CDLM 2🌈

157 23 37
                                    


Assalamualaikum, mungkin ini telat, tapi kan apa salahnya minta maaf, jadi minal aidzin wal faizin ya🙏
Budayakan votment ya gais🤗
Happy reading 💙
.
.
.
.
.

Tiga cowok yang berjalan melewati koridor kelas XI sedang menuju kantin. Banyak kakak kelas yang terpesona dengan ketampanan mereka yang diatas rata-rata. Kondisi kantin yang ramai, membuat mereka bertiga seketika bingung ingin membeli apa.

“Yaudah, gue yang pesenin. Kalian cari tempat duduknya, gimana?” tawar Raihan yang  dibalas anggukan Vino dan Husain. Laki-laki itu pun pergi menuju stand penjual siomay.

“Buk, siomay nya tiga,” ucap Raihan bersamaan dengan gadis di sebelahnya. Mereka saling menoleh satu sama lain.

“Masya Allah, gantengnya,” ucap cewek itu dalam hati.

“Berapa, Neng?” tanya penjual siomay, memutuskan dua pasang mata yang saling menatap.

“Eh, em ... tiga Buk, siomaynya pedes, ya,” ucap gadis itu yang dibalas anggukan penjual siomay.

°°°

“Eh, tadi aku ketemu cowok ganteng banget, Masya Allah,” puji Alda, menceritakan seorang lelaki yang tak sengaja ia temui tadi.

“Siapa? Anak kelas mana?” tanya Zahwa kepo.

“Kurang tau, sih” Alda beralih memakan siomaynya.

“Ra, ini kan udah satu semester, nih. Kok, lo gak ngenalin ke kita kalau lo punya sepupu yang sekolah di sini juga?” tanya Zahwa.

“Oh, yang Mas Iyan kemarin? Itu, kan, yang jadi pemimpin upacara minggu kemarin,” jelas Ara dengan santai.

“Raihan?” tanya Zahwa.

“Heem, Raihan itu, kalau di rumah, sama ummanya dipanggil Mas Iyan.”

Alda  yang sedari tadi fokus pada makanannya, langsung kaget. “Dia, 'kan, yang tadi ketemu sama aku di kantin,” gumam Alda dalam hati.

°°°

“Assalamualaikum, Ma, Raihan pulang” Lelaki bertubuh besar dan tinggi itu memasuki rumahnya, mencari keberadaan sang umma. Ia mendapati umma-nya yang sedang berkutat di dapur dan menyalaminya.

“Mandi dulu, Han, baru makan,” perintah ummanya. Pasalnya Raihan langsung menduduki kursi di meja makan dan langsung mencicipi makanan yang tersedia di sana.

“Iya, iya.” Raihan membuka kancing bajunya, bertepatan dengan kedatangan kakak perempuannya.
“Raihan! Buka baju tuh di kamar!” teriak Dhisa--kakaknya, sambil menutupi matanya.

“Apa, sih? Orang pakai kaos, kok!” Kakaknya menurunkan tangannya, melihat adiknya yang masih mengenakan kaos hitam polos. Selesai mengganti pakaiannya, Raihan makan di meja makan bersama umma, abi, dan kakaknya.

“Bi, lihat deh, Raihan muncul jerawat satu,” ujar gadis berlesung pipi itu menggoda sang adik, sambil menyenggolnya dengan siku.

“Kamu punya pacar, Han?” tanya Fahri-abinya.

“Nggak, Bi,” tolak Raihan cepat.

CUKUP DI LAUHULMAHFUZ(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang