"Ayah, Bunda. Keysa pulang"
Aku berjalan masuk ke dalam rumah dengan muka yang amat kusut. Berjalan menaiki tangga dan pergi masuk ke kamar.
Aku memanggil-manggil Ayah dan Bunda. Tapi, sepertinya mereka sedang tidak di rumah.
Aku berbaring diatas ranjang. Mengacak-acak rambutku dengan frustasi. Hari ini memang hari yang paling membuatku pusing.
Belum hilang pikiran Bayu yang selalu ku rindukan dan ku nantikan kepulangannya. Sekarang aku khawatir, kalo Deni mengadu dengan Bayu tentang Nahdi. Dan mengira bahwa aku memang selingkuh di belakang Bayu.
Aku melihat layar ponsel. Tidak ada panggilan ataupun pesan yang masuk dari Bayu. Apa dia sudah lupa denganku? Atau jangan-jangan. Dia sudah mengetahui kesalah pahaman yang Deni adukan.
🌻🌻🌻
Sudah hampir 3 minggu ini, Bayu tidak ada kabar. Jangankan menelfon, mengirimkan chat saja tidak.
Bayu, kamu dimana sekarang? Gimana keadaanmu? Kenapa kamu ngak pulang-pulang? Aku rindu sama kamu Bay. Apa kamu udah lupa sama aku sekarang?
Pertanyaan itu mencul setiap saat. Aku tidak tau nomer Ibu dan Ayah nya. Jangankan orang tuanya. Rumahnya saja aku belum terlaku paham. Dia belum sempat mengajakku mampir dan berkenalan dengan orang tuanya dulu.
Tak terasa, aku ternyata sudah mulai tertidur pulas. Dengan seragam yang masing melekat di badan, tas yang berada di sampingku, dan handphone yang berada di tangan kanan ku.
"Keysa. Sayang! Bangun nak!" Aku membuka kedua mataku, menatap sosok yang memanggil-manggil kan namaku.
"Ayo ganti baju dulu. Setelah itu kamu bersih-bersih terus turun buat makan. Kamu pasti belum makan kan sayang?" Imbuhnya
Aku menatap sosok itu. Sosok Bunda yang selalu ada dan menemaniku disaat aku sedang merasa sedih ataupun bahagia.
"Bunda" lirihku
"Ada apa sayang?"
"Boleh ngak. Kalo aku minta sesuatu sama Bunda?"
"Apa itu?"
"Bunda temenin aku aja ya. Disini" Bunda yang merasa iba dengan keadaan ku, dia pun mengangguki perkataanku.
Aku memeluk Bunda dengan erat. Dan berusaha menyembunyikan air mataku.
🌻🌻🌻
Aku berangkat sekolah dengan menaiki Bus kali ini. Aku sedang enggan diantar jemput oleh supir. Lagi pula, aku sedang ingin merasakan menjadi orang lain, yang sepertinya tidak mempunyai masalah. Hidup dengan kesederhanaan mereka, dan senyum yang selalu mengembang disaat kondisi apa pun.
Saat aku berada didalam Bus. Aku melihat seseorang yang tidak asing bagiku.
"Nahdi. Kamu naik Bus juga?"
"Eh Cahya. Iya nih"
"Kamu ngak naik motor? Atau mobil?"
"Ahh. Aku setiap hari berangkat dan pulang menggunakan Bus. Lagipula aku tidak mempunyai motor, apalagi mobil." Jawabnya dengan nada yang sedikit gelagapan.
Aku jadi merasa bersalah karna sudah bertanya.
"Maaf ya. "
"Buat apa minta maaf. Ngak papa kok" dia menunjukan senyumnya yang sedikit kaku
"Kamu sendiri. Tumben berangkat naik Bus?" Nahdi
"Aku cuma lagi menikmati pemandangan pagi dengan mengikuti alur jalan Bus."
Nahdi terkekeh pelan mendengar jawabanku.
"Kenapa?"
"Bahasamu itu tinggi banget." Katanya
"Btw, kamu pindahan dari SMAN 1 Bandung kan yah? Kamu berarti termasuk golongan siswa yang pintar dong" aku mengalihkan pembicaraan
"Ya ngak juga sih."
"Kamu pinter pelajaran apa? Ajari aku MTK yaa? Plisss" aku memohon karna sebentar lagi akan ada Ulangan Harian MTK.
