Boyfriend?!

6 3 0
                                    

"Kamu kenapa dek?" Tanya penjaga perpustakaan kepada ku.

Aku hanya menggelengkan kepala, pelan.

"Bel sudah bunyi loh. Ayo masuk kelas." Ajak penjaga perpustakaan yang seingatku namanya adalah Pak Jeje.

Aku hanya diam, dan membeku. Tanpa menghiraukan perkataan Pak Jeje barusan.

"Atau kamu sedang sakit? Pulang aja ya. Nanti Bapak yang minta ijin kepada wali kelas mu." Sepertinya, Pak Jeje merasa iba kepadaku. Sehingga dia mengajakku pulang, dan rela mengijinkan ku untuk tidak mengikuti pembelajaran di hari ini.

"Tapi Pak. Saya ngak ada transportasi buat pulang." Aku memang berangkat menggunakan Bus. Tapi kali ini, Bus di jam seperti ini, pasti tidak ada. Jika aku menggunakan Taxi online, sepertinya akan terlalu lama menunggu.

"Itu masalah gampang. Nanti biar Bapak suruh teman sekelas kamu buat ngenterin kamu."

"Tapi Pak-"

"Udah. Jangan banyak tapi. Mending kamu sekarang tunggu di depan gerbang, biar nanti tas dan barang-barang kamu sekalian dibawain teman kamu. Bapak mau mengijin kan kamu dulu."

"Makasih ya Pak."

"Iya, sama-sama. Oh iya, kamu kelas berapa yah?"

"Saya kelas 11 IPS 3 Pak"

Pak Jeje hanya mengangguk singkat. Kemudian pergi berlalu. Aku turun menuruni anak tangga satu persatu. Aku berjalan menuju depan gerbang, seperti apa yang tadi Pak Jeje bilang. Aku menunggu teman yang akan mengantarkan ku pulang didepan gerbang sekolah.

Cukup lama aku menunggu disana.

"Heh. Ayo cepet naik!" Deni berhenti dengan motor besarnya tepat disampingku.

"Hah?!"

"Malah bengong. Cepet naik!"

"Jadi lo, orang yang mau nganterin gue pulang?!"

"Iya. Cepet naik! Mau pulang ngak?!"

Aku menaiki motor besar milik Deni, dan duduk tepat berada di belakangnya. Aku masih ragu dengan pilihanku. Tapi, sudahlah. Lagipula ini bukan hal yang terlalu mengejutkan.

Yang ada di pikiranku kali ini. Kenapa dia yang mengantarkan ku pulang? Kenapa bukan sahabatku? Kenapa bukan orang lain saja? Apa mereka semua sudah tidak perduli lagi padaku?.

Dalam perjalanan. Aku menangis dalam diam. Aku masih tidak habis pikir dengan jalan yang di ambil Bayu.

Ku kira, dia laki-laki yang baik. Laki-laki yang sempurna, laki-laki yang setia. Tapi, ternyata aku salah.

Aku kini sudah sampai di depan rumahku. Dan Deni, dia masih disini.

"Oh jadi ini rumah lo?" Tanyanya. Aku hanya mengangguk malas menanggapi nya.

"Besar juga yah rumah lo. Kapan-kapan gue mampir ya"

PD banget dia. Padahal aku ngak mempersilahkan dia untuk main ke rumah ku.

"Gue cabut dulu ya. Mau balik ke sekolahan"

"Hmm. Makasih ya"

"Iya"

Setelah itu, Deni langsung pergi menghilang dengan motor besarnya.

🌻🌻🌻

Aku membuka pintu rumah dengan perlahan. Berharap semoga Ayah dan Bunda sedang tidak dirumah.

Setelah aku membuka pintu, aku langsung beranjak lari dan pergi menuju kamar.

Love In The Maze [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang