia bisa mengunci pintu lapangan indoor yang menjadi tanggung jawabnya selepas latihan.

"Santai aja. Meskipun capek, hitung-hitung untuk nambah pengalaman. Gua juga belum pernah lihat kalian latihan" balasnya, lalu tersenyum ke arah Mingyu.

Melihat Jaehyun yang sudah keluar dari toilet ujung, Ia berdiri dan menghampiri lelaki yang tengah melemparkan senyuman.

"Pulang?"

Winwin memutar bola matanya, "Iyalah! Mau nginep?"

Yang lebih tinggi beberapa centi tertawa sambil menyampirkan tasnya yang sedari tadi dititipkan kepada Winwin.

"Kalau sama kamu, gak masalah"

"Sinting" kata Winwin. "Kamu bawa apa aja sih di tas? Berat banget"

Jaehyun menggerak-gerakan tas dipunggungnya, "Emang ya? Ringan kok"

Winwin berhenti melangkah diikuti Jaehyun, si manis merogoh kantung samping tas yang biasa digunakan untuk menaruh botol minum.

"Nih, pindahin beberapa buku kamu. Itu berat, jangan biasain. Nanti bungkuk" oceh Winwin menuju ke belakang tubuhnya.

Terdengar suara resleting tas yang terbuka, tak lama Ia merasa tasnya lebih ringan dari sebelumnya.

"Udah. Yuk pulang, aku ngantuk" ucap Winwin berlalu dengan sebuah totebag hitam dan dapat dipastikan isinya adalah buku-buku milik Jaehyun.

"Ga, duluan ya. Maaf gak bisa nungguin" ujar Jaehyun sedikit tak enak hati meninggalkan Mingyu sendiri.

"Gak apa, duluan aja. Pacar lo udah capek tuh keliatannya"

Memang terlihat raut lelah di wajah manis, matanya memerah menahan kantuk. Jaehyun merasa bersalah.

"Oke, duluan bro"

Hingga beberapa detik saja, Mingyu tinggal seorang diri. Menatap kosong ke ujung sepatu yang terdapat sedikit noda, tersenyum miris.

Otaknya memutar adegan manis Winwin yang sangat perhatian terhadap Jaehyun.

"Harusnya gak gini"

🎬 TBC 🎬

Ini ngakak sih, di beberapa chapter sebelumnya aku kan ngetik "GyuWin?" ternyata lumayan juga ya penumpang kapal hantu.

Mungkin next time aku akan buatin ff gyuwin :) tapi jangan berharap lebih wkwk

Ah, makasih ya udah baca book cringe ini

MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang