Regrets : 15 - Trust

1.1K 107 46
                                    

All My Regrets : 15

.

.

.

"Kau itu ya, seenaknya saja tiba-tiba datang, dan sekarang tiba-tiba pergi!" ucap Mikasa dengan sedikit penenakan dan jari telunjuknya mengarah ke pemuda pirang yang kini duduk meneguk teh.

Awalnya tidak terjadi apa-apa sampai...

Wajah Mikasa tiba-tiba menggelap, ia berjalan perlahan mendekati sahabatnya, "Armin, kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau pergi? Apa kau tidak tahu, aku selalu merindukanmu?" Mikasa berucap dengan nada sendu, seakan ingin menangis.

"M-mikasa... Apa yang terjadi padamu?" gumam Armin. Armin meraih pundak gadis itu lalu berusaha menenangkannya, dengan suara yang lembut Armin berkata, "Aku harus kembali untuk saat ini... aku akan mengabarimu, kau tidak perlu-"

Mikasa mendongak dan menjulurkan lidahnya dengan ekspresi konyol, lalu berkata, "Wleeee...! Kau pikir aku akan berkata begitu?"

Armin pun memasang raut kesal, ia pun langsung berdiri dan mengambil jaketnya yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Kau kesal ya?" gumam Mikasa yang tertawa.

Armin tidak menjawabnya.

Mikasa sedikit merasa bersalah, lalu meraih tas milik Armin yang hendak dibawanya nanti, "Tidak ada yang ketinggalan?" Tanya Mikasa yang sedang mengecek kembali tas yang berisi beberapa pakaian milik temannya itu.

"Kau sudah mengeceknya berapa kali?" tanya Armin.

"Semalam aku tertidur jadi tidak bisa mengecek lagi," ucap Mikasa terburu-buru, "Sabar, nanti ada yang tertinggal!"

"Mikasa, sudahlah. Kau harus banyak istirahat hari ini, kau ada pengecekan 'kan nanti siang."

Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Mikasa pun segera berdiri, "Iya baik, kakak." Ucap Mikasa dengan nada manja yang membuat Armin mengerling geli. "Ngomong-ngomong, sejak kapan kau jadi tahu jadwal seperti itu?" tanya Mikasa dengan tatapan penuh selidik.

Armin pun menoleh, "Apa? Bukannya wajar kalau aku tahu? Hampir 24 jam aku terus bersamamu setiap hari 'kan?"

Mikasa mengangguk, "Ah, benar juga ya," Mikasa pun membulatkan kedua matanya, "HAH?! Hampir 24 jam bersamamu?! Setiap hari?! Kau ini cabul ya? Cepat pergi!"

Armin pun menyerah, entah iblis apa yang sedang merasuk dalam tubuh sahabat perempuannya itu.

"Tidak usah kau suruh, dasar cewek gorilla!" balas Armin tak mau kalah.

"Apa kau bilang?!"

.

.

.

Hari ini, para member tim basket diizinkan untuk tidak mengikuti pelajaran sekolah untuk latihan tambahan sebelum menuju pertandingan.

Tetapi yang membuat seorang Mike Zacharias kembali marah bukanlah suatu perkara yang biasa.

"EREN!"

Teriak pelatih Mike untuk ketiga kalinya.

Sudah tiga kali Eren melakukan kesalahan.

"Ada apa denganmu hari ini?" Tanya Mike dengan tegas, baru kali ini ia marah karena performa Eren yang menurun.

"Maaf," Eren segera meminta maaf, sambil memegangi kepala untuk memfokuskan diri. "Maaf untuk yang tadi,"

All My Regrets (Eren X Mikasa) | EreMikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang