All My Regrets : 17
.
.
.
"Annie, aku harus pulang," ucap Armin setelah mematikan telponnya.
Annie hanya mengangguk.
Mereka akhirnya pulang dengan keheningan, di dalam mobil, tidak ada sepatah kata pun terucap.
Sesampainya di depan rumah Annie, Armin memeluk Annie sekali lagi, "Aku mencintaimu, Annie." Ia tersenyum.
Gadis itu pun membalasnya, "Aku tahu. Aku juga mencintaimu, Armin."
'Aku tidak mengerti, rasanya aku hanya ingin memeluknya. Aku tidak ingin melepasnya.'
Setelah Annie turun dari mobil, mereka berdua pun berpisah. Sambil melihat mobil hitam Armin yang perlahan menghilang di sudut jalan, Annie merasakan sesuatu yang tidak biasa. Dia senang bisa menghabiskan waktunya bersama Armin, tapi entah mengapa ada perasaan yang mengganggunya.
Annie tahu tentang Mikasa, dan dia juga mengerti hubungan Armin dan Mikasa hanyalah teman masa kecil. Tapi yang mengganggu bukanlah hal itu.
Karena Annie merasa...
Ada sesuatu yang Armin sembunyikan darinya.
.
.
.
.
Weiber Raum Hotel, Marley
Eren membaringkan dirinya ke kasur setelah mandi dengan air hangat. Tengah malam, di kamarnya yang sunyi, cocok untuk menenangkan pikiran.
Tanpa sadar ia menggigit bibirnya, membuat sedikit darah mengalir, rasa asin yang dia rasakan itu membuatnya sadar sejenak. Eren berdecak, "Ck, sakit juga."
Teman-temannya sedang asik menikmati waktu santainya bermain billyard, menonton live music, tapi itu sama sekali tidak membuat Eren tertarik.
Eren ingin segera pulang dari tempat ini. Tapi, dia sendiri sadar, masih dengan janji yang dia ucapkan pada Mikasa, di sana pun tidak ada artinya.
Lagi pula ia baru saja mendapatkan informasi dadakan, kalau tim Shiganshina akan mendapatkan short-training selama 5 hari sebagai reward tambahan dari penyelenggara pertandingannya.
Pemuda brunette itu tidak bisa menahan rasa khawatir dan rindunya pada gadis berambut hitam legam itu.
Dia sedang apa?
Bagaimana perasaannya hari ini?
"Arrrghh!" Gerutunya. Rasanya Eren ingin sekali mengutuk dirinya sendiri. Ia selalu saja membuat keputusan tanpa berpikir panjang, dalam segala hal.
Ceroboh sekali. Pikirnya.
Terkadang penyesalan memang seperti menusuknya di akhir.
Menatap ke luar jendela adalah hobi baru Eren. Yah, setidaknya indahnya pemandangan kota Marley ini sedikit membuatnya tenang.
.
.
.
.
Semua orang sepertinya sibuk sendiri.
Begitulah kata yang cocok untuk mendeskripsikannya. Tak terkecuali kakak Mikasa yang masih berkutat pada pekerjaannya, ia memijat pelipisnya mencoba menenangkan pikirannya sejenak. Sudah tengah malam tapi masih banyak syang harus ia kerjakan saat ini. Mulai dari supply, marketing, ada saja problem yang ia dapatkan dari laporan-laporan bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Regrets (Eren X Mikasa) | EreMika
Romance[MULTICHAP/ONGOING] Shingeki no Kyojin | EreMika Fanfiction Eren tidak biasanya peduli dengan orang lain. Pemuda brunette yang bernama lengkap Eren Yeager ini tidak tertarik untuk berhubungan dengan orang-orang karena menurutnya itu hal yang merepot...