Regrets : 13 - Almost

1.2K 146 31
                                    

All My Regrets : 13

.

.

.

"Yo, kak Levi?" Sapa Armin.

"Armin?" ekspresi Levi terkejut, "Untuk apa kau mengikutiku?"

Armin berjalan mendekat, "Aku tidak bermaksud, tapi sepertinya kak Levi seperti menyembunyikan sesuatu." Ucapnya.

Levi mendengus, lalu mengalihkan atensinya dari Armin, "Kau tidak berubah, selalu ingin tahu dan cepat sadar kalau ada yang berbeda."

Armin tersenyum menanggapinya, "Aku ingat waktu itu tanpa kak Levi yang menolongku, aku mungkin tidak ada disini sekarang."

"Untuk apa kau membahas itu?" tanya Levi. "Kecelakaan itu sudah lama sekali,"

"Aku tidak tahu harus berterimakasih seperti apa lagi padamu. Berkatmu, aku selamat dari kecelakaan yang merenggut nyawa orang tuaku. Berkatmu juga aku bisa bersekolah sampai sekarang."

Levi terdiam, merasakan hembusan angin yang menerpa rambut hitamnya, "Apa yang kau bicarakan... aku hanya mengasuhmu sampai kau umur dua belas tahun." Levi menoleh pada Armin yang masih berdiri di belakangnya, "Lalu kau memaksa pergi."

Armin terkekeh, mengingat beberapa tahun yang lalu saat masih anak-anak, "Aku tidak mau merepotkanmu jadi aku pergi mencari kerja sambilan. Maafkan aku kak..."

"Yah, tidak apa. Lagipula saat itu aku berangkat ke Shiganshina. Justru aku yang meninggalkanmu sendirian." Levi mendengus geli.

"Aku tahu surat panggilan kerja itu, aku sempat membacanya, jadi sejak saat itu juga aku memutuskan untuk mencari pekerjaan dan memilih untuk tidak ikut denganmu."

"Tapi aku tetap tidak memaafkanmu yang membuat Mikasa menangis karena kau menghilang begitu saja." ucap Levi dengan nada datar dan memberi tatapan kejam pada Armin yang seketika bergidik ngeri.

Armin meneguk ludahnya berat, "Ah, tapi kak Levi baik hati waktu itu meninggalkan nomor telepon jadi aku langsung menghubungi Mikasa. Yah, dia sempat marah padaku sih," jelas Armin diakhiri tawa kecil.

Levi menunduk, tak lagi membalas Armin. Membahas masa lalu justru Levi merasa kesal, waktu semakin cepat berjalan tanpa sadar sekarang usianya sudah tidak muda lagi. Sebagai kepala keluarga, yang dilakukannya hanyalah menjaga adik-adiknya dan mencari uang untuk kelangsungan hidup.

Berkat usaha kerasnya selama ini, Levi akhirnya mendapatkan pekerjaan yang layak dan labih dari cukup untuk membiayai hidupnya. Seorang manajer di perusahaan property yang menjanjikan. Siapa yang tidak ingin seperti dirinya?

Tapi lagi, hidupnya diuji. Dengan adiknya yang saat ini harus dirawat di rumah sakit. Levi sudah kehilangan orang tuanya di saat dirinya masih muda, dan apa selanjutnya dia akan kehilangan adiknya?

Tangan Levi kembali mengepal, berusaha menenangkan dirinya.

Kedua orang beda umur ini pun dilanda keheningan untuk waktu yang lama, dan hanya merasakan malam yang dingin menerpa kulit.

Hingga Armin pun tak bisa menahan rasa penasaran yang terus menghantui pikirannya sejak sore tadi.

"Kak, kau sedang memikirkan sesuatu 'kan?" tanya Armin pada akhirnya. Berharap Levi akan menjawab pertanyaannya.

Levi kembali diam, seperti tak menghiraukan pertanyaan Armin.

Armin kembali membuka mulutnya tapi belum sempat ia berbicara, Levi bersuara, "Apa kau mau mendengarnya?"

All My Regrets (Eren X Mikasa) | EreMikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang