⚡Gula Kapas⚡

313 58 42
                                    

Tepat jam 18.45 keduanya sudah siap menuju festival yang diadakan setahun sekali, kedua yang cukup meriah dibanding festival lain.

Benar saja, Winwin memakai pakaian milik Jaehyun ----kecuali dalaman, harus di ingat! Winwin sedikit tak nyaman sebab sejak mereka selesai makan, Jaehyun tak banyak berbicara hanya menjawab seadanya kala Ia bertanya.

"Udah siap?" tanya Jaehyun dari depan.

"Udah"

Suara knalpot motor itu semakin menjauh, hingga Jeno yang mengintip dari jendela kamar tak dapat menangkap keberadaan motor kakaknya yang sudah menjauh.

Di jalan pun tak ada perbicangan, biasanya Jaehyun akan memulai dengan rayuan-rayuan ala Jaehyun. Winwin memilih diam, nanti saja dibicarakan.

oOo

"Mau main atau makan?"

Keduanya telah sampai di festival yang diselenggarakan di lapangan luas, terdapat beraneka makanan dan wahana, jangan lupakan panggung dengan penampilan artis ibu kota.

"Ada feast? Demi apa?" Winwin terlihat sangat antusias saat melihat banner bergambar band kesukaannya.

Jaehyun menoleh, "Iya, tapi mereka perform nya jam 9"

"Kita pulang jam berapa? Jangan cepet-cepet ya, tunggu feast selesai tampil"

Tangan besar Jaehyun mengusak lembut surai kekasihnya, tingkah Winwin tak dapat di tebak. Satu waktu dia bertingkah garang, kasar hingga dipanggil berandalan tapi detik berikut nya si singa betina berubah menjadi anak kucing yang imut.

"Tadi izin nya sampai jam 9 kan?"

Mengingat Winwin yang sangat menolak rencana nya, meminta izin sampai jam 9, itupun jika Jaehyun tak meminta perpanjangan waktu. Tadinya hanya sampai jam 8, tak berasa apapun jika satu jam.

Bibirnya mencebik, "Kamu gak bilang ada feast"

"Kamu gak nanya" balas Jaehyun.

"Gak apa, aku izin satu jam lagi hehe. Pasti di izinin" Winwin memgeluarkan ponsel berlogo apel yang telah digigit, mengetik sesuatu —yang Jaehyun tahu pasti isi nya—.

"Dasar, cari makan yuk. Lapar"

Jaehyun menyelipkan jari ke sela-sela jari Winwin, berjalan mencari makanan yang sekiranya sedap untuk di santap. Sama-sama menenangkan detakan jantung dan pipi mereka yang hangat.

"Ayo. Sadya yang bayar, okay?"

Tubuh Jaehyun mengikuti langkah Winwin, si manis membawa nya ke stand makanan manis.

Gula kapas

"Katanya, gula kapas bisa buat orang bahagia." ujar nya begitu mereka berdua mendapat masing-masing gula kapas.

Winwin berwarna merah muda dan Jaehyun berwarna putih.

"Kata siapa?" tanya Jaehyun. Merasa aneh dengan statement--- siapapun orang yang membuatnya.

"Seseorang yang berharga untuk aku."

Dapat Jaehyun lihat seulas senyuman setelah Ia berucap, si dimple mengalihkan pandangan nya. Ah, kenapa Ia harus merasakan sakit saat senyum itu bukan untuk nya.

Jaehyun benci dengan keraguan nya.

"Sekalipun keadaan kita buruk banget?" tanya Jaehyun dengan pandangan lurus ke depan.

"I don't know. Dia gak bilang apa-apa lagi" jawab Winwin polos. "Mungkin semakin buruk kondisi kita, harus semakin manis makanannya."

Derai tawa Jaehyun begitu keras, tangan yang menganggur di gunakan untuk mengusak surai lembut kekasih nya.

"Nanti diabetes dong" Jaehyun menarik pipi kemerahan itu, menimbulkan erangan dari sang empunya. "Lagian kenapa hidup harus dihiasi masalah"

"Ish sakit tau" Winwin mengelus pipi kanan nya, sebagai bentuk pertanggungjawaban, Jaehyun ikut membantu. "Ya kalau gak ada masalah berarti hidup kita lagi bermasalah"

"Hah?"

"Tau gak kenapa orang-orang bilang bersyukur setiap saat yang artinya di saat kondisi terpuruk sekalipun. Aneh rasa nya harus bersyukur di tengah kehilangan, kesepian, kebencian, atau ketidakadilan." Lidah Winwin mengecap sisa rasa manis dari gula kapas nya.

"Aku belajar kalau hidup kita masih ada masalah berarti Tuhan peduli, Dia lagi proses kita untuk naik level. Justru kalau hidup kita 'mulus' aja, I think hidup kita lagi di masalah yang sebenarnya."

Hening untuk beberapa saat. Hanya ada suara para pengunjung yang berlalu lalang, penjual yang menawarkan dagangan nya serta pembawa acara dengan mic ditangannya mulai membuka acara.

"Udah ah, serius banget obrolan nya." tak disangka gula kapas milik Winwin habis tak bersisa beda dengan punya Jaehyun. "Ayo beli jagung susu keju, roti bakar, ah itu ada ceker. Mauu!"

"Eh eh. Nares tunggu!" teriak Jaehyun saat Winwin berlari menuju salah satu penjual makanan.

"Sadya yang bayar ya!" balas Winwin dengan berteriak, jarak mereka sekitar 7 langkah.

Bahkan mereka mengabaikan tatapan pengunjung lain. Dengan waktu cukup lama, Jaehyun mencium dahi kekasih nya.

"Sebagai bayaran." Jaehyun tersenyum kepada Winwin yang masih dalam mode terkejut. "Nanti aku jajanin semua yang kamu mau"

"Anjing" desis Winwin.

"Heh! Mulut nya juga mau di cium?"

"Gua tonjok beneran ya!"

"Emang berani—"

Bugh!

🎬 TBC 🎬

Isi nya crack-pair semua lah pokoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isi nya crack-pair semua lah pokoknya

Ah iya, satu chapter lagi jam 9-an yaa ehe

Double up 🚀

MusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang