Astro dan Leon kalang kabut begitu tak mendapati mobil Leon di halaman rumah. Alhasil dua bersahabat itu berkeliaran di sekitar halaman rumah, jalanan, dan terakhir mencari tiga gadis yang belum sempat mereka tanyai. Astro mengetuk kamar kamar Yasmin dengan brutal, melupakan hasrat cintanya yang begitu besar pada temannya itu.
"Yasmin! Lo liat mobil Leon di depan, nggak?!"
Tak ada sahutan, Astro mengernyit bingung. Leon yang baru saja dari kamar Karin dan Pica datang menghampirinya.
"Gimana, Tro? Karin sama Pica nggak ada di kamarnya. Kebiasaan deh tuh cewek dua, gaib banget kalau udah ngilang." Leon menggeleng tak habis pikir.
"Yasmin juga nggak di kamarnya deh," sahut Astro.
[Tiiiitt ....]
Suara klakson mobil membuat Leon dan Astro berbondong-bondong keluar rumah seperti orang kesetanan. Tampak Karin dan Pica keluar dari mobil Leon dengan diselingi candaan kecil. Astro dan Leon menatap tak percaya.
"Jadi kalian yang bawa mobil gue? Sepagi ini?" tanya Leon tak terima.
"Yasmin sakit. Tadi subuh dia demam tinggi," sahut Karin berjalan melewati mereka berdua.
"Hah? Yasmin sakit?" kaget Astro. Tangannya lekas mencekal Pica yang mau masuk ke rumah.
"Aduh, Astral! Lepasin gue! Gue sama Karin mau cepat kembali ke klinik. Yasmin harus dirawat di sana," kesal Pica. "Rangga yang temenin dia," bisik Pica jahil sebelum melarikan diri. Astro yang mendengar itu mengerang kesal.
"Aiiishh!"
Leon melongo ketika Astro melewatinya dengan langkah kasar. Lalu masuk ke dalam mobil Leon yang belum dikunci oleh pemiliknya.
"Leon! Antar gue ke klinik."
Leon merotasikan matanya malas. Tak ada pilihan lain selain menuruti emosi labil temannya.
Mobil yang dikemudi Leon sampai di depan klinik. Astro langsung keluar dari mobil, lalu berjalan masuk ke dalam klinik dengan gagahnya. Bahkan Leon dianggap makhluk tak kasat mata oleh Astro, seruannya diabaikan.
"Astro!"
"Astro tungguin gue! Jangan buat rusuh di klinik!"
Leon mendesah lelah, lalu melepaskan seltbet. "Gini nih ruginya jatuh cinta. Bikin hati sengasara," gerutu Leon berjalan menyusul Astro.
Astro membuka pintu ruangan Yasmin, setelah menanyakan pada seorang administrasi. Tampaklah sosok yang menjadi tujunya sekarang. Yasmin tengah makan disuapi oleh Rangga. Astro mengembuskan napas berat, lalu berjalan menghampiri mereka. Yasmin cukup terkejut melihat kedatangan Astro yang tiba-tiba.
"Astro, kok lo tau gue di sini? Karin sama Pica ya yang bilang?" tanya Yasmin.
Bukannya menjawab, Astro malah merebut mangkuk bubur dari tangan Rangga. Rangga menatap Astro dengan tatapan tak dapat diartikan.
"Biar gue aja. Pasien lo numpuk di luar," ucap Astro datar.
Rangga dan Yasmin saling melirik tak nyaman, lalu sebuah senyuman terukir di bibir Rangga.
"Oke. Yasmin, aku keluar dulu ya. Nanti aku cek keadaan kamu lagi, apakah bisa pulang hari ini juga atau perlu nginap," ucap Rangga.
"Iya, Rang. Makasih, ya."
Rangga mengangguk, lalu permisi keluar. Astro menatap datar Yasmin yang masih mengamati pintu, di mana Rangga barusan keluar tadi.
"Aaa ...." Astro menyodorkan sesendok bubur ke mulut Yasmin. Tak tanggung-tanggung, suapan besar itu masuk secara paksa ke mulut Yasmin, membuat sempunya melotot sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Urban Misteri POCONG
TerrorKisah horor klasik tentang misteri di balik teror hantu Pocong yang dikaitkan dengan beberapa kematian di sebuah desa di Jawa Barat. Terjadi dengan setting masa kini serta melibatkan konflik emosional, kisah cinta remaja. (Tisa TS)