16. Rindu

1.8K 335 25
                                    

Jisoo berjalan memasuki halaman rumahnya, ia menengok ke belakang dan mendapati Taeyong masih berdiri di balik gerbang sambil memperhatikan ke arahnya. Lelaki itu tersenyum simpul.

"Sana pulang." Cicit Jisoo malu-malu sambil melambai-lambaikan tangannya.

Taeyong mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia kemudian berjalan masuk menuju mobilnya. Membunyikan klakson tanda pamit Taeyong kemudian melesat pergi dan menghilang dari pandangan Jisoo.

Gadis itu lantas berlari kecil masuk ke dalam kamarnya. Jisoo merasakan wajahnya memanas. Ada rasa senang dan rasa bersalah yang bercampur menjadi satu. Ia tahu tidak sepantasnya dia merasa kasmaran di tengah hubungannya dengan Taeyong saat ini, tapi tidak bisa Jisoo pungkiri bahwa ia tidak bisa mengelak dari hasratnya.

Baru saja Jisoo sampai di kamarnya, duduk sendiri di atas tempat tidurnya, rasa itu kembali menggerayangi dadanya. Rasa berdebar dan sesak yang bercampur menjadi satu. Jisoo bertanya-tanya perasaan seperti apa itu. Perasaan dimana kamu merasa gelisah, tidak sabar, dan menggebu-gebu secara bersamaan. Iya, Jisoo baru menyadari bahwa itu adalah rasa rindu. Rasanya ingin bertemu dan melihatnya setiap saat. Rasanya ingin mendengar suaranya setiap saat. Jisoo merindu. Sangat rindu. Tapi Jisoo terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Jisoo menatap layar ponselnya, rasanya ingin sekali untuk menghubungi orang itu lebih dulu, tapi ia ragu. Ia terus berpikir apakah pantas baginya untuk melakukan itu.

Sedetik kemudian sebuah pesan muncul di ponselnya. Sudut bibir Jisoo langsung terangkat.

From : Taeyong
"Aku sudah sampai"

"Sukurlah.."

"Sudah mau tidur?"

"Belum sih.."

"Boleh aku telfon?"

Jisoo melempar hapenya, seketika merasa salah tingkah. Jisoo ingin membalas "boleh" tapi tentu saja gengsinya itu sangat tinggi.

"Nggak boleh ya?"

"Boleh Yong."

Akhirnya Jisoo mengiyakannya juga. Nada dering hapenya pun berbunyi. Tidak langsung mengangkat, Jisoo sedikit berjual mahal dan menunggu selama beberapa detik sebelum mengangkat panggilan dari Taeyong.

"Hallo.." Sapa Jisoo duluan begitu ia angkat.

Terdengar suara kekehan Taeyong dari seberang telepon.

"Kenapa ketawa?" Tanya Jisoo

"Nggak kok. Sorry ya aku telfon malem-malem."

Jisoo mengnggit kuku-kuku jarinya, "Iya nggak apa, Yong."

"Jis.."

"Iya.."

"Besok aku ke luar kota."

Hening.

"Jis?""

"Ohh..iya, Yong."

"Ada dinas mendadak selama 1 minggu"

"Oh gitu.."

"Iya.."

Jisoo merasakan suasana jadi tidak seperti yang di harapkan. Lidahnya jadi kelu, padahal ingin sekali ia merespon Taeyong dengan lebih baik. Namun yang keluar dari mulutnya hanya "Oh" dan "iya".

A Million Path [Taesoo] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang