Bagian Duapuluh Dua - KO2

107 12 0
                                    

Selamat pagi untuk kalian yang membaca di pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca di siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca di sore hari
Selamat malam untuk kalian yang membaca di malam hari






































🍁HAPPY READING🍁



































"Tidak semua hal yang di bercanda kan oleh seseorang yang humoris harus kalian anggap sebagai sebuah candaan."






































Seperti biasa, saat sedang istirahat Lia dan teman-temannya menghabiskan waktu di kantin. Mulai dari mengerjakan tugas-tugas, membeli makan dan minum, sampai seseorang diantara mereka memulai acara utama yaitu gosip. Sesuatu yang sepertinya sudah tidak diragukan lagi keberadaannya di dalam kumpulan para wanita.

Lia masih bisa bertenang diri karena desas-desus kedekatan dirinya dengan Farid belum ada yang tahu, terutama pada teman-temannya yang lemes ini.

Tapi, Lia masih memiliki rasa khawatir yang sangat besar terhadap gosip tentang dirinya yang tidak lama lagi akan segera menyebar. Sebetulnya Lia tidak masalah sama sekali dengan gosipnya, Lia hanya takut pada kelompok "Pecinta Farid Dalam Diam" yang sudah berdiri sejak Farid masuk tim basket.

Lia bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya jika gosip kedekatan dirinya dengan Farid mulai meledak. Membayangkannya saja sudah cukup membuat tubuh Lia merinding.

"Lo kenapa, Li, dari tadi diem-diem aja?" ucap Karin.

"Tau lo, yang lain pada ngobrol juga. Udah kayak anak introvert aja, gak cocok banget sama lo," timpal Amel, kalau masalah menjelekkan Lia dia adalah orang terdepan dari yang paling depan.

"Yehh, emang kenapa gak cocok?" balas Lia.

"Gak cocok lah! Mana ada seorang introvert galau-in mantan selama dua tahun."

Nah, kan, mulut anak itu benar-benar gak bisa dijaga.

Sontak, Amel langsung cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan. Sedangkan Lia langsung memelototi Amel dengan penuh rasa kesal.

Karin dan Desi yang baru tahu akan hal yang tadi disebut oleh Amel, mereka berdua langsung memandangi Lia seakan sedang meminta penjelasan dari Lia.

"Jangan dengerin orang macem Amel ... sukanya bikin hoax dia mah," ucap Lia seadanya.

Karin dan Desi berbalik memandang ke arah Amel.

"Y-ya... Tapi, kan, emang orang introvert itu kayak susah punya temen nah sekalinya dia punya temen pasti bakal dia jaga banget. Waktu temennya itu hilang selama dua tahun, pasti dia galau banget," jelas Amel yang diakhiri dengan senyuman yang dia paksakan.

"Betul sih apa kata Amel," balas Karin menyetujui perkataan Amel. Amel langsung menghembuskan nafasnya lega.

Meski begitu, Amel masih mendapatkan tatapan sinis dari seorang Lia. Sorot mata Lia masih mengisyaratkan peperangan belum berakhir diantara mereka berdua.

Ketua Osis 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang