All My Regrets : 19
.
.
.
Mikasa masih mencoba mengerti maksud kakaknya. Pergi dari tempat ini sama sekali tidak terkpikirkan sebelumnya oleh Mikasa. Kepalanya masih terlalu berat untuk menelaah.
"Maksud kakak 'pergi' itu..."
Levi menggenggam kembali tangan Mikasa, "Lupakan, jangan memikirkan itu sekarang. Maaf, aku terlalu senang kau bisa pulih. Jadi mungkin aku mengatakannya secara tidak sadar."
Mikasa hanya mengangguk walaupun sebenarnya dia ragu dengan ucapan Levi baru saja.
"Kakak tidak kerja? Aku baik-baik saja, nanti aku panggil perawat kalau ada apa-apa."
"Aku cuti seminggu." Jawab Levi, ia melanjutkan, "Kau tidak mau kakakmu disini, hm?"
Mikasa terkekeh pelan, "mau sih, tapi aku tidak mau-"
"Sssttt... jangan katakan itu lagi!" Potong Levi bersamaan dengan ujung jari telunjuk yang menutup pelan bibir Mikasa agar dia tidak mengatakan apapun tentang hal yang sama.
Sudah lelah dengan, 'Maaf merepotkan kakak,' atau, 'Aku tidak mau membebanimu kak.'
Cukup.
Levi tidak mau mendengar kata-kata itu lagi.
Mereka hening beberapa saat sebelum akhirnya Mikasa membuka mulut, "Kak, aku ingin tahu orang baik mana yang sudah memberikan jantungnya padaku..."
Kata-kata Mikasa itulah yang sangat Levi hindari, Levi tahu Mikasa pasti akan menayakan itu tapi ia tidak menyangka akan secepat ini.
Pria itu tidak tahu reaksi seperti apa yang akan dia dapat dari Mikasa jika adiknya itu akhirnya tahu siapa orang baik yang telah memberikan jantungnya.
Bagaimana pun juga, suatu saat Mikasa pasti akan tahu.
Hanya saja Levi tidak berharap dalam waktu dekat.
Levi tak berbicara sedikit pun.
"...Kak?"
Panggilan Mikasa membuyarkan lamunan Levi, ia hanya memberikan senyuman tipis dan tidak menjawab.
"Aku mau membeli teh dulu, tidak apa, 'kan?" Levi beranjak, merapikan sedikit selimut Mikasa lalu menambahkan, "hanya sebentar."
Mikasa menghela nafas, entah apa yang kakaknya berusaha tutupi, Mikasa tidak mau membuat Levi merasa terganggu, gadis yang masih terbaring itu pun kembali diam.
Mata hitamnya berputar ke arah meja yang tak jauh darinya, "Padahal teh yang dibeli Armin masih ada." Gumamnya.
Hanya saja Mikasa tidak tahu...
"Hah~ aku kangen teman-temanku, apa kabar ya mereka? Sasha, Connie, Jean..." lirih Mikasa.
Pun dalam hatinya...
'Bagaimana kabarmu, Eren?'
Gadis itu sama sekali tidak lupa dengan orang yang disukainya. Pahit memang, Mikasa sangat merindukan pemuda itu, apakah sama dengan Eren?
'Aku kangen kamu...'
Mikasa berharap perasaannya tidak salah, semoga Eren mendengar isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All My Regrets (Eren X Mikasa) | EreMika
Romance[MULTICHAP/ONGOING] Shingeki no Kyojin | EreMika Fanfiction Eren tidak biasanya peduli dengan orang lain. Pemuda brunette yang bernama lengkap Eren Yeager ini tidak tertarik untuk berhubungan dengan orang-orang karena menurutnya itu hal yang merepot...