"Tapi ngak terlalu jago."
"Ngak mungkin. Ngak percaya aku."
"Nanti, setelah pulang sekolah kamu ke perpus ya. Aku tunggu disana, kita belajar bareng disana aja ya."
"Tap-" belum sempat Nahdi menyelesaikan ucapannya, aku sudah lebih dulu menabraknya.
"Tidak ada penolakan!"
Bus yang kami naiki akhirnya berhenti di halte depan sekolah.
Aku langsung beranjak turun, dan masuk ke sekolah. Tanpa mendengarkan apa yang akan dikatakan Nahdi.
Sesampainya aku didalam kelas, aku melihat Shasha, Soya, dan Alesa sudah berangkat lebih awal.
"Tumben lo pada udah berangkat. Biasanya jam segini masih ngeboo tuh" ledekku kepada Sahabat-sahabat ku itu.
"Iyalah. Kita kan mau nyambut kedatangan tuan putrinya El Raum." Alesa
"Ngapain? Kalian nungguin gue dong? Emang ada apa?"
"Ngak ada apa-apa kok. Lo mau aja dengerin kata-katanya Alesa" aku langsung menatap Alesa dengan mata elangku.
Tak selang beberapa menit, Nahdi sampai di kelas. Diikuti dengan Vano, Iqbal, dan Clara.
"Ehh guys. Nanti pulang sekolah, kita pergi ke caffe yuk! Kita main gitu" ajak Shasha
"Yuk. Udah lama juga kan kita ngak kumpul kaya gitu" Soya
"Gimana Key? Lu ikutkan?" Alesa
"Emm. Maaf ya guys, aku udah ada janji duluan"
"Yahh. Mau kemana lo emang? Jalan sama pacar baru yah?" Ledek Alesa.
"Apaan sih. Ngak lah, gue udah ada janji sama seseorang. Maaf ya gue ngak bisa ikut kali ini. Kalian bisa pergi tanpa gue kok"
"Ngak asik dong Key, kalo lo ngak itu." Shasha
"Iya" Soya
"Maaf ya guys."
"Heh! Cupu! Lo udah tau kabar tentang Bayu belum?" Aku yang mendengar sang pembuat onar menyelipkan kata Bayu, di perkataannya. Aku langsung berbalik ke arahnya, dan menatapnya dengan penuh pertanyaan.
"Bayu udah nikah sekarang. Dia di jodohin sama Ayahnya di luar kota." Mendengar perkataan Deni barusan. Aku benar-benar tidak percaya pada omongannya. Bagaimana bisa dia sudah menikah. Usianya saja belum memenuhi syarat untuk menikah.
"Ngak! Lo bercanda kan?" Tubuhku mulai gemetar. Bibirku terasa berat untuk mengucapkan sebuah kalimat.
"Ngapain gue boongin lo. Tanya aja sama temen-temen lo. Mereka juga udah pada tau tuh." Aku langsung menatap ke arah ketiga sahabatku.
Mereka terlihat merasa menyesal dan menatapku iba.
"Jadi bener, apa yang Deni omongin barusan? Itu bener?!"
"Maaf Key kit-" Shasha
"Kenapa kalian ngak bilang sama gue?!"
"Maaf Key. Kita cuma takut kamu jadi sedih, dan kamu berlarut-larut kaya gini terus."
Aku langsung lari menuju keluar kelas. Bel masuk sedang berbunyi pada saat itu, tapi aku malah pergi keluar kelas, dan berlari menaiki tangga perpustakaan.
Dengan air mata yang mengalir dipipi ku. Aku mulai berhenti saat aku sampai di perpustakaan, berjalan dengan sedikit lebih pelan. Dan duduk di pojok perpustakaan.
Aku menanggis dengan kerasnya. Aku tidak menyangka kalo orang yang selama ini aku percaya, dia malah lebih dulu jadi milik orang lain.
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In The Maze [On Going]
Ficção Adolescente"Aku hanya orang biasa yang tidak pantas untuk di cintai. Aku tidak pantas untuk menjadi milikmu. Karna kamu terlalu sempurna bagiku." "Andai kamu tau isi hatiku. Aku lebih mencintaimu dibanding kan apapun. Semua orang itu salah dengan perkataan me...