Kedua nya masih berada di lorong dekat lab bahasa yang memang terkenal sepi. Dapat Winwin lihat kemarahan di wajah Jaehyun saat diri nya ingin mengakhiri hubungan mereka.
"Gak bisa, Nares. Belum satu bulan" Jaehyun keukeuh ingin mempertahankan hubungan kedua nya. Selain belum genap 1 bulan, pemuda itu merasa sudah benar-benar jatuh hati dengan kekasih nya.
Ah, apa perlu kita sebut dengan mantan kekasih?
"Nares. Kamu dengar aku gak sih?"
Lampu-lampu lorong mulai menyala, menandakan malam akan menghampiri. Namun keduanya masih tertahan dengan situasi yang diluar ekskpetasi. Ini mungkin saja terjadi, tapi saat dulu mereka masih menjadi musuh.
Otak Winwin bertanya-tanya, mengapa Jaehyun sangat memaksa? Jaehyun hanya penasaran dengan diri nya seperti yang Ia bilang di awal hubungan, memang nya 3 minggu belum cukup membuat rasa penasarannya hilang.
"Kenapa?" tanya nya. "Lo sembunyiin sesuatu, kan?"
Winwin merasa ada niat lain, bukan hanya sekedar rasa penasaran. Mata menyelidik Winwin sedikit membuat Jaehyun tak nyaman.
"Gak, Nares"
"Kalau emang cuma atas dasar penasaran, waktu 3 minggu bukan nya udah cukup?" Pertanyaan Winwin makin intens. "Gua rasa ada alasan selain penasaran. Betul gak?"
Winwin sengaja menekan di kata 'penasaran' dan hasilnya, Jaehyun bergerak tak nyaman. Mata nya berusaha menghindari netra cokelat sang lawan bicara.
Berkali-kali pemuda manis itu mendesak Jaehyun dengan pertanyaan-pertanyaan nya, membuat Jaehyun merasa tersudut.
Jaehyun menggeram tertahan, Ia mengusak rambut nya kasar. Hingga helaian rambut nya mencuat sana-sini ditambah raut wajah lelah nya, cukup membuat nya terlihat menyedihkan.
"Satya suka sama kamu" ucap nya. Jaehyun memberanikan diri menatap manik cantik di hadapannya, "Jauh sebelum aku deketin kamu"
Tidak ada ekspresi terkejut di kalimat pertama namun kala kalimat selanjutnya terdengar, Winwin mulai menerka-nerka. Otak nya berusaha menyusun kemungkinan-kemungkinan, apa kaitan antara diri nya dengan dua kakak beradik itu?
"Satya punya penyakit jantung, butuh perawatan ekstra sejak kecil. Papa dan mama mulai juga kasih perhatian lebih untuk dia, wajar pada awalnya." Jaehyun beranjak. Duduk menyandar pada tembok, memeluk kedua kaki nya yang tertekuk.
"Makin lama, semua perhatian mereka diambil sama Satya. Aku hanya anak kecil umur 5 tahun yang juga butuh mereka, tapi mereka malah kasih kasih tanggung jawab di pundak kecil itu."
Jaehyun merasakan seseorang ---yang tak lain adalah Winwin--- duduk di sebelahnya.
"Memang kewajiban aku untuk jaga Satya karena aku kakak nya tapi perlakuan mereka buat aku muak. Saat itu Satya di jahili sama teman nya, dia di dorong sampai lutut nya luka. Kamu tau apa yang mereka lakuin saat kami berdua pulang?" Winwin menoleh penasaran, bertemu langsung dengan milik Jaehyun.
"Mereka marahin aku, pukulin aku karena gak becus jaga Satya. Itu terjadi berulang kali. Gak tau sejak kapan, rasa benci mulai tumbuh. Ya, aku benci adik ku sendiri"
Suara Jaehyun mulai memberat dan bergetar, meskipun Ia tertawa pelan tapi Winwin tahu bahwa dia sedang menahan tangis. Pemuda manis itu sendiri tak tahu harus bereaksi seperti apa, Ia sudah sadar ada yang aneh dalam hubungan saudara kedua nya tetapi mengetahui cerita masa kecil Jaehyun membuat diri nya mengiba.
Tentu tak akan Winwin tunjukan.
Jaehyun bukan tipe orang yang suka di kasihani.
"Aku gak sengaja lihat Satya pandangi kamu dari situ aku berniat dekati kamu" Jaehyun menghela nafas panjang, sedikit tak sanggup melanjutkan perkataannya. Takut melihat reaksi yang akan di berikan si manis, mungkin saja setelah ini pandangan Winwin terhadap nya akan berbeda.
Ah, membayangkan nya saja sangat sakit.
"Aku mau dia rasain, gimana rasa nya saat orang yang dia sayangi di rebut. Sosok yang selalu Ia damba gak akan pernah melihat ke arah nya, aku mau Satya ngerasain hal itu."
Setelah kalimat panjang lebar Ia ucapkan, tubuh Jaehyun bergetar. Winwin tertegun.
Jaehyun menangis.
Namun tak ada isakan sama sekali.
Jaehyunnya kesepian.
Tak tahu harus berbicara apa, Winwin lebih memilih mendekap tubuh yang sekarang terlihat kecil. Melingkarkan tangannya di pundak Jaehyun.
Tangannya mengelus-elus bahu si tampan, hingga dirasa Jaehyun sudah agak tenang.
"Nares jangan pernah pergi ya"
Hati Winwin terenyuh. Jaehyun di hadapannya tak berbeda dengan anak berumur 6 tahun dengan binar mata memohon.
"Iya, Sadya"
•
•
•
🎬 TBC 🎬
Sebelum nya aku mau kasih tau kalau ada jaewin shipper yang bikin au di twitter nih! Dan itu milik yoursashimi xixi :D
Yang suka au dan jaewin ---WKWK--- bisa banget di baca!
https://twitter.com/annoyingCheng/status/1401914119171702789?s=19 atau search aja di @annoyingCheng. Kalau nggak, dm aja langsung ke yoursashimi
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh
FanfictionKemarin musuh, gak tau kalau besok. ❗ Warning ❗ -• bxb / yaoi -• local -• harsh words -• gak jelas [ Jaehyun x Winwin ] Start : 19.03.21 Finish : -