Barisan papan bunga ucapan selamat memenuhi halaman depan, pita-pita warna warni menjuntai dan spanduk membentang di pintu depan hotel baru yang hari ini akan resmi dibuka.
Para tamu undangan satu persatu datang dan memasuki hotel dengan predikat bintang lima itu.
Gedung pertemuan yang disulap menjadi ruang pesta itu nampak megah dengan berbagai jenis makanan dan minuman yang berjejer. Lampu-lampu mewah menghiasi langit-langit, dan tidak lupa keramik-keramik cantik di setiap penjuru ruangan.
Jisoo berdiri di sudut ruangan sambil memegang segelas minuman bening di tangannya. Matanya mengedar menyapu seisi ruangan. Dress hitam sederhana yang ia kenakan tampak mengkilap di bawah sinar lampu.
"Doyoung di mana sih?" Gerutu Jisoo pelan sambil celingukan mencari keberadaan lelaki itu.
Mereka berdua datang bersama ke acara ini dengan dua undangan yang berbeda. Doyoung datang karena diundang Yuta dan Jisoo datang karena diundang seseorang bernama Minhyun. Namun Doyoung menghilang.
Acara seremonial telah berlangsung. Sekarang para tamu bebas menikamati hidangan sambil menikmati persembahan musik. Beberapa nampak berkumpul untuk minum sambil bersulang. Awalnya Jisoo antusias datang ke sini karena sudah lama dia tidak menghadiri pesta namun sekarang ia menyesal datang ke acara ini karena ia justru merasa kikuk.
Jisoo meletakkan gelasnya di meja lalu berniat pulang. Namun baru saja ia melangkahkan kaki tiba-tiba ia menabrak seseorang. Sesuatu yang dingin tumpah di lengannya.
"Aw!" Seru wanita yang bertabrakan dengan Jisoo. Bibirnya yang merah merona nampak meringis, wine yang ia pegang juga tumpah ke dadanya yang agak terbuka.
"Kalau jalan pakai mata, dong!" Protes wanita itu dengan suara meninggi.
"Ma-maaf." Ucap Jisoo spontan. Ia mengeluarkan selembar tisu dari tasnya lalu menyodorkannya pada wanita ber-dress merah itu. Namun wanita itu malah menepisnya. Jisoo terkejut.
Jisoo dapat merasakan semua mata kini tertuju ke arahnya. Jisoo merasa tidak enak. Wanita di hadapannya masih menggerutu sambil mengusap-usap pakaiannya. Jisoo cuma bisa terdiam malu.
Sebuah uluran tangan tiba-tiba menyodorkan sapu tangan ke hadapannya. Jisoo memandang sapu tangan berwarna navy itu sesaat kemudian ia mendongak dan melihat siapa pemiliknya. Matanya pun sontak membelalak.
"Bajumu juga basah." Ujar orang itu. Tangannya kemudian bergerak mengusap lengan baju Jisoo yang terkena tumpahan minuman, membuat Jisoo tersentak. Jisoo spontan memundurkan dirinya.
"Jisoo!" Sebuah suara tiba-tiba memanggilnya dan berjalan ke arahnya. Jisoo menoleh. Lelaki putih tinggi berjalan ke arahnya dengan pakaian serba putih dan topi tinggi ala chef.
"Minhyun.."
Lelaki itu menghampiri Jisoo, "Ayo ke toilet." Ajaknya, menggiring Jisoo pergi dari sana dan Jisoo pun mengikutinya.
Sementara itu Taeyong hanya bisa memandangi mereka menjauh. Ia meremas sapu tangan di tangannya.
Beberapa menit Jisoo keluar dari toilet. Mihyun yang menunggu di luar tersenyum ke arahnya.
"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya.
Jisoo mengangguk sambil menarik sudut bibirnya.
"Kamu kesini sama siapa?" Tanya Minhyun lagi.
"Sama Doyoung. Tapi dia ngilang." Jawab Jisoo sambil mendengus.
Ia masih merasa sedikit kaget melihat siapa yang ada di hadapannya tadi. Lagi-lagi, Taeyong muncul di depannya, secara kebetulan, membuat Jisoo tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Path [Taesoo] ✔️
RomanceAku pikir bercerai berarti segalanya telah berakhir di antara aku dan dia, namun ternyata tidak semudah itu, ternyata Tuhan telah menyediakan sejuta jalan untuk menyatukan kami berdua... . . A story of Taeyong and Jisoo.. 💞A Million Path💞 #3 on...