_Pebruari, 2018_
Taeyong memasuki rumahnya yang sudah gelap karena semua lampu sudah dimatikan. Ia meraba saklar di tembok lalu menekannya, menyalakan lampu ruang tengah. Taeyong tertegun melihat Jisoo yang duduk meringkuk di sofa dengan mata terpejam. Taeyong menghampirinya.
Hening. Yang terdengar hanya suara dentingan jarum jam yang kini sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat. Taeyong meneliti wajah istrinya yang sebagian ditutupi oleh rambutnya yang tergerai. Taeyong meletakkan tas kerjanya di lantai. Tangannya bergerak hendak menyentuh Jisoo, namun tinggal beberapa centi lagi tangannya terhenti. Terbesit dibenaknya untuk mengendong Jisoo masuk ke kamarnya, namun Taeyong rasa itu akan terlalu canggung untuk mereka. Akhirnya Taeyong memilih untuk mengambil selimut di kamar Jisoo dan membawanya keluar. Taeyong hendak menyelimuti Jisoo yang tertidur, namun tangannya lagi-lagi terhenti. Lagi-lagi ia merasa bahwa tindakannya ini mungkin hanya akan menimbulkan kecanggungan.
Taeyong menghela napas. Ia meletakkan kembali selimut itu di kamar. Taeyong akhirnya memutuskan untuk langsung membangunkan Jisoo dan menyuruhnya tidur di kamar.
"Jis.. Bangun." Bisik Taeyong pelan sambil menggoyangkan bahu Jisoo.
Jisoo menggeliat kecil lalu perlahan membuka matanya,
"eh.. Aku ketiduran." Gumamnya sendiri. Dengan sedikit sempoyongan dia lalu beranjak dari sofa dan menuju kemarnya.
"Kamu udah makan?" tanya Jisoo sebelum ia menutup pintu kamarnya.
"Udah." Jawab Taeyong, lalu Jisoo menutup pintu kamarnya dan melanjutkan tidurnya.
Lagi-lagi Taeyong cuma bisa menghela napas.
Hati kecilnya berharap bahwa Jisoo menunggunya, kemudian bertanya mengapa ia pulang terlambat. Namun Taeyong merasa dia pasti sudah konyol karena berpikir seperti itu.
Malam berikutnya, Taeyong kembali pulang telat. Dia juga sedikit pusing karena meminum beberapa gelas alkohol bersama teman kantornya. Hari ini ada perayaan bersama koleganya yang naik jabatan. Taeyong tidak bisa menolak ajakan mereka untuk bersenang-senang, termasuk minum bersama wanita-wanita klub yang menurut Taeyong tidak menarik sama sekali.
Taeyong membuka pintu rumahnya dan mendapati Jisoo sedang memasak mie di dapur. Taeyong pikir perempuan ini pasti kelaparan di tengah malam.
"Mau mie?" tawar Jisoo ketika Taeyong mendekat ke kulkas untuk mengambil minum.
"Aku udah makan." Jawabnya smbil memegang perutnya.
Jisoo terlihat tertegun. Dia mencium aroma aklhol dan parfum perempuan di badan Taeyong. Taeyong menyadari itu. Otaknya mendorongnya untuk bilang dan menjelaskan pada Jisoo, tapi lagi-lagi keraguannya yang tiada akhir terus saja menghentikkannya.
"Aku tidur duluan." Ucap Taeyong akhirnya lalu berjalan memasuki kamarnya.
Jisoo melanjutkan kegiatannya dan berusaha mengabaikan hal-hal ganjil yang mulai menghampiri kepalanya.
Lagi-lagi, mereka terjerat dalam ketidakjelasan, yang lama-lama berujung pada kesalahpahaman. Hingga akhirnya Taeyong menyadari Jisoo bertambah murung. Raut wajah istrinya tidak pernh bahagia. Dan Taeyong bodoh karena dia tidak tahu bagaiman cara memperbaikinya.
Taeyong menyadari Jisoo mulai sering keluar. Dan seorang temannya melihat Jisoo makan bersama seorang laki-laki yang sejatinya adalah sebatas kenalan Jisoo di sosial media.
Saat itulah Taeyong menyadari bahwa Jisoo tidak baik-baik saja bersamanya. Dan dia sendiri juga tidak baik-baik saja. Apa mereka bahkan pernah benar-benar baik-baik saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Path [Taesoo] ✔️
RomanceAku pikir bercerai berarti segalanya telah berakhir di antara aku dan dia, namun ternyata tidak semudah itu, ternyata Tuhan telah menyediakan sejuta jalan untuk menyatukan kami berdua... . . A story of Taeyong and Jisoo.. 💞A Million Path💞 #3 on...