⚡Kucing⚡

329 59 44
                                    

Masih di kamar Jaehyun, keduanya memilih melanjutkan kegiatan berpelukan mereka di tempat tidur.

"Kamu gak mukul aku?" tanya Jaehyun yang sibuk menghirup wangi rambut lelaki manis.

"Kenapa?"

"Aku peluk kamu. Dulu, baru sentuh udah kena pukulan." Jaehyun menarik tubuh si manis ke atas hingga wajah mereka sejajar.

"Kan ini aku yang tawarin, lagian dulu kamu ngeselin, sok ganteng" ejek Winwin mengingat masa-masa keduanya selalu baku hantam.

"Kalau gak ngeselin, kamu gak akan notice. Tapi masalah sok ganteng, emang aku ganteng. Gak sok aja, tetap ganteng." Jaehyun menepuk-nepuk dada nya bangga.

Bibir Winwin mencebik, "Geli"

Jaehyun terkekeh, menatap intens wajah manis di depannya. Mendekatkan wajah mereka, lalu melakukan sesuatu yang manis-menurut Jaehyun.

Menggesek kecil kedua hidung mereka.

Tanpa sadar Winwin mengulum senyum, tingkah lucu Jaehyun ----entah ada yang tahu atau tidak---- membuat nya terlihat seperti seorang kucing dan dirinya adalah majikan.

"Kayak kucing" kata nya begitu Jaehyun mengangkat tubuhnya untuk berada di atas si dimple. Mengusak hidungnya di ceruk leher Winwin.

"Iya, aku kucing besar kamu"

Winwin menggeliat, merasa geli di lehernya. "Kamu jadi submissive aku aja, mau gak?"

Tangan Jaehyun melingkar erat di pinggang yang sangat ramping untuk ukuran seorang lelaki, menaikan sebelah alis nya seolah menantang.

"Memang nya bisa?" bibirnya membentuk seringai. "Mau coba bandingin punya siapa yang lebih besar?"

Reflek Winwin memukul kepala Jaehyun yang sekarang mengaduh kesakitan, "Kok mesum?"

"Lagian kamu ada-ada aja. Kalau udah submissive ya submissive aja"

Winwin tak berniat membalas dan Jaehyun tidak ingin membuka suara, hanya ingin menikmati kebersamaan mereka.

Aneh untuk seorang Winwin berada diatas tubuh musuh nya-setidaknya sebelum hari ini-, berbicara aku-kamu, sejak kapan mereka se-romantis ini?

Dan sejak kapan jantung nya bekerja tak normal untuk seorang Jaehyun?

Jaehyun pun sama, bertanya-tanya tentang jiwa playboy nya yang entah hilang saat bersama Winwin. Kedekatan keduanya yang seperti sepasang kekasih -maksudnya, awal hubungan spesial mereka bukan seperti orang pada umumnya. Ada timbal balik, Jaehyun yang mengatasi rasa penasaran dan setelahnya menjauhi Winwin.

Namun, Jaehyun sadar bahwa rasa penasarannya telah berubah menjadi rasa menginginkan.

Sayangnya, Jaehyun masih ragu.

"Makan dulu, yuk"

Jaehyun sedikit menurunkan pandangannya, "Mau keluar?"

"Ih gak, makan sama adik kamu" pergerakan Winwin yang ingin turun dari tubuh Jaehyun, terhenti dengan pelukan di pinggangnya yang makin erat.

"Kamu aja kalau memang lapar" balas Jaehyun dingin.

Winwin tersenyum simpul, ternyata si playboy sekolah punya banyak kejutan di hidupnya.

"Sadya" suara nya Winwin buat seperti anak kecil yang memanggil temannya untuk bermain.

"Sadya"

Kepala Winwin yang berada di dada Jaehyun mengadah, berhadapan langsung dengan rahang tegas Jaehyun. Ia mengusapnya lembut, Jaehyun melihat nya dalam diam.

"Sadya"

"Iya, Nares. Kenapa?" tanya Jaehyun kesal, agak terganggu mendengar kekasihnya merengek menyebut namanya.

"Makan" Winwin duduk di perut Jaehyun. "Nanti sakit"

"Tau gak?" Jaehyun mengulas senyum miring. "Kamu duduk di kayak gini, bikin aku mikir nggak nggak"

"Udah ah, mesum"

Tubuh Winwin hampir saja bangkit jika tidak ditahan oleh Jaehyun yang kembali membaringkan Winwin diatas tubuhnya.

Jemari Winwin bermain di helaian rambut hitam Jaehyun, ternyata sangat lembut meskipun hari-hari rambut nya nampak berantakan seperti tak di sisir.

"Dya"

"Iya?"

Winwin menggigit bibirnya, ragu untuk melontarkan pertanyaan. Setelah Jaehyun menuntutnya beberapa kali, Ia memberanikan diri.

"Kamu memperlakukan mantan-mantan mu, kayak gini semua?" Winwin bertanya dengan lumayan cepat, hampir membuat Jaehyun tak mendengarnya dengan jelas.

Akibat malu yang tak terbendung, Winwin menyembunyikan wajahnya di dada Jaehyun. Menikmati degup jantung yang mengalun lembut.

"Kenapa, hm? Cemburu?" Goda Jaehyun membuat Winwin kesal.

"Kalau gak mau jawab, gak usah iseng" kepalan tangan nya memukul dada bidang Jaehyun.

Winwin merasa sangat gelisah, masih belum ada jawaban apapun atau memang dia tak berniat menjawab. Dia hanya ingin tahu perlakuan Jaehyun terhadap mantan-mantan nya, takut jika dia berharap lebih dengan semua tindakan Jaehyun.

Jujur, Winwin merasa mulai jatuh hati dengan Jaehyun. Namun rasa takut patah hati membuatnya harus berhati-hati, apalagi ini seorang Jaehyun.

"Nares" setengah tubuh Jaehyun bersandar di kepala ranjang, sehingga posisi Winwin duduk dipaha nya- saling berhadapan.

Mata Winwin terpejam begitu Jaehyun mengecup batang hidungnya, "Gak mau ganti baju?"

Ah, harusnya Winwin tidak berharap lebih. Toh, dari awal hubungan ini adalah keterpaksaan.

Winwin tak bodoh untuk mengetahui bahwa Jaehyun berusaha mengalihkan topik, cukup membuat Winwin menyimpulkan sesuatu.

Yaitu, diri nya akan berakhir seperti mantan-mantan Jaehyun.

Netra amber memerangkap manik cokelat gelap yang memancarkan kesenduan dan -sedikit- kekecewaan.

"Ah iya." Winwin turun dari paha Jaehyun, menghampiri lemari abu-abu. "Pinjam baju kamu ya"

Setelah mengambil kaus kuning Jaehyun, Winwin melangkah ke kamar mandi di ujung ruangan. Menutup pintunya lalu mendekati kaca di kamar mandi tersebut.

"He is Sadya, Res. What do you expect?" Winwin mengusak kasar ujung mata nya.

🎬 TBC 🎬

Sstttt....

Mau aku publish sekarang atau setelah book "musuh" selesai?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau aku publish sekarang atau setelah book "musuh" selesai?

Kalau sekarang, book baru akan slow update.

MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang