Bagian Tiga Belas - KO2

172 15 2
                                    

Selamat pagi untuk kalian yang membaca di pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca di siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca di sore hari
Selamat malam untuk kalian yang membaca di malam hari
















🍁HAPPY READING🍁
















"Pada kenyataannya, berpura-pura untuk terlihat biasa saja sangat sulit meskipun sebenarnya sangat bahagia."


























Lia yang sejak dalam pelajaran mata kuliah terakhirnya sudah tidak bisa tenang karena terus-menerus memikirkan ucapan Rangga di pertemuan yang sebelumnya.

Sejak awal dosen yang mengajarnya masuk, Lia tidak bisa berhenti untuk terus melihat jam yang melingkar di tangannya. Berulang kali Lia mematikan dan menghidupkan ponselnya hanya untuk memastikan jam yang ada di tangannya tidak salah.

Terlalu bersemangat. Mungkin dua kalimat itu sudah cukup untuk menggambarkan keadaan yang sedang dialami oleh Lia.

Siapapun pasti akan seperti itu ketika orang yang sudah sangat lama kamu cintai mengajak bertemu, meskipun belum tentu akan berlanjut dengan pergi menghabiskan waktu berduaan. Tapi sepertinya dengan hanya bertemu itu sudah lebih dari cukup.

"Oke, untuk hari ini cukup sampai disini. Sampai ketemu lagi," ucap dosen yang mengajar di kelas Lia.

Perkataan yang dinanti-nanti oleh Lia akhirnya keluar dari mulut dosennya. Dengan cepat Lia langsung membereskan buku-bukunya, saking terburu-burunya Lia sampai asal memasukan apapun yang ada di mejanya ke dalam tasnya.

Lia menghampiri Karin dan Amel yang duduk di seberang tempatnya duduk. "Emmm ... Mel, Rin, gue balik duluan ya. Gue ada urusan," ucap Lia berbohong.

Kebohongan yang diucapkan Lia itu tentu saja berpengaruh untuk Karin yang memang belum lama mengenal Lia. Tapi, sama sekali tidak bisa membohongi Amel yang sudah tahu luar dalamnya Lia.

"Ohh... Iya gapapa, Li," balas Karin tanpa tahu yang diucapkan Lia itu sebuah kebohongan.

Lia sendiri juga sadar kalau dia tidak bisa membohongi Amel dengan mudah. Jadi, Lia hanya mengirim kode isyarat menggunakan matanya.

Amel langsung paham dengan maksud Lia ketika dia melihat mata Lia. "Rin, lo duluan aja ke kantin. Gue mau ke toilet dulu," ujar Amel untuk mengalihkan perhatian Karin.

"Ohh, oke. Bye, Li, hati-hati dijalan ya lo."

Karin langsung meninggalkan kedua temannya yang saat itu sengaja membohonginya.

Selepas kepergian Karin, Amel langsung meminta penjelasan dari Lia tentang apa yang sedang Lia sembunyikan.

"Jadi?" Amel melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Duh, Mel... Jelasinnya nanti aja, ya? Gue bener-bener gak ada waktu sekarang. Please ngertiin gue," mohon Lia sambil menangkupkan kedua tangannya.

Amel memalingkan pandangannya ke arah lain. "Ya udah, tapi janji ya?"

"Iya, iya. Bye, love you!" Lia langsung berlari keluar dari kelasnya.

Lia berlari melewati mahasiswa lain sambil sesekali melihat jam tangannya. Saking tidak inginnya Lia membuat Rangga menunggu, sampai rela berlarian dari ruang kelasnya sampai ke parkiran yang jaraknya lumayan jauh.

"Duh, jam setengah tiga nih. Gue telat gak ya?" gumam Lia.

Oke, sabar, kaum yang suka ngaret jangan menghujat Lia.

Ketua Osis 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang