Selamat pagi untuk kalian yang membaca di pagi hari
Selamat siang untuk kalian yang membaca di siang hari
Selamat sore untuk kalian yang membaca di sore hari
Selamat malam untuk kalian yang membaca di malam hari🍁HAPPY READING🍁
Hari ini, hari di mana pesta ulang tahun Farid berlangsung. Lia sudah rapih dan tampil cantik dengan dress warna merahnya. Sebenarnya, Lia khawatir apa yang ia kenakan tidak sesuai dengan pestanya. Oleh karena itu, Lia sedang menunggu Amel yang akan datang sesaat lagi di rumahnya. Selain untuk meminta pendapat sahabat terbaiknya itu, Lia juga berniat untuk berangkat ke tempat pesta bersama.
Lia memilih untuk tidak datang daripada harus datang ke pesta seorang diri. Meskipun orang-orang yang di undang ke pesta tersebut merupakan teman-teman kampusnya juga, Lia tetap tidak bisa jika harus berangkat sendiri.
Pintu rumahnya tiba-tiba terbuka, Lia sudah menduga yang datang adalah Amel. Hanya orang itu yang berani masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
"Lama banget, lo!" cibir Lia.
"Masih untung gue mau ke rumah lo! Lo gak tau, make up gue ini masih belum maksimal. Gue harus tampil cetar membahana biar semua orang sadar dengan kecantikan gue," ujar Amel ambil mengibaskan rambut.
Lia hanya melongo sambil menatap lekat wajah Amel. Dengan make up setebal dosanya itu, dia masih bilang bahwa itu belum maksimal. Jika saja ada air di dekatnya pada saat itu, Lia bersumpah akan langsung menyiramkan air itu ke wajah Amel.
"Mending lo bersihin tuh muka, kek badut gitu lo masih bilang belum maksimal."
"Badut, badut, sembarangan lo kalo ngomong."
Lia tertawa, "emang betul. Hapus aja, jijik gue liatnya. Nanti yang ada lo malah di ledekin."
"Parah banget lo. Gue udah dandan dua jam masih lo bilang kayak badut," keluh Amel.
"Udah dengerin omongan gue, gak usah ngeyel! Gue tunggu di kamar."
Lia meninggalkan Amel yang masih memikirkan perkataan Lia. Pada akhirnya, Amel juga melakukan apa yang dikatakan oleh Lia, bagaimanapun juga saran dari Lia adalah yang utama baginya.
"Nah, lo hapus juga, kan?" ucap Lia sambil sedikit tertawa.
Amel hanya terdiam.
"Oh, ya. Menurut lo, gimana?" tanya Lia sambil memperlihatkan dress yang ia pakai.
"Bagus. Tapi, gak ada warna lain?"
"Ada nih," jawab Lia sambil menunjukkan dress dengan warna yang lain.
"Siapa yang beli sih? Kok gak ada yang bagus gini."
"Yehh... Gue bilangin ke Ibu gue baru tau rasa."
"Oh, he he he...."
"Jadi, harus pakai yang mana?" tanya Lia lagi.
"Ya... karena gak ada yang bagus lagi, udah pakai yang lo sekarang pakai aja."
"Yakin lo?" tanya Lia sekali lagi untuk memastikan.
"Iya! Kenapa sih kayaknya peduli banget sama penampilan lo? Biasanya juga lo pakai kaos doang ... Oh, lupa gue. Mau ke pestanya ayang, ya?" ucap Amel dengan maksud menggoda Lia.
"Apaan sih?!" balas Lia kesal. Meski kesal, pipinya yang merona merah tidak bisa ditutupi.
"Cie... cie...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis 2
Fiksi RemajaSeri ke-2 dari Ketua Osis❤️ Disarankan untuk membaca bagian pertama lebih dulu agar tidak bingung❗❗❗ Jangan lupa vote, kritik dan saran, share juga yaaa Jangan lupa follow author okeew