1

712 52 1
                                    

"Apa?!" Suara pekikan wanita terdengar menggema di sebuah ruangan. Wanita dengan nametag bertuliskan 'Seo Joohyun' itu hampir menjatuhkan ponsel yang menempel ditelinganya karena begitu terkejut.

"Maaf sensei kalo begitu. Baik saya akan segera ke sana." Sambil mengucapkan kalimat itu, tangannya bergerak membereskan meja kerjanya. Pikiran wanita yang biasa dipanggil Seohyun itu langsung kalut saat mendengar kabar yang didapat dari orang yang menghubunginya. Tangannya bergerak cepat menyambar tas tangannya dan segera keluar dari ruangannya.

"Ada apa, Hyun? Kenapa terburu-buru?" Yoona, teman Seohyun langsung melemparkan pertanyaan begitu melihat Seohyun berjalan terburu-buru dari ruangannya.

"Jaemin bertengkar lagi di sekolah, eonnie. Temannya sampai pingsan." Seohyun menghela nafas lelah sambil mengelus dadanya. "Anak itu tidak pernah berhenti membuatku khawatir. Aku harus segera kesana." Lanjutnya dengan suara bergetar.

"Kalau begitu biarkan aku ikut Seohyun. Kau sedang panik tidak baik menyetir sendirian." Putus Yoona akhirnya. Seohyun hanya bisa mengangguk mengiyakan.

*****

"Ini terakhir kali eomma mendengar laporan seperti ini, Cho Jaemin!" Seohyun berkacak pinggang menatap putranya yang hanya membuang muka. Tidak habis pikir dengan kelakuan putranya yang masih berusia 5 tahun itu. Hobi sekali berkelahi dengan teman sekelasnya dan membuatnya khawatir setiap saat. Ini sudah panggilan ke-3 di bulan ini. Dan masalahnya masih sama, putranya itu kembali berkelahi dengan teman sekelasnya.

"Jaemin tidak salah. Mereka duluan yang mengganggu Jaemin. Eomma tidak bisa seenaknya memarahiku." Jaemin menjawab dengan ketus.

Seohyun memijat pelan kepalanya. Putranya ini kenapa sangat keras kepala. Seohyun sangat tahu putranya itu bukan anak yang nakal, tapi Jaemin memang gampang emosi dan dengan gampangnya melakukan hal yang menurutnya benar.

"Jaemin tidak bersalah, Aunty Seo. Memang Kenta duluan yang mengganggu Jaemin. Katanya Jaemin anak haram karena tidak punya ayah. Makanya Jaemin langsung memukulnya." Cicit Jeno, anak Yoona, dengan suara pelannya. Yoona terkejut mendengar penjelasan putranya. Ia langsung menatap Seohyun yang ternyata juga sedang menatap lirih putranya.

Seohyun tidak habis pikir. Sebelumnya mereka berkelahi karena berebut mainan. Tapi sekarang... Mereka masih TK tapi sudah berani melemparkan ejekan seperti itu. Pasti mereka mendengar gosip itu dari ibunya.

"Jaemin-ah..." lirih Seohyun sambil menatap nanar putranya. Jaemin hanya mendengus kemudian bergegas melangkah ke mobil diikuti Jeno dibelakangnya.

"Sudahlah, Hyun. Jaemin tidak sepenuhnya salah dalam hal ini. Kau bisa memberitahunya pelan-pelan agar Jaemin mengerti. Hmm?" Yoona berusaha tersenyum menenangkan. "Mari kita pulang."

Seohyun menghembuskan nafas lelahnya dan mengikuti langkah Yoona menuju mobil mereka.

*****

Cklek..
Seohyun membuka pintu kamar Jaemin dengan pelan. Terlihat putranya itu sedang duduk di meja belajarnya dan mengerjakan sesuatu.

"Jaem.. ayo makan dulu. Eomma sudah menyiapkan makan malam." Ajak Seohyun dengan lembut. Jaemin menoleh lambat dan mengangguk sebagai respon untuk ajakan ibunya.


Sepasang ibu dan anak itu makan diselimuti keheningan. Hanya terdengar dentingan sendok dan piring yang saling beradu. Seohyun mengamati putranya yang malam ini menjadi pendiam. Padahal biasanya Jaemin itu sangat cerewet.

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